Aku pikir aku terlalu cepat datang kepadamu. Namun, ternyata aku salah.
Apa mungkin aku telah terlambat ya? I'm sorry, so good bye Seokmin.–cyn
Seokmin's pov
Hari ini ia kembali mengirimkanku sesuatu. Namun, bukan cappuccino yang biasa aku terima darinya melainkan americano. Selain itu ada yang berbeda dengan pesan yang ia tinggalkan. Firasatku mengatakan bahwa setelah ini, ia tidak akan lagi mengirimkan hal semacam ini.
***
Mingyu's pov
"Hei, kau berangkat sendiri tanpa memberitahuku?" ucapku datang-datang langsung menegur Seokmin yang terlihat merenung di tempat duduknya.
"Maaf, tadi Kei menelponku."
"Oh."
Aku sedikit tidak suka jika Seokmin membahas pacarnya itu. Bukan karena aku tidak suka pada Kei. Hanya saja, Seokmin sering kali lupa denganku jika dia sedang bersama dengan gadis itu.
Apalagi setelah kejadian kemarin sore, aku jadi tambah malas dengannya. Tunggu, apa itu? Apa itu americano? Tidak seperti biasanya Yuna menaruh americano di loker milik Seokmin.
Mungkin kalian pasti kaget, mengapa aku bisa tahu ini. Sebenarnya, aku sudah menduga sejak awal. Bahkan ketika cappuccino pertama pemberian Yuna dulu, aku sengaja memancing Seokmin untuk menerima pemberian gadis itu.
Dari inisialnya saja aku sudah seratus persen yakin kalau itu adalah Choi Yuna. Hebatkan aku? Jelas, aku rasa kalian harus mengidolakanku layaknya Conan mulai sekarang.
Baiklah kembali lagi ke cappuccino atau americano. Aku melirik ke isi pesan yang ditinggalkan Yuna. Loh? Dia mau menyerah begitu saja. Payah!
Oke, aku punya ide bagus. Choi Yuna kali kau harus berterimakasih kepadaku kali ini.
"Hei, Seokmin. Apa kali ini ia tidak menaruh cappuccino?"
"Ya, sepertinya begitu."
"Apa aku boleh mengambil itu juga?"
"Ambil saja."
Setelah aku berhasil mengambil americano dari tangan Seokmin, aku langsung beranjak keluar kelas dan cepat-cepat menuju mesin penjual minuman kaleng. Di sana aku sengaja membeli 2 botol cola. Satu botol untukku dan satu botol untuk Seokmin. Namun, isi dari cola untuk Seokmin sengaja kubuang dan menggantinya dengan americano buatan Yuna.
Selanjutnya, aku kembali ke kelas dan menaruh jebakan 'cola' itu di atas meja Seokmin. Ia mulai heran dan bertanya-tanya.
"Tidak seperti biasanya kau membelikanku cola?"
"Ambil saja, anggap sebagai pengganti minuman tadi."
Setelah itu, terlihat Seokmin tidak menunjukkan akan bertanya kembali. Dengan santainya ia membuka tutup botol cola itu. Ck! Bahkan ia tidak sadar bahwa segel cola tersebut sudah terbuka. Dasar tidak peka!
"Hmpt! Hei, ini bukan cola!" ucapnya tidak santai.
"Memang bukan," balasku polos.
"Ck!"
"Bagaimana? Enak kan? Terbukti semua minuman pemberiannya entah itu cappuccino atau americano sama sekali tidak beracun."
"Diamlah."
"Huh.. kalau suka bilang saja. Jangan memasang muka kagum, tetapi terus mengelak begitu. Kau sungguh tidak pandai berakting," gerutuku.
***
Seokmin's pov
Dasar Mingyu! Aku terkena jebakannya, tapi entah mengapa aku suka ya. Rasa americano buatannya sangat enak. Itu americano bagaimana dengan cappuccino? Sadarlah Lee Seokmin, kau sudah punya Kei.
Eh, tapi ada banyak pertanyaan yang saat ini melintas di kelapaku. Seperti, mengapa ia tidak menaruh cappuccino lagi? Apa ia tahu kalau aku akan bosan dengan minuman satu itu? Atau ia tahu aku tidak pernah mencicipinya? Satu lagi yang paling membuatku penasaran, bagaimana rupa dari si pengirim ini?
***
Author's pov
Sama seperti yang terjadi di kelas Seokmin, Yuna juga sudah siap untuk menerima pelajaran. Bahkan ia sudah duduk tenang di kursinya. Tidak lama kemudian, Eunha juga datang menghampiri Yuna.
"Hei! Kau berangkat pagi sekali?"
"Ya. Aku ada urusan tadi."
"Hm? Urusan?"
"Iya seperti biasa."
"Kau masih melanjutkannya?" tanya Eunha sambil duduk di kursinya lalu menghadap Yuna. Sepertinya ia mulai penasaran dengan cerita Yuna karena mengingat gadis itu yang kemarin terlihat rapuh dan kecewa kepada orang yang sedang mereka bicarakan kali ini.
"Ya, tapi ini untuk terakhir kalinya."
"Maksudmu?"
"Aku memutuskan untuk menyerah saja. Kau tahu kan? Kei itu cantik dan idaman semua cowok di sekolah ini."
"Aduh. Walaupun secantik apa pun Kei, kau tetap cantik kok. Aku yakin kamu pantas bersaing dengannya."
"Sudahlah, Eunha. Aku tak mau bersaing dengan siapapun."
"Baiklah. Itu juga kemauanmu. Aku hanya bisa apa. Lalu, apa tadi kau meninggalkan pesan lagi di cappuccinonya?"
"Tidak. Kali ini, aku tidak membuat cappuccino."
"Loh, kenapa? Apa kau kehabisan bahannya?"
Plak!
"Hei! Kenapa kau memukulku?"
"Memang aku pernah kehabisan bahan? Aku bahkan selalu mengantisipasi agar hal itu tidak sampai terjadi."
"Iya, aku tahu kalau kau selalu siaga."
"Kali ini aku memang sengaja mengganti dengan americano, karena kopi jenis itu sepertinya lebih mewakili rasa sakit hatiku. Pahit dan hitam pekat."
"Aneh-aneh saja, kau itu."
=TBC=
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Secangkir Kopi | Dokyeom Seventeen
FanfictionMain Cast : Lee Seokmin (Dokyeom Seventeen) Choi Yuna (Yuju GFriend) Ini sebuah cerita di mana seorang Choi Yuna yang dipertemukan kembali dengan cinta pertamanya di SMA. Bersetting utama di sebuah cafe yang dikelola Yuna sendiri. Akankah Seokmin me...