Part 17
"Kau yang seharusnya pergi dari kehidupanku."
Suara itu.
Aku menoleh kebelakang memastikan bahwa pemilik suara itu adalah.
"Marc," gumamku. Benar saja dia ada disini, tepat di belakangku.
Dari sini aku dapat melihat tatapanya yang memerah tanda ia sedang marah, bukan pada Sara tapi padaku.
Sara berjalan kearah Marc sambil memegangi pipinya akibat tamaparanku tadi.
"Maaf Marc, sebaiknya aku pergi," kata Sara. Cih...dasar ular dia sangat pandai berakting.
"Bukan kau yang seharusnya pergi dari sini, tapi dia," kata marc sambil menatap ke arahku.
Apa apaan ini,"kau sudah salah paham Marc,"terangku.
"Apa maksudmu salah paham, aku sudah tau semuanya. Tidak perlu aku berpura pura lagi Ly, kini aku sudah tau wajah aslimu," bentak Marc.
Ibarat kaca yang di lempar batu. Hatiku hancur berkeping keping kendengar kalimat yang terlontar dari bibir Marc. Lagi lagi air mata menetes di pipiku. Entah sudah berapa liter air mata kuteteskan pada seorang laki laki bernama Marc Marquez.
"Awalnya aku kira kau berbeda dengan yang lain, kau membuatku nyaman saat aku bercerita tentang kisahku begitu juga sebaliknya tapi bodohnya aku bisa langsung percaya dengan orang baru sepertimu," kata Marc penuh kekecewaan.
Ingin aku mengklarifikasi soal masalah ini dan menjelaskan yang sebenarnya, tapi entah kenapa lidahku keluh tak mampu berbicara pikiranku kacau tak mampu berfikir dengan jernih.
"Pergi dan jangan kembali lagi Ly. Aku mulai muak melihat wajahmu !" usir Marc.
Baiklah ini sudah saatnya bagiku untuk pergi. Saat tubuhku sejajar dengan Marc,"Jangan mencariku saat aku tau kebenaranya Marc !"
Entah kenapa kata kata itu keluar dari mulutku. Namun dengan segera aku pergi dari tempat itu. Aku terus berlari dan berlari sampai aku menemukan taxi.
Pulang kerumah, itu tujuanku sekarang. Sepanjang jalan yang bisa aku lakukan hanyalah menangis dan menangis merutuki kebodohanku. Kalau tau jadinya akan seperti ini, seharusnya aku tidak pernah memulai kisah cinta ini sejak awal.
Sesampainya di hotel aku memutuskan untuk merapikan barang barangku dan memutuskan untuk kembali ke Barcelona. Bodohnya aku jauh jauh dari Barcelona ke Valencia hanya untuk mendapatkan semua ini.
"Kau yang seharusnya pergi dari kehidupanku."
Kalimat itu lagi lagi terngiang di telingaku. Hatiku sangat sakit ketika mengingatnya.
"Hallo Candor, pesankan aku tiket pesawat sekarang juga aku akan kembali ke Barcelona dan tiket pesawat untuk keesokan harinya. Aku akan kembali ke Amerika," tintahku pada Candor. Jika kalian belum tau siapa Candor, dia adalah tangan kanan mendiang ayahku Paul Walker.
Aku harus pergi, dan takkan pernah kembali lagi di kehidupan Marc.
Aku menuju resepsionis untuk chek out hotel. Saat keluar dari hotel kulihat Candor yang sudah siap dengan mobil Mercedes hitam, sudah seperti gangster saja.
"Hai Candor," sapaku mencoba untuk tersenyum.
"Ms Lily, silahkan," kata Candor mempersilahkan aku masuk ke mobil.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam. Begitu juga dengan Candor, mungkin dia tau kalau aku sedang tidak ingin mengatakan apa apa. Sesampainya di Bandara aku langsung mengikuti kemana arah Candor berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID
FanfictionApa jadinya jika kamu di mintai pertolongan oleh orang yang kamu cintai ? terlebih di mintai pertolongan agar dia bisa kembali rujuk dengan kekasihnya Itulah yang di rasakan Lily Walker yang harus membantu pembalap motogp Marc Marquez agar bisa ruj...