Part 10

6.3K 302 0
                                    

Riri telah mencoba ikhlas menerima apa yang terjadi padanya. Namun saat bertemu di cafe tadi membuat ia merasa gundah lagi.

*****
"Dari kemaren kakak lihat kamu cuek banget" kata Husein.

"Nggak."

"Ada apa?"

"Nggak ada apa-apa"

"Dari acara lamaran kemaren kamu jadi beda. Ada yang aneh."

"Nggak ada."

"Nggak ada kata lain selain nggak?"

"Nggak ada."

Hening.
"Kamu suka ya sama Riri?"

Tiba-tiba pertanyaan itu muncul dari kakaknya. Membuat Alfath tersentak.

"Kayaknya emang kamu udah kenal duluan sama dia. Dia kerja di tempat sahabat kamu Arman, bisa jadi, sekalipun kemungkinan kecil kamu kenal sama dia, kamu kan sering ke sana."

"..."

"Dia orang yang cantik, baik, sepertinya aku menyukainya, calon istri yang baik, mungkin kamu bisa berpendapat?"

Menahan gejolak dihatinya, Alfath akhirnya menjawab dengan mukanya yang entah mengapa jadi memerah.

"Dia cantik, baik, dan seperti yang kakak bilang aku udah kenal sebelumnya. Kalau tuhan berkehendak seharusnya kemaren ia sudah jadi calon aku." Entah ada angin apa Alfath berani berkata itu pada kakaknya.

"Sayang tuhan tidak berkehendak. Aku yakin kamu telah menyia-nyiakan dia, kakak kenal kamu."

"...."

"Tapi walaupun kamu bilang gitu sama kakak, jangan harap kakak mau melepas Riri buat kamu, berkorban buat kamu, nggak, kamu udah diberi kesempatan sebelumnya, tapi mungkin takdir berkata lain. Kakak suka sama dia dan kakak gak akan lepasin dia."

Tangan Alfath terkepal, kemudian ia melayangkan tinjunya ke arah kakaknya membuat kakaknya tersungkur.

Bundanya yang mengetahui hal itu berteriak dan melerai mereka.

"Ada apa ini nak?"

"Gak papa bunda, cuma salah paham." Ucap Alfath mengarahkan tatapannya pada Husein.

"Alfath suka sama Riri."

Ucapan kakaknya membuat ibunya kaget. Sejak dulu memang Husein orang yang tegas apa adanya. Ketika yang ada dalam fikirannya A ya yang diungkapkan A.

"Benar itu nak?"

"...."

"Bunda berharap tolong hargai perjodohan kemarin, Riri telah dijodohkan dengan kakakmu."

Hening.

"Alfath pamit ke kamar."



******

"Kamu kenapa nduk?"

"Merasa gundah buk"

"Kamu nervous ya mau tunangan?"

"..."

"Mending kamu sholat dulu, sejak kemarin ibu perhatikan kamu kok selalu murung apa kamu nggak suka sama nak Husein?"

Sukanya sama Alfath buk.. hiks..

"Kalau Riri nggak nerima, nggak mungkin sekarang kita ada di Bandung buk, mas Husein orangnya baik, supel, sangat mudah untuk disukai."

"Tapi kenapa masih gundah?"

"Nggak, mau sholat dulu aja buk."



******

Acara pertunangan dimulai. Yang diundang hanya kerabat dekat. Ditengah acara Alfath pamit akan kembali ke Jakarta.

"Semoga lancar sampai walimahnya." Ucap Alfath sambil memeluk Husein.

Yang didoakan hanya terswnyum miring. Riri mencoba untuk tersenyum menatap Alfath. Dibalas dengan senyuman.

Setelah sholat kemarin, hati Riri menjadi tenang, ia memantapkan diri untuk melanjutkan pernikahannya.
Memang ini jalan yang harus dilewatinya.



******
Seminggu kemudian, Alfath ikut disibukkan dengan acara resepsi pernikahan Arman sahabatnya.

"Malam ini adalah acaranya, kamu jangan sampai telat, maaf banyak merepotkan." Ungkap Arman.

"It's okey bro."

Tok..tok..tok..

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, duduk Ri."

"Jadi dari kemarin saya udah nyebar undangan sama karyawan, tapi bagian yang penting malah kelupaan, ini bagikan ke rekan yang lain, nanti malam datang ya."

"Oh iya pak, ada yang lain?"

"Ada, kamu kenal sama orang yang duduk di sana?"

Dengan pandangan kikuk Riri mengarahkan matanya pada Alfath.

"Calon kakak ipar" sambar Alfath.

"Oh."

"Maaf pak, boleh saya pamit, soalnya masih ada keperluan"

"Oh oke silahkan."

Ketika Riri pergi baru Arman angkat bicara lagi.

"Gue mau ngecengin lo malah gue dapat fakta up to date, jadi dia dijodohin sama kakak lo?"

"Hmmm"

"Tapi kayaknya dia sukanya sama elo deh, gak mau diperjuangin?"

"Aku gak mungkin rebut dia dari kakakku"

"Ini bukan jaman Siti Nurbaya kalau lo tau, perjodohan orang tua bisa ditolak. Ini jaman orang memperjuangkan cintanya. Persetan dengan pacaran sebelum nikah."

"Ngomong apa kamu? Kaya nggak pernah belajar ngaji aja. Pacaran mendekatkan pada perzinahan kalau kamu masih ingat."

"Iya aku ingat."

*****
Thanks for reading :)
Thanks to AzzahrAlmujahidah747 for every first vote

Thanks to nifasalsabila29 for follow me

Hehehehe..

Assalamualaikum JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang