Part 3 | Ada yang Lain

289 48 0
                                    

Yuna's pov

Keesokan harinya, aku masih menaruh cappuccino di loker milik Seokmin. Kegiatan ini sekarang menjadi hal yang rutin kulakukan. Walau aku tahu dia sampai sekarang masih tidak mau mencicipinya, tapi aku cukup senang. Setidaknya sticky note yang sengaja aku tinggalkan selalu disimpan olehnya.

***

Author's pov

Saat ini Seokmin sedang asyik memikirkan pesan-pesan yang ada di sticky note milik Yuna. Ia bahkan berpikir keras siapa yang memiliki inisial nama 'cyn' itu.

"Hei, jika kau penasaran, maka cepat buat strategi dong!"

"Ck! Apa maksudmu?"

"Aku tahu kau sungguh penasaran kan?"

"Tidak. Sama sekali tidak."

"Iya juga sih. Kalau kau memang benar-benar penasaran, kau pasti langsung meminum cappuccino itu dan mencari tahu siapa di balik semua ini."

"Ck! Sampai kapanpun, aku tidak akan mau meminumnya."

"Memang ada apa dengan cappuccino itu?"

"Ada ra–"

"Racun? Yang benar saja! Lihat hingga detik ini, aku tak merasakan apa-apa, malah aku semakin sehat dan bertenaga."

Mingyu kambuh lagi, pikir Seokmin. Hingga pada akhirnya, lelaki tersebut memutuskan keluar kelas. Tak lupa ia menenteng tas punggungnya.

"Hei, mau ke mana?"

"Ruang OSIS," jawab Seokmin singkat, padat, dan jelas.

"Ck! OSIS mulu yang dipikirkan, tapi penggemar rahasianya tidak dipikirkan."

"Kim Mingyu!"

Suara cempreng ala Eunha menyambut pendengaran Mingyu.

"Ups! Aku lupa kalau ada rapat OSIS," gumam Mingyu.

Langsung saja ia secepat kilat menghampiri ketua OSIS yang tidak lain bernama Eunha.

"Hehe.. ketua kau semakin hari semakin imut saja. Jangan marah ya.."

"Hei, aku sudah cantik dan imut sejak dulu. Jadi, cepat kau pergi ke ruang OSIS sekarang juga."

"Iya, siap, Bos. Laksanakan!"

"Hehe.." suara tawa ini bukan milik Eunha karena ketika ia sedang serius tidak ada suara ketawa yang terlontar darinya.

"Wah, ada Yuna rupanya. Sayang banget, Seokmin sudah ke ruang OSIS. Duh, kasihan ketinggalan ya?"

Kalian pasti berpikir dari mana Mingyu bisa mengetahui rahasia Yuna ini? Awalnya Mingyu hanya menebak-nebak saja hingga pada akhirnya Yuna merasa salting dan hal inilah awal dari Yuna malas bertemu dengan Mingyu.

"Kata siapa sih aku cari Seokmin? Aku hanya menemani Eunha saja kok."

"Ya ampun, Yuna. Aku tahu kau pasti stress karena Seokmin sudah–"

"Hei, cepat pergi sana! Kau mau aku seret?" hardik Eunha sengaja memotong pembicaraan Mingyu.

"Tidak mau!"

Dengan langkah seribu, Mingyu langsung pergi ke ruang OSIS.

"Sudah apa maksudnya?"

"Jangan terlalu dipikirkan! Sekarang, kau mau menungguku atau..?"

"Ya, aku akan menunggumu di perpustakaan saja."

"Baiklah. Aku pergi dulu."

"Hmm.."

Setelah ditinggal Eunha, Yuna langsung pergi menuju ke perpustakaan. Ia memang sudah terbiasa menunggu sahabatnya itu sampai selesai rapat di sini, karena ia tidak mau pulang sendiri tanpa ada teman.

***

Hari sudah sore, saatnya anggota OSIS untuk pulang mengakhiri rapat hari itu. Yuna yang seakan tahu bahwa Eunha sudah selesai, memilih berdiri menunggunya di depan ruang OSIS.

"Eunha!"

Eunha yang pada saat itu hendak berjalan keluar beriringan dengan Mingyu merasa kaget. Ia pikir ini bukan saatnya yang tepat untuk Yuna bertemu dengan Seokmin di sini.

"Hei, kenapa kau menungguku di sini?!"

"Tak apa, aku bosan di perpustakaan terus," jawab Yuna menyakinkan bahwa ia tak apa menunggu Eunha di sana. Namun, bukan itu maksud Eunha. Ia melirik Mingyu, berharap lelaki tersebut dapat menolongnya kali ini. Sayang sekali, Seokmin terlanjur muncul dengan seorang gadis lain yang ia gandeng tangannya.

Mereka berjalan sambil tertawa satu sama lain. Terlihat serasi di mata Yuna. Eunha sadar akan arah pandang Yuna, ia hanya merasa iba. Begitu juga Mingyu yang biasanya paling gencar menggoda Yuna, hanya bisa bungkam dan merasa kasihan karena cinta temannya ini telah bertepuk sebelah tangan.

"Yuna.." panggil Eunha dengan lirih.

"Sejak kapan?"

"Satu bulan yang lalu," jelas Mingyu kemudian.

"..."

Tidak ada jawaban apapun dari Yuna, hingga membuat Eunha semakin merasa bersalah.

"Maaf," sesal Eunha.

"Tidak, ini juga bukan salahmu kok. Ayo, kita pulang," ucap Yuna sambil menahan air matanya.

Aku pikir aku terlalu cepat datang kepadamu. Namun, tanyata aku salah

Apa mungkin aku telah terlambat ya? I'm sorry, so good bye, Seokmin.–cyn


=TBC=


Rahasia Secangkir Kopi | Dokyeom SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang