"Gue yang ngajarin."
Allisha langsung menoleh ke Adnan yang menawarkan diri. Menawarkan diri? Apa Adnan mau mengajarinya?
"Hah? Gausah deh gue belajar sendiri aja," tolak Allisha masih melirik Adnan. Gengsi kali.
"Halah, nggak usah gengsi deh, mau dong diajarin yang udah ahli, atau gue aja yang gitar?" tanya Angel menawarkan diri.
"Em, ya-yaudah deh, gue aja. Lo nggak usah main gitar, main gitar itu susah lho," pinta Allisha yakin. Entah kenapa tiba-tiba ia ingin sekali yang mendapat gitar.
"Nggak papa, Ca. Kan ada Adnan yang ngajarin, ya 'kan?" tanya Angel menatap Adnan sambil tersenyum dan mengedipkan matanya.
Adnan hanya menatap Angel aneh tanpa mau menjawab. Ia menaikkan sebelah alisnya, Pd banget mau gue ajarin.
"Eh ngga usah, beneran deh main gitar itu susah," paksa Allisha. Untuk kali ini ia benar-benar ingin main gitar.
"Yaudah," jawab Angel pasrah.
Sekarang, para anggota kelompok sedang memilih-milih akan memainkan musik apa. Tentunya, bukan gitar. Adnan tidak bermain musik apa-apa, karena ia jadi vokalis. Teman-temannya sangat setuju saat Adnan menawarkan jadi vokalis karena memang mereka semua sudah tahu kalau Adnan sudah pernah jadi vokalis saat SMP. Jadi, pasti sudah berpengalaman.
Aska kebagian kecrekan karena hanya alat musik itulah yang dia bisa. Sedangkan Bagas, memilih alat musik kahon.
Setelah semua mendapat bagian masing-masing, Aska mengusulkan untuk latihan dulu di rumah masing-masing. Semua anggota pun menyetujuinya.
Sekarang, semuanya sedang berjalan ke depan untuk pulang ke rumah masing-masing. Saat Allisha sampai di depan teras ia baru teringat, kenapa tas selempangnya hilang. Oh, mungkin ketinggalan di ruang tamu atau ruang musik.
Allisha pun berlari masuk lagi dan memeriksa beberapa ruangan yang tadi di tempatinya. Namun, setelah lama sekali mencari, hasilnya tetap nihil.
Adnan hanya menatap Allisha tidak peduli. Sedari tadi Allisha mondar-mandir di hadapannya. Setelah cukup terganggu, akhirnya ia bertanya, "Lo ngapain sih masih disini?!" tanya Adnan lalu berdecak.
"Itu, tas gue. Tas gue yang warna item dimana? Lo ngumpetin ya?" tuduh Allisha sok tahu.
Adnan membulatkan matanya lalu menunjuk, "Fitnah!" bentak Adnan tersinggung
Allisha menggaruk belakang kepalanya, apa ketinggalan di Taksi ya?. Kalau itu tas sampai hilang, itu bisa menjadi masalah besar. Di dalam itu terdapat ponsel dan juga dompet. Dompetnya banyak sekali barang berharga. Ada KTP, Kartu Pelajar, Kartu Perpus, dan kartu-kartu lainnya yang nempel. Kalau benda-benda itu hilang, 'kan ribet ngurusnya.
Allisha pun menghela nafas menyesal, menyesal atas kecerobohannya. Ia pun berjalan keluar tanpa berpamitan ke Adnan.
Adnan menatap Allisha sebal. Allisha sangat tidak sopan dirumah orang, dateng tinggal dateng, pergi seenaknya, kayak rumah ini rumah neneknya aja, batinnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/112738527-288-k883965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adsha (On Going)
Teen FictionMembuat hatinya rapuh memang mudah, tapi mengembalikannya tak semudah membuatnya rapuh. © Copyright October 2019 by Indahkusuma