Part 5

7.2K 302 0
                                    

Matahari pagi telah membangunkan sebagian besar umat manusia di muka bumi ini untuk memulai aktivitasnya. Seorang perempuan yang telah terbangun sejak subuh enggan bangkit dari gravitasi kasurnya. Kasur yang menemaninya sejak 4 tahun bekerja di perusahaan itu.

Masih dengan rasa malu yang sama. Harusnya ia cepat melupakan hal itu. Toh hanya ia tuhan dan Alfath yang tau masalah itu, karena tidak ada orang lain di mushola kemarin. Tapi kalau diam-diam ada yang nguping gimana? Pikiran itu yang terbesit dalam otaknya hingga membuatnya malas pergi ke kantor hari ini. Tiba-tiba saja badannya lemas. Sudah diakui sejak pertemuan pertama mereka di depan mushola telah menimbulkan percikan asmara, ditambah dengan mimpi aneh serta terakhir acara lamaran non formal yang ia lakukan. Inginnya ia membenci Alfath karena telah menolak niat baiknya tapi hati berkata lain.. benih asmara yang ia tabur malah semakin tumbuh.

Tiba-tiba handphone Riri berdering.

Mbak Desi's calling

"Assalamualaikum. . Ya ada apa mbk?"

"Waalaikumsalam. . Ri jangan lupa ya nanti kamu yang mewakili divisi kita buat rapat sama bos."

"Loh kok aku?"

"Kan udah dibilangin, cuma kamu yang kompeten.. bukannya tahun depan bakal di rekom buat naik jabatan ya.."

"Aduh mbak.. kan mbak kabag nya, lagi males ngantor nih.. lagi dapet."

"Cuma gitu aja udah gak mau ngantor. Dasar! Pokoknya kamu harus dateng. Kalau aja aku nggak lagi habis kecelakaan di rumah sakit pasti aku sendiri yang datang."

"Loh mbak habis kecelakaan? Dimana?"

"Nggak penting. Pokoknya kamu harus selamatin divisi kita."

"Kok gitu sih ngomongnya.. kaya mau war aja."

"Rapat kali ini sama aja war kamu tau. Udah mbak tutup ya telponnya."

"Tapi kan mbak.. halo.. mbak.. mbak.. yah telponnya keburu ditutup.

Ngantor dah.

******
Riri Pov

Sampai di kubikel.

Emang bener rapat kali ini udah kaya war. Si bos marah-marah. Gara-gara ada masalah di impor, semua bagian jadi kena, emang dasar si bos baperan. Selalu aja punya alasan buat marahin karyawan. Karyawan juga punya hayi kaleek.

"Selamat ya.. anda baru saja selamat dari war menegangkan." Ucap Hana.

"Emang dasar ya kalian selalu aja ngumpanin aku."

"Bukan ngumpanin Ri, kami aja yang ngerasa nggak pantas buat jadi wakil rapat karena kurang pengalaman, kan kamu lebih jago masalah gituan daripada kami" kata Hendro.

"Selalu aja punya alasan"

Hendro dan Hana cekikikan.

"Semoga sukses Ri. Doaku menyertaimu"

"Aku gak yakin doamu diterima. Mending kita bahas mbak Desi aja. Kalian udah jenguk?"

"Belum. Nanti pulang kerja sih niatnya, mau bareng?" Tanya Hendro

"Boleh."

"Enak, jadi nggak begitu berat dong patungan buah tangannya."

"Gitu ya.. pasti punya maksud."

"Maaf Ri, bukan gitu kok perasaanku yang asli, itu cuma jokes." Tambah Hendro.

"Auk ah."

******

Seseorang yang tak asing, dengan kemeja dan celana bahan melekat pada tubuhnya berbeda dengan apa yang ia kenakan sehari-hari ketika masuk area perusahaan itu.

Alfath memasuki ruang CEO Wijaya's Company.


*****
Thanks for reading

Assalamualaikum JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang