Setelah patah hatinya Alfath beranjak pulang. Arman yang melihat kejadian itu mencoba untuk menguatkan sahabatnya.
Bunda's calling
"Assalamualaikum, nak" sapa bundanya dari seberang.
"Waalaikumsalam. Bunda. Ada apa ya?"
"Tunggu sebentar kamu kenapa nak? Suaramu kok aneh gitu?"
"Nggak papa bunda."
"Besok pulang ya nak, bunda mau ngajak kamu ke Jogja, ini menyangkut hidup dan mati kakak kamu."
"Wah.. bunda..kaya apaan aja.. emang ada apa bunda?"
"Udah nanti pas pulang bunda ceritain kamu berita bahagianya."
"Sip dah."Disaat orang rumah pada bahagia di sana Alfath merasa sedih. Sungguh nggak sinkron..
Semangat bang Alfath!! :D
******
Alfath akhirnya sampai di Bandung, tempat tinggal orang tuanya.
"Om apat..." Mirna, gadis kakaknya yang berusia 2 tahun, berlari mengejar Alfath.
"Weh.. ponakan om udah jago lari ternyata.." sapa Alfatg aambil memainkan hidung keponakannya itu.
Kakak dan bundanya sedang berada di ruang keluarga, menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa ke Jogja.
"Kaya ada yang mau lamaran deh?" Senyum Alfath ditujukan pada kakaknya menyelidik.
Yang ditanya menjawab.
"Doain aja semoga lancar.""Kakak kamu bunda jodohin sama keponakannya pak ustadz yang biasa ngisi kajian di majlis ta'lim masjid Al Hidayah."
"Kata pak ustadz yang sana juga cari jodoh, yang sini butuh jodoh, butuh ibu pengganti"
"Kok bunda ngomongnya gitu sih.. bukan ibu pengganti, ya istri sama ibu gitu aja." Sanggah Husein, kakak Alfath.
Husein ditinggal meninggal istrinya ketika melahirkan Mirna.
"Alhamdulillah, anaknya mau menerima bonusan dari Husein." Kata bundanya sambil ketawa.
"Bonusan apa bunda?" Tanya Alfath.
"Ya si Mirna ini.." sambil menoel hidung Mirna yang ada di pangkuan Alfath.
"Biar bunda di sini ada temennya ngobrol wanita dewasa, bukan bayi kecil kek gini.." ungkap Husein sambil menautkan tangannya pada Mirna..
Yang sedari tadi jadi bahan candaan cuma bisa ketawa-ketawa seakan mengerti maksudnya. Mirna.
*******
Keesokan harinya, pukul 10.00 WIB.
Mobil yang di setiri oleh Alfath sudah membelah kota Jogjakarta.
"Jadi rumahnya bukan Jogja kotanya ya? Kok masuk jalan sempit, sepi lagi." Ungkap Alfath.
"Dari alamat yang dikasih ya emang ini." Ungkap bundanya.
"Aku buka google map juga kek gini kok, disyukuri aja. Eh.. stop.. munduran, kayaknya ini deh rumahnya."
Mobil di parkirkan dipekarangan. Muncul seorang anak lelaki kira-kira 17 tahunan dari dalam, mempersilahkan masuk.
Bunda, Husein dan Mirna turun duluan. Alfath di belakang membawa seserahan yang lebih berat. Ia sadar diri, si pelamar nggak boleh bawa barang berat, bisa jatuh imagenya. Alhasil ialah yang membawanya.
******
"Assalamualaikum""Waalaikumsalam. . Ibu Hana sama mas Husein kan?" Sapa Sulastri.
"Iya.. benar rumahnya Ibu Sulastri sama adinda Fitri?"
"Iya silahkan duduk sebentar."
Ibu Sulastri masuk ke dalam memanggil anaknya.
"Nak nanti kamu bawakan minuman ini ke depan ya.." kata ibu pada anaknya.
Di ruang tamu mereka berbincang-bincang. Alfath yang masuknya telatpun akhirnya memperkenalkan diri juga.
Mereka semakin akrab ditambah minuman yang ditunggu akhirnya datang.
"Nduk.. duduk sini.." ibunya mempersilahkan anaknya untuk duduk.
Di sisi lain.. Husein menyenggol adikya yang sesari tadi memainkan ponselnya, bukan permainan.. tapi sedang menghandel pekerjaannya dari jauh.
"Psst.. calonku."
Yang disenggol akhirnya mendongakkan kepalanya.
Pandangan mereka bertemu. Alfath dan gadis itu. Fitri a.k.a Riri. Ces!
Seperti dijatuhi batu dari atas membuat Alfath ingin tumbang. Pikirannya seketika berkelana. Riri.. Fitri.. oh astaga..
******
Thanks for reading :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Jodoh
ChickLit27 tahun sudah Riri menjomblo. Single Happy katanya pada setiap rekan kerja yang menanyainya perihal kenapa ia belum juga menikah. Sekalipun di luarnya ia tampak biasa saja namun dalam hatinya juga timbul keresahan, apalagi orang tuanya juga semakin...