Setelah pulang dari Bandara, bundanya Alfath dan Husein (panggil Bunda Ami aja ya sekarang) langsung membawa Mirna menuju kamar karean tertidur. untuk seminggu ke depan Mirna belum bisa bertemu dengan kedua orang tuanya. karena sama lelahnya bunda Ami ikut tertidur.
(ponsel bunda berdering) - sudah ada 17 panggilan tak terjawab dari Riri. hari telah menjelang malam.
"Assalamu'alaikum bunda.."
"Wa'alaikumsalam, Amaaf nak, bunda ketiduran gak tau kalau ada telpon. kamu udah nyampe sana?"
"Sudah bunda, rasanya nggak tenang mau tidur kalau belum ngabari yang di rumah."
"Syukurlah kamu sama Husein nyampai sana dengan aman."
"Alhamdulilah bunda."
"Ngomong-ngomong Husein di mana?"
"Tadi habis langsung pamit tidur bunda, masih jet lag mungkin, hehehe.."
"anak itu emang nggak bisa pergi jauh. kerjanya aja di Bandung aja, nggak pindah ke Jakarta kaya Alfath."
"hehe.. kalau mas Husein ke Jakarta juga nanti bunda sama siapa di rumahnya?"
" Iya juga sih, hehehe... ya udah nak kamu tidur juga ya, kamu pasti juga kecapean."
"iya bun, assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam."
*******
Baru kemaren ditinggal ayah dan bundanya, Mirna udah merengek pengen ketemu. Bunda Ami masih disibukkan dengan aktivitas masak, jadi tambah repot. baru akan menelpon Riri, ternyata sudah ada nampak panggilan darinya.
"Assalamu'alaikum bunda" suara Riri dari seberang menahan tangis.
"iya wa'alaikumsalam nak, ada apa? kok suaramu getar gitu."
"Mas Husein bunda.. mas Husein kritis. hiks..hiks.."
"Innalilahiwa inailaihiroji'uin. kok bisa nak, sekarang diramwat dimana?"
"tadi kami kecelakaan bunda, nabrak mobil box. kami ada di Rumah Sakit Umum kota Denpasan bun,"
"Kamu gimana luka apa? aduh bunda bingung.. hiks.."
"Aku nggak parah bun, gak pa pa"
"oke bunda ke sana."
tut..tut..
pulsa habis mungkin.
Bunda Ami segera menghubungi Alfath. Mereka berdua langsung meluncur ke Bandara bersama dengan Mirna juga, untuk penerbangan ke Bali.
******
Husein masih terbaring di ICU. Riri yang usai menjalani pengobatannya sudah terduduk di luar ruangan ICU, kemudian bunda Ami beserta Mirna dan Alfath datang.
"mas Husein masih koma, ia kehilangan banyak darah bun, hiks.. "
"Sudah nak, yang tabah ya.. semoga Husein cepaat diberi kesadaran dan kesembuhan. "
Alfath yang mengekor bundanya terus berusaha menenangkan Mirna yang merengek menanyakan di mana Ayahnya.
Hingga pukul 2 dini hari Husein belum juga sadar. Riri masih setia terjaga menunggu suaminya. Sementara bunda Ami dan Mirna istirahat di hotel. Alfath baru kembali dari sholat malam, ia ditugasi bundanya untuk menemani Riri. Bundanya tak tega meninggalkan mantunya sendiri menunggu suaminya di rumah sakit.
"TIdurlah. Biar aku yang menjaganya." ucap Alfath pada Riri.
"Tidak. Aku tak ingin ketinggalan melihatnya sadar."
"Aku tahu kamu belum sepenuhnya pulih dari cedera kecelakaan, jangan memaksakan."
"Tidak aku tak apa apa."
"Aku akan menjaganya untukmu. tidurlah."
Akhirnya Riri menyerah dan tertidur di Bangku rumah sakit. Tak tega melihat kakak iparnya meringkuk kedinginan, hati Alfath menggerakan tangannya untuk memberikan jaket yang ia bawa sebagai selimut bagi Riri.
ketika adzan subuh berkumandang keadaan masih tetap sama. Alfath dan Riri bergantian menunggu diluar ruang ICU. Riri dibolehkan masuk ke ruang tersebut. Hanya satu orang. Ia ingin berbicara dengan suaminya yang terbaring di ranjang ICU.
"Ketahuilah mas, aku merasa nyaman denganmu. Aku rasa dengan cepat aku akan mencintaimu. Pelan namun pasti. "
Tak diduga, pembicaraan Riri tersebut membuat perkembangan Husein membaik, ia menggerakkan jarinya. Riri segera memanggil dokter. Beberapa saat kemudian Husein diperbolehkan masuk ruang perawatan.
*****
Tak terasa seminggu berlalu, Husein semakin membaik. Keluarga yang lain telah kembali ke rumah masing-masing, meninggalkan Riri, Husein dan Mirna di ruang perawatan. Mirna menjadi penyemangat tersendiri untuk ayahnya.
"Mas besok, kamu udah boleh pulang."
"Alhamdulillah, kamu udah telpon Alfath buat jemput kita, buat bantu aku pulang.."
"Aku udah sms tadi, dia bilang iya"
"Baiklah"
"Istirahatlah mas, mungkin Alfath sekarang dalam perjalanan ke sini" pinta Riri sambil memindahkan Mirna dari pangkuan Husein.
Dan benar saja, Alfath dalam perjalanan ke Bali.*****
Thanks for reading :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Jodoh
ChickLit27 tahun sudah Riri menjomblo. Single Happy katanya pada setiap rekan kerja yang menanyainya perihal kenapa ia belum juga menikah. Sekalipun di luarnya ia tampak biasa saja namun dalam hatinya juga timbul keresahan, apalagi orang tuanya juga semakin...