Part 16 - Backbiter

225 19 6
                                    

Part 16

Lily memandang kearah TV yang tengah menayangkan film kesukaannya di akhir tahun, Home Alone.

"Ly, dimana susu coklatku ?" teriak Emely dari dapur.

"Disana," kata Lily yang masih fokus dengan filmnya.

"DIMANA ?" teriak Emely lebih keras.

"Ya di tempatnya," kata lily lagi.

Yah inilah Lily kalau sudah fokus dengan film tidak ada boleh mengganggunya. Emely keluar dari dapur menuju ke tempat lily dengan wajah horornya.

"Dasar adik durhaka, kenapa kau tidak mati bayi saja," celetuk Emely lalu menjitak Lily dari belakang.

"Akh."

Lily meringis kesakitan lalu menatap kakaknya sinis,"apa yang kamu lakukan itu jahat," kata Lily mendramatisir.

"Yang aku lakukan dengan apa yang Marc lakukan lebih jahat mana ?" tanya Emely.

"lupakan," kata Lily dan kembali fokus dengan filmnya.

"Ayolah Ly, kenapa kau memendamnya sendiri. Aku tau kau sedih karena Marc dan Sara telah bertunangan," kata Emely mencoba merayu adiknya agar mau menceritakan kesedihanya. Bukan apa apa hanya saja dia tidak ingin adiknya itu memendam kesedihan itu sendiri.

"Bukan itu Em, kalau aku sedih dan menjadi seperti ini karena karena itu, sudah sejak dulu aku menolak tawaranya," kata Lily mencoba menjelaskan perasaanya saat ini.

Alis Emely beradu tak mengerti maksud Lily,"lalu apa yang kau sesali sampai kau seperti ini ?"

"Because I lost my first love again."

Mata Emely terbelalak tak percaya. Lidahnya kelu tak mampu berucap. Jantungnya berdetak tak karuan.

Wherever you go, whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes or how my heart breaks
I will be right here waiting for you

Suara Handphone Lily memecahkan keheningan di antara mereka.

Nomor tidak dikenal terpampang disana.

"Aktifkan speaker hpmu Ly, siapa tau teroris," kata Emely.

Lily mengagguk,"halo, ini siapa ya ?" kata Lily dengan nada sedikit takut.

"Halo ini Lily kan, benarkan? Akhirnya kau menjawab telfonku, kemana saja kau ?" cerocos orang yang menelfonnya.

"Marc ?" tanya Lily memastikan bahwa pemilik suara itu adalah Marc Marquez.

"Bukan tapi Alien," kata Marc.

"Ada apa Marc ?" tanya Lily.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu Ly,kenapa kau tak membalas Whatsappku atau LINEku, kau tidak membalas SMSku, kau tidak mengangkat telfon dariku," protes Marc seperti emak emak yang mengkhawatirkan anak perawanya saat keluar malam.

Lily hanya diam tak bisa menjawab pertanyaan Marc. Tiga hari ini dia memang tidak membaca pasan yang Marc kirim begitu juga dengan telfonnya. Perasaanya tengah kalut.

"Lily, kau masih disana ?" tanya Marc yang tak lagi mendapat jawaban dari Lily.

"Ehmm itu hanya saja aku Ehmmm..."

"Lily sakit Marc," teriak Emely

"Apa sakit ?" kata Marc. Jelas dia dengar karena teriakan Emely yang mampu mengguncangkan dunia.

Seketika Lily langsung memutuskan sambungan talfonya dengan Marc.

"Kau gila," pekik Lily.

Sedangkan Emely hanya cengar cengir seperti orang gila.

***

Dan disinilah Lily sekarang, di hospitality tim Repsol Honda. Dia berada disini karena Marc yang merengek seperti anak kecil karena Lily yang tidak memberinya semangat di hari pertama tes pramusim.

"Ini," kata Marc menyodorkan orange juice.

Lily tersenyum,"Terima kasih," ucapnya.

"Aku hampir saja memanggil doraemon saat mendengar kalau kau sakit," kata Marc ketus.

Lagi lagi Lily tersenyum dibuatnya,"kau bisa saja Marc," kata Lily.

"Hey sayang," panggil Sara. Sudah jelas dia melihat Marc dan Lily sedang berbincang bincang dan bergabung dengan mereka.

"Love," kata Marc girang tak menyangka Sara kemari.

"Kenapa kau ada disini ? dan bersama denganya ?" tanya Sara. Dari nada suaranya terlihat ketidak sukaanya dengan kehadiran Lily.

Merasa kehadiranya tidak disukai oleh Sara Lily memutuskan untuk pergi,"aku pergi," pamitnya.

Namun tangan Marc mencegah Lily untuk pergi,"kau mau kemana ?" tanya Marc.

"Keliling sirkuit," jawab Lily singkat dan lansung meninggalkan sepasang kekasih yang tengah berbahagia itu.

"Kenapa aku selalu berdua denganya Marc ?" tanya Sara tak suka.

Marc menghela nafas dalam dalam,"Dia sahabatku."

"Marc, tidak ada persahabatan antar laki laki dan peremuan jika tidak ada perasaan diantara mereka, tidak ada satupun," protes Sara.

Marc tertawa mendengar protesan kekasihya itu,"jadi maksudmu aku suka pada Lily begitu ? itu tidak mungkin," kata Marc berusaha meyakinkan Sara. Dan mungkin juga dirinya sendiri.

"Bagaimana kalau sebaliknya ?" tanya Sara membalikkan keadaan.

"Tidak, Lily mencintai laki laki lain. Dan itu bukan aku," gumam Marc.

"Terserah !" kata Sara dingin dan pergi begitu saja meninggalkan Marc.

Drrttt drrrttt

Getaran hp diatas meja itu mampu membuyarkan lamunan Marc. Ia mengambil hpnya. Namun ketika melihat hpnya tidak ada panggilan masuk, seketika matanya beralih ke hp iphone bercase pink.

'Ini milik Sara,' batinnya.

"TG ?" tanya Marc pada dirirnya sendiri setelah melihat nama yang tertera disana.

Bukan apa apa hanya saja kenapa namanya di singkat ditambah ada emoticon heart.

***

Mata Lily memanas setelah melihat pemandangan di hadapanya.

"Dasar jalang," gerutu Lily.

Bagaimana tidak memanas, dengan mata kepalanya sendiri dia melihat Sara yang tengah bercumbu dengan Maverick Vinales. Salah satu lawan Marc dalam ajang motogp.

Dengan santainya Sara mengabaikan Lily lalu pergi begitu saja.

Melihat itu Lily bertambah marah dan lari mengejar Sara. Tanganya menjabak rambut hitam milik Sara," kau mau kemana hah ?" Bentak Lily.

Tangan Lily di singkirkan secara paksa oleh tangan kekar Mack.

"Pergi dan tutup mulutmu, atau hal yang buruk akan terjadi padamu bahkan Marc," ancam Mack.

"Mack, pergilah biar aku yang urus dia," kata Sara.

Mack pergi meninggalkan mereka berdua.

"Benar kata Mack, pergi dan tutup mulutmu," kata Sara setengah mengancam.

"Katakan padaku kenapa kau lakukan ini, kenapa kau menerima Marc pada hari itu ? Kenapa ?" Tanya Lily sedikit membentak.

"Awalnya aku juga tidak mau tapi apa salahnya manjadi mata mata di tim repsol honda," kata Sara sinis.

'PLAK'

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Sara.

"Pengkhianat," kata Lily penuh penuh kebencian.

Sara meringis kesakitan sambil memegangi pipinya yang habis di tampar Lily.

"Apa yang kau inginkan dariku Ly ?" Tanya Sara tiba tiba.

"Apa yang aku inginkan tanyamu ? Cukup pergi dari kehidupan Marc, jangan pernah muncul lagi dan jangan pernah menyentuh Ma-"

"Kau yang seharusnya pergi dari kehidupanku."

STUPIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang