Part 18 - Wake Up

251 23 0
                                    

Part 18

kubuka mataku secara perlahan. kulihat ada Alex, Orang tuaku, Paman, Bibi, Kakek dan Jose disini. Aku mengedipkan mataku berulangkali mencoba terbiasa dengan cahaya matahari.

"Apa yang kau lihat Marc ?" tanya dokter.

"Kalian semua, termasuk kau dokter," kataku sambil tersenyum.

Semua orang disini tersenyum. Satu persatu mereka mulai memelukku. Aku benar benar mendapatkan banyak cinta kasih dari mereka.

Namun...
Ada seseorang yang tak tampak batang hidungnya disini.

"Lily ada dimana ?" dengan polosnya aku bertanya seperti itu setelah aku melukai hatinya. Bodoh kau Marc mungkin dia sudah tak sudi lagi menemui laki laki brengsek sepertimu. Tapi bagaimanapun juga ada banyak hal yang perlu aku bicarakan dengannya.

Bukannya menjawab pertanyaanku semua orang disini hanya diam dan saling bertukar pandang. Ada apa ini ?

"Emm Marc, sebaiknya kau istirahat terlebih dahulu," kata Alex sambil membenahi tempat tidurku.

"Tidak Lex, aku baik baik saja yang aku butuhkan sekarang adalah bertemu dengan Lily, ada yang harus aku jelaskan padanya."

Ya, aku tak mau menunggu lebih lama lagi. Aku harus bertemu dengan Lily dan menjelaskan semuanya agar masalah ini tak berbuntut panjang.

"Besok saja Marc !" Kata Alex.

"Marc,  kalau kau mau bertemu dengan Lily besok setelah kau baik baik saja dan pulang dari rumah sakit oke," kata ibuku sambil mengusap rambutku.

Aku mengangguk dan tersenyum," aku baik baik saja Mom, aku akan istirahat dan sembuh dengan cepat," janjiku.

"Nah bagaimana mata barumu Marc ?" tanya dokter yang masih ada di ruangan ini.

"Cukup nyaman, dan aku sangat berterima kasih dengan orang yang mendonorkan matanya untukku," kataku lalu tersenyum.

Aku yakin orang yang mau mendonorkan organnya untuk orang lain termasuk diriku adalah orang yang baik. Aku akan selalu berdoa untuk kebaikanya.

"Dan kabar baiknya kau bisa pulang lusa Marc, tapi jangan lupa untuk check up setiap minggunya," kata Dokter.

"Secepat itu dok ?" tanya ibuku.

"Yah, Marc pulih dengan cepat ditambah tidak ada keluhaan, jadi jika tidak ada kendala Marc bisa pulang lusa."

Lagi lagi dokter itu memastikan bahwa aku bisa pulang lusa.

"Kalau begitu saya permisi," kata dokter pamit pergi.

***

Hari mulai larut aku dan ruang inapku sudah mulai sepi. Aku memang menyuruh ibu, ayah, paman, bibi semua yang datang kesini tadi pagi kecuali Alex dan Jose untuk kembali ke rumah dan menunggu kepulanganku besok lusa.

"Marc apakah ada yang salah denganmu saat kecelakaan itu terjadi ?" tanya Jose penasaran. Memang semua orang belum tau penyebab aku tidak fokus saat latihan kemarin.

"Aku terlalu bodoh Jose, aku tidak menggunakan fikiranku saat latihan kemarin melainkan nafsu. Hari itu aku melakukan kesalahan aku terlalu percaya dengan omongan Sara dan-"

"Kau sudah tau ?" tanya Alex memotong pembicaraanku. Dia menatapku seolah aku tengah mengada ada.

"Kau juga sudah tau ?" tanyaku balik.

"Argh itu cerita lama Marc, kemana saja kau selama ini ? Aku sudah memperingatkanmu berulang kali tapi hasilnya nihil," kata Alex acuh.

Oh tuhan kau benar benar menutup mata dan telingaku selama ini, "aku tau semuanya bahwa Sara ada hubungan dengan Mack, aku juga baru sadar bahwa dia sama sekali tidak mencintaiku, aku benar benar menyesal tidak mempercayai kata kata kalian."

"Siapa yang memberitahumu ?" Tanya Jose.

"Marie," gumamku. Aku teringat kembali bagaimana Marie memarahiku saat itu.

"Semua ini terjadi karena kau mengaggap Sara bukan sebagai Sara tapi sebagai Adriana, Marc ! Ini sudah 12 tahun Marc mau sampai kapan kau terbayang bayang oleh sosok Adriana," protes Alex.

Tidak, aku tidak bisa melupakan Adriana. Bahkan kata kata terakhir yang dia ucapkan masih terngiang di telingaku seolah baru kemarin terjadi.

"Sudahlah Marc, sebaiknya kau istirahat ini sudah Malam," saran Jose.

Ah benar apa kata Jose ini sudah larut malam. Tunggu ini sudah larut malam dan aku belum mengabari Lily sama sekali, begitu juga sebaliknya.

"Lex, mana handphoneku ?" tanyaku pada Alex.

"Ini," kata Alex menyodorkan hpku.

Segera aku menelfon Lily. Tak lama terdengar suara seorang wanita yang mengatakan bahwa nomor yang di tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Sial, ada banyak hal yang harus aku bicarakan denganya.

"Kau menelfon siapa Marc ?" tanya Jose yang sudah bersiap diri untuk tidur.

"Lily," jawabku singkat.

"LILY ?" tanya Alex dan Jose bersamaan mengagetkanku.

"Ada apa dengan kalian ?" tanyaku yang mulai merasa aneh dengan mereka ketika aku mulai berbicara soal Lily.

"Ehhmm besok pagi akan aku ceritakan semuanya sekarang sebaiknya kita tidur, " kata Alex gelagapan.

"Iya kita akan menceritakan semuanya padamu tapi besok pagi," kata Jose.

Baiklah sebaiknya aku tidur terlebih dahulu malam ini dan besok aku akan mendengarkan cerita dari Alex dan Jose.

Aku akan menunggunya.

***

Kupejamkan mata erat erat saat cahaya matahari mengenai kelopak mataku. Sudah pagi ternyata. Kulihat Alex dan Jose yang masih berada di alam bawah sadar mereka. Sebaiknya aku mandi, sejak kemarin aku belum mandi.

Aku bergegas ke kamar mandi sambil membawa infuse yang masih melekat dengan manisnya di tanganku. Aku benar benar benci dengan infuse.

Susah payah kulepas pakaianku. Lagi lagi ini semua karena infusku. Akhirnya bisa juga meski pada akhirnya pakaian pasienku menggantung di sebelah infusku.

Ahh segarnya saat air mengalir mulai dari atas kepala hingga kakiku, kecuali tangan kiriku. Ingin rasanya bermain air dan berlama lama disini. Tapi tidak, aku tidak boleh berlama lama di kamar mandi seperti yang selalu ibuku ajarkan saat kecil.

"JOSE BANGUN MARC MENGHILANG," teriak adikku Alex. Oh tuhan kenapa adikku begitu bodoh. Apa dia tidak dengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

"TELFON POLISI LEX," teriak Jose tak kalah bodohnya dengan Alex. Aku terkekeh sendiri mendengarnya. Kenapa aku di kelilingi orang cerdas tapi bodoh seperti ini. Tapi tungu aku juga bodoh sih apalagi dalam hal cinta.

Ku selesaikan acara mandiku. Kubuka pintu kamar mandi perlahan.

"MARC," teriak Jose dan Alex.

Aku menatap mereka dengan wajah tanpa dosaku," Kalian ini sejak bangun sampai sekarang kerjaanya teriak teriak terus," portesku.

"Kau habis dari mana ?"tanya Alex.

"Mandilah masa ngojek," jawabku.

"Syukurlah kau tak jadi hilang," gumam Jose.

Aku terkekeh mendengarnya,"lagi pula siapa yang mau menculikku Jose," kataku sambil mengaca melihat rupaku sendiri.

Ahhh tampannya, batinku

"Oh iya Lex, Jose, kau berhutang cerita padaku," kataku mengingatkan Alex dan Jose agar tidak lupa dengan perkataanya semalam.

"Aku mandi dulu Marc," kata Alex dan bergegas ke kamar mandi.

"Aku ikut Lex," kata Jose lalu mengikuti Alex.

Satu kata untuk mereka, ANEH.




TBC

Maapken kalau banyak Typo dan rada geje, tapi yah tolonglah tinggalkan jejak kalian lewat vote atau komen

STUPIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang