Part 11 - Flower, Ice and Necklace

307 30 8
                                    

"Sebenarnya..."

"Apa ly ?" tanya Marc.

"Aku ingin jalan jalan dari pada makan."

***

Marc menuruti keinginan Lily dan disinilah mereka, La Rambla. Susana jalanan ini memang ramai namun tidak seramai pada hari hari biasanya. Marc merangkul Lily mesra seolah mereka ada sepasang kekasih yang tengah menikmati hari-hari bahagia mereka.

"Lily lihatlah," kata Marc sambil menunjuk kearah toko bunga, "Ada banyak bunga Lily disana, ayo !" ajak Marc.

Mereka berdua memasuki toko bunga yang menjual bermacam macam jenis bunga disana.

"Kau suka bunga Lily yang mana ?" Tanya Marc.

"Yang putih, aku suka yang warna putih," ucap Lily sambil mencium harumnya bunga Lily putih di hadapanya.

"Kenapa kau menyukai yang warna putih, bukan yang merah aku lebih suka yang merah," gerutu Marc.

"Itu karena kau suka warna merah Marc," ucap lily dengan memutar bola matanya.

Marc hanya tersenyum menampilkan gigi-giginya sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Lagi pula bunga Lily putih itu di percaya sebagai tumpahan dari asi Dewi Hera, jadi bunga Lily putih itu bunga yang suci," kata Lily dan Marc hanya beroh ria.

Seorang wanita yang tengah menggandeng seorang anak kecil datang menghampiri mereka,"tuan Nyonya, saya Reina pemilik toko ini,kalian ingin membeli bunga yang mana ?" Ucapnya ramah.

"Iya, kami ingin membeli sebucket Lily putih," kata Marc.

"Dan Lily kuning," imbuh Lily.

Marc mengerutkan dahinya tak mengerti, "Lily Kuning ?" Tanya Marc bingung.

"Iya Marc, itu bunga kesukaan Emely jadi aku membeli untuknya," ucap Lily yang menjawab pertanyaan yang ada di kepala Marc.

"Ma, aku ingin minum itu," rengek anak laki laki yang di gandeng oleh Reina seraya menarik narik rok yang dia pakai.

"Sebentar ya nak, ibu mengambilkan kakak kakak ini bunga dulu," kata Reina yang ternyata ibu dari anak itu.

Anak kecil yang mendapat jawaban tidak sesuai dengan keinginannya hanya bisa duduk di kursi dengan wajah yang di tekuk.

"Hey Boy," panggil Lily.

Anak kecil itu merasa terpanggil dan menatap keasal suara.

"Kakak tunggu saja ibuku sedang mengambilkan bunga untukmu," kata anak kecil itu dengan wajah yang masih di tekuk.

"Ini," kata Lily sambil menyodorkan susu kotak rasa coklat.

Anak itu terlihat gembira ketika Lily membawakan seusatu yang di inginkan.

"Untukku ?" Tanyanya girang. Lily mengangguk tanda mengiyakan.

"Tapi wajahmu jangan di tekuk lagi ya karena kamu adalah anak yang tampan dan manis, Drey."

Anak kecil yang di panggil Drey itu menyeritkan dahinya.

"Namamu Drey kan ?" Tanya Lily memastikan.

Anak kecil itu hanya mengangguk mengiyakan.

Reina datang dengan membawa dua bucket bunga,"tuan, Nyonya ini bunganya."

Lily tersenyun dan mengambil bunga itu lalu membayarnya.

Selesai membeli bunga, Lily dan Marc melanjutkan kencan, yah kencan antar 2 orang yang masih berstatus sahabat itu.

STUPIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang