Part 8 - Crazy Side

338 31 16
                                    

Jangan lupa vote and comment

Part 8

"Naaa...namanya."







"Udiiiinnnn udinnn namamu norak tapi terkenal."

"Apaan sih Jose Alex, gak usah nyanyi bisa - bisa gempa nanti," protes Marc saat mendengar suara cempreng dari Jose dan Alex.

Ya, Jose dan Alex tengah menyanyikan lagu Udin sedunia yang membuat pit Repsol Honda berguncang saking cetarnya suara mereka. Entah karena ingin menyelamatkan Lily dari pertanyaan Marc atau karena memang sudah seperti ini sejak lahir.

"Suaraku dan Josekan menggelegar siapa tau ada yang mau rekrut kita jadi penyanyi kayak Justin Bieber," bela Alex.

"Benar itu, dan kita akan memberi nama grub kita Duo anak ayam," ucap Jose bangga.

"Duo anak ayam, gak setuju jelek amat, mentang mentang situ suka sama anak ayam yang di semir merah kuning hijau, mending duo anak ratu ular," kata Alex sambil menggerak-gerakkan tubuhnya seperti ular.

"Wah nih anak kebanyakan nonton film Nagin nih mangkanya jadi sarap."

Di sisi lain Alex menyenggol bahu Lily seolah mengisyaratkan agar dia cepat cepat pergi dari sini.

"Marc, aku pergi dulu," pamit Lily dan langsung nyelonong pergi dari hadapan Marc.

"Loh Ly, Lily...tuhkan Lily pergi, dasar kalian berdua ini," protes Marc pada Jose dan Alex.

Berniat menyusul Lily namun lengan Marc di cegah oleh Alex dan Jose.

"Jangan tinggalakan aku ~~~
ku mohon kepadamu~~~."

Alex dan Jose lagi lagi menyanyikan lagu yang bahkan Marc tidak tau lagu apa itu.

"Duh gusti, singkirkanlah setan dalam diri adik dan sahabat hamba," ucap Marc yang sangat frustasi dengan kelakuan gila Alex dan Jose.

---

Lily memperlambat langkahnya saat dia merasa sudah jauh dari pit Repsol Honda. Namun tiba-tiba ada yang menariknya dari samping.

"Ryan, kau ada di sini," teriak Lily tak percaya.

"Hi honey, long time not see," ucap Ryan.

Mereka berdua berpelukan dan cipika cipiki melepas rasa rindu yang sudah lama terpendam.

"Waaahhh sudah 2 tahun lamanya kita tidak bertemu, akhirnya bertemu lagi disini," kata Ryan dengan hebohnya.

"Ah sudahlah, ayo kita ke hotel mungkin Marie sudah ada di sana."

"Eyy kau fikir Marie akan langsung pergi ke hotel, tidak. Dia sekarang ada di club aku sudah bertemu denganya tadi," ucap Ryan malas sambil mengibaskan tanganya seperti kipas kipas.

"Heol, ternyata kau masih ngondek."

***

"Kapan kau akan ke California untuk menggunjunginya ?" tanya Ryan yang kini sudah ada di kamar hotel tempat Marie dan Lily menginap.

"Entahlah dia selalu melarangku untuk pergi menemuinya, dia bilang semua urusan yang ada di california biar dia yang mengurusnya," ucap Lily sedih.

"Mungkin dia tidak ingin kau memikirkan hal hal yang lain,dia hanya ingin kau fokus dengan karirmu di Spanyol," kata Ryan mencoba memberi alasan yang jelas pada Lily yang sudah mulai sedih sekarang.

"Aku hanya merindukanya," ucap Lily.

Lily yang notabene adalah orang sangat sensitif mengenai orang orang yang dia sayangi langsung menagis di pelukan Ryan. Namun tak lama...

Gubrak

"LILY !!!"

teriak Marc yang datang dengan menggunakan celana jens pendek dan baju pull and bear miliknya.

"Apakah dia laki laki yang membuatmu menangis itu ?" Tanya Marc penuh emosi.

Marc datang penuh emosi. Ryan yang ketakutan langsung bersembunyi di bawah kasur namun Marc dengan mudah menemunkanya dan langsung berlari mengejar Ryan. Awalnya Lily ingin menjelaskannya namun Marc tidak menggubrisnya. Lalu terjadilah kejar kejaran antara Marc dan Ryan.

"STOOOP !!!," teriak Lily " kalian ini kejar-kejaran kayak Tom and Jerry aja," teriak Lily marah.

"Dia yang salah," teriak Marc dan Ryan bersamaan saling menunjuk.

Marc dan Ryan bertatapan seolah ingin memakan satu sama lain.

"Sudah cukup, Marc dia Ryan sahabatku bukan laki laki yang aku maksud," ucap Lily menjelaskan siapa Ryan sebenarnya.

Marc terdiam lalu menatap Ryan intens dari ujung kaki sampai unjung rambut.

"Tadi aku lihat kau keluar dari mobil dengan wajah sembab seperti habis menangis," kata Marc membela diri.

"Kkau melihatnya tadi ?" tanya Lily gelagapan.

"Ya begitulah...ah pokoknya jangan menangis lagi karena aku akan menghajar siapa saja yang membuatmu bersedih," ucap Marc sepolos bayi.

"Dasar anakan alien, kamu juga kenapa tiba tiba datang padahal gak di undang, udah kayak jelangkung aja," kata Lily sambil melirik Marc tajam.

Marc duduk di hadapan Lily dengan wajah polos tanpa dosa. Tak lama kemudian Ryan duduk di samping Marc. Lily menatap Marc dengan tatapan intens sedangkan Ryan menatap Marc dengan tatapan yang sulit di artikan.

Marc risih saat di tatap Ryan seperti itu memutuskan untuk duduk di sebelah Lily.

"Aappakah tteeman mu itu..."

"Banci California," ucap Lily sambil menatap Marc dengan senyuman yang seolah olah di paksa.

"Bbenarkah itu ?" Tanya Marc gugup.

Bukan hanya gugup tapi juga takut saat Ryan menatapnya dengan tatapan memangsa.

"Iya Ma-"

"Aku pergi Ly," teriak Marc lalu lari terbirit-birit.

Selepas kepergian Marc, Lily hanya bisa tertawa melihat tingkah aneh Marc.

"Haduh Cynnn gak setara sama gelarnya, masa lihat banci aja kayak lihat setan," teriak Ryan melihat kepergian Marc.

"Hush ngomong apa sih," gumam Lily.

"Tuh orang udah kayak jailangkung aja, tiba tiba datang gak ada yang jemput pulang juga gitu gak ada yang antar,tapi tidak apa-apa sih yang penting ganteng " kata Ryan sambil mengerlingkan mata.

Lily menatap horor Ryan," Jangan lakukan itu, dia milikku."

STUPIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang