Part 2 - Tell Me Your Troubles and Doubt

592 50 18
                                    

Part 2 - Tell Me Your Troubles and Doubt

Lily dan Marie sekarang sedang berada di restoran cukup mewah. Marie mengajak Lily ke restoran ini karena Marc sendiri yang memintanya untuk datang tadi. Namun Lily merasa risih duduk disini. Bukan karena dia duduk diantara para umbrella girl tapi karena di hadapanya ada seorang laki laki tak dikenal yang sedari tadi memperhatikannya.

"Maaf nona aku belum pernah melihatmu sebelumnya," kata laki laki yang sedari tadi memandang Lily.

"Dia memang bukan umbrella girl Lex tapi dia sahabatku," kata Marie sambil merangkul Lily.

"Oh begitu...perkenalkan namaku Alex Marquez," kata laki laki yang bernama Alex itu sambil menyodorkan tanganya.

"Lily Walker," kata Lily sambil menjabat tangan Alex.

"Dia adiknya Marc," bisik Marie.

Lily hanya ber- Oh ria mendengar penuturan Marie.

"Ngomong ngomong Marc dimana sih biasanya dia yang datang duluan," kata marie sambil celingukan mencari Marc.

Lily juga celingukan mencari keberadaan Marc namun masih tidak terlihat batang hidung laki laki itu. Sudah setengah jam sejak kehadiran Lily disini namun Marc tak kunjung datang.

Suasana restoran semakin ramai mereka menyanyi menari dengan bahagia namun Lily rasa ada sesuatu yang kurang. Maka dari itu Lily memutuskan keluar untuk menghirup udara segar.

"Aku keluar dulu, aku ingin menghirup udara segar," pamit Lily pada Marie dan di jawab anggukan oleh Marie.

Lily keluar untuk menghirup udara malam yang segar dan dingin. Matanya memandang ke segala arah melihat betapa indahnya Jerman dari atas.

"Sudah aku bilang aku gak mau datang ke tempat ini," Suara bentakan seorang wanita membuat mata Lily memandang ke asal suara.

"Tapi kenapa?"

"Seharusnya malam ini aku ada kumpul kumpul sama teman teman Victoria Secert."

Disana terlihat seorang wanita yang Lily ingat bernama Sara. Sara terlihat tengah marah dengan laki laki di hadapanya. Lily memang tak bisa melihat siapa laki laki yang tengah dimarahi oleh Sara karena laki laki itu memunggungi Lily namun Lily masih bisa melihat bahwa laki laki itu tengah membujuk Sara.

"Aku pergi !" bentak Sara.

Sara pergi dari laki laki yang masih berusaha mencegahnya untuk pergi. Lily yang melihat hal itu hanya bisa diam mematung tak berbuat apa apa. Laki laki itu duduk di tangga sambil memijit keningnya. Lily berusaha mendekati laki laki itu mungkin dia bisa sedikit membantunya. Perlahan namun pasti kakinya melangahkah berharap laki laki itu tidak menyadarinya namun Laki laki itu merasa seperti ada yang mendekatinya lalu menoleh. Mata mereka bertemu sama sama ada ekspresi terkejut di raut wajah mereka berdua.

"Marc."

"Gadis Lipstick," kata mereka berdua bersamaan.

"Hey," kata Lily sambil duduk di samping Marc.

"Kau melihatnya?"

"Ehem...aku tidak sengaja melihatnya tadi aku minta maaf, tapi aku janji aku tidak akan meberitau siapapun," kata Lily sambil mengacungkan carinya berbentuk V. Ia takut bagaimana jika Marc marah atau bagaimana padanya.

"Tidak perlu merasa takut seperti itu," kata Marc.

"Siapa tau kau akan membunuhku jika aku tau rahasiamu, seperti dalam film film pembunuhan," celoteh Lily.

"Hey aku bukan orang yang seperti itu," protes Marc yang tidak terima dengan ocehan Lily.

"Siapa tau," gumam Lily.

"Tapi ngomong ngomong kedua ginjalmu masih sehat kan ?"

"HIA ! MARC jangan menakutiku," teriak Lily sambil menyilangkan kedua tanganya pada bagian perut.

"Hahahahahah...aku hanya bercanda," tawa Marc.

"Kau bahagia ?" Tanya Lily

Tawa Marc terhenti, tatapan matanya beralih ke Lily.

Sendu...

Itulah yang terlihat

"Kau tertawa Marc tapi kenapa aku merasa kau menahan kesedihan," mendengar apa yang dikatakan Lily barusan Marc menoleh.

"Hey, katakan masalahmu padaku mungkin aku bisa membantu," kata Lily sambil mengusap pundak Marc. Marc tersenyum

"Dia pacarku."

Deg

Senyum yang terukir di wajah cantik Lily kini mulai pudar. Rasanya dunia ini runtuh ketika mendengar apa yang diucapkan Marc barusan.

"Namanya Sara kita baru berpacaran 2 bulan yang lalu, dia wanita yang cantik juga baik. Sejak awal aku sudah mencintainya memang pada awalnya dia tidak mencintaiku tapi entah kenapa malam itu dia menerimaku menjadi pacarnya. Aku sangat bahagia saat dia mau jadi pacarku tapi setelah beberapa minggu menjalin hubungan denganya entah kenapa aku tidak merasakan bahwa hubungan kita seperti sebuah hubungan. Dia sering marah marah hanya untuk hal yang kecil tapi aku bisa maklumi dia marah karena aku tidak ada waktu yang cukup untuknya"

Marc bersandar di pundak Lily. Lilypun menangis mendegar penuturan Marc barusan. Lily bisa merasakan kesedihan dalam diri Marc bagaimana sakitnya hal itu. Ingin rasanya Lily memeluk Marc dan mengatakan 'ada aku disini' namun itu adalah hal yang mustahil bagi Lily mengingat baru hari ini ia bertemu dengan Marc.

"Hei kenapa malah kau yang menangis?" tanya Marc sambil tertawa, Lily terdiam menatap laki laki dihadapanya itu.

"Kau baik baik saja?" Tanya Lily.

"Aku baik bahkan lebih baik setelah menceritakan masalahku padamu," kata Marc terus terang,"hari ini adalah hari pertama aku bertemu denganmu dan aku menceritakan masalahku padamu padahal aku bukan tipe orang yang langsung akrab dengan orang yang baruku kenal." Kata Marc sambil mencubit pipi Lily.

"Marc sakit tau," kata Lily sambil melepaskan tangan Marc dari pipinya.

"Kau sudah meringankan bebanku."

"Dengar aku sudah menceritakan tentang hidupku bagaimana denganmu?" tanya Marc mulai serius.

"Tidak ada yang special,aku lahir di California dan besar di Barcelona," Marc mengerutkan keningnya mendengar penuturan Lily barusan.

"Lalu di Jerman?"

"Aku hanya mengikuti Marie bekerja di tambah aku ingin refresing dari kesibukanku di Barcelona," kata Lily sambil memandang langit jerman yang kini dihiasi banyaknya bintang. Marc menatap lekat lekat wanita di sampingnya itu.

"Kau mau membantuku?" tanya Marc

"Membantumu, memang membantu apa?"

"Menyatukan hubunganku dengan Sara !"

STUPIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang