Part 6

6.5K 296 1
                                    

Alfath memasuki ruang CEO Wijaya's Company.

"Sabar bro.. jangan marah-marah sama karyawan. Semua bisa diselesaiin dengan kepala dingin, kalo kamu gini terus perusahaan yang orangtuamu bangun dari nol bisa hancur." Kata Alfath.

"Iya gue tau. Gue cuma kebawa emosi aja. Lagi ada masalah di kantor, Sharon juga nambah masalah." Sahut Arman Wijaya, CEO muda Wijaya's Company. Usianya menginjak 24 tahun, seumuran dengan Alfath.

"Memang Sharon kenapa?"

"Sharon minta dilamar. Gue kan belum siap."

Mendengar Arman mengatakan itu Alfath jadi teringat memori kemaren ketika ia dilamar. Ia juga belum siap.

"Bro.. lagi mikir apa?" Tanya Arman.

"Eh nggak.. gak ada apa-apa, jadi kamu manggil aku ke sini buat apa? Nanganin masalah kamu yang mana? Impor apa Sharon?"

"Lu tau aja kalo gue mau minta bantuan. Tapi yang jelas bukan buat nanganin Sharon ya.. itu khusu gue."

"Yaa.. siapa tau kalau kamu nggak siap aku bisa gantiin" candanya.

"Anjir." Arman menerjang Alfath. Mereka berdua main piting kaya anak kecil. Persahabatan yang dimulai sejak dari orok gak mudah terpecah.



******

"Mbak Desi cepet sembuh ya.." ucap Hana.

"Iya."

"Dijaga kandungannya. Aku gak sabar pengen nimang ponakan."
Ungkap Riri.

"Ponakan?" Tanya Hendro.

"Iya, kan kita udah kaya sodara.. salah ya?"

Mbak Desi tersenyum haru. Mereka bukan hanya teman melainkan seperti saudara. Disaat suaminya sedang bertugas di Suriah dan belum ada kabar, mereka selalu ada untuknya.

"Aku menyayangi kalian." Tak terasa air matanya jatuh.

Mereka berpelukan.

******

Thanks for reading :)

Assalamualaikum JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang