Part 11

2.6K 109 1
                                    

Hari ini adalah resepsi pernikahan Arman dengan Sharon, pernikahan impian mereka sangat jauh dari kesan islami, mereka mengadakan pesta seperti orang barat, konsepnya adalah standing party, makanan yang dihidangkan juga banyak berasal dari barat, pasta, pizza, dsb.

"Aku udah cukup bantu sumbang ide dan segala macam, nggak ngira jadinya kaya gini." Ucap alfath

"Maaf bro, ini semua keinginan Sharon, aku nggak bisa berkutik."

"Iya tau yang cinta mati sama istrinya, tapi jangan lupa ya, kalau udah berkeluarga harus ingat posisimu, kamu kan imamnya di keluargamu, setidaknya bersikaplah sebagai pemimpin."

"Ya, gue tau apa maksud lo. Gue juga gak melulu nurut sama Sharon kok."

"Barokallah ya"

"Makasih."

Arman dan Sharon berada di depan. Dengan peluh yang bercucuran, Riri menerabas orang- orang yang berdiri dibelakang untuk ke depan. Ia berangkat sendiri. Kak Husein akan ikut jika mereka telah sah menjadi suami istri, itu pesan dari calon suaminya. Ketika ia sampai di gerombolan undangan yang di depan ternyata acaranya adalah pelemparan bunga. Ia hanya fokus pada mempelai di depan dan tidak menghiraukan orang-orang yang disampingnya, ia sudah cukup muak dengan teman satu divisinya yang dengan teganya meninggalkan dirinya di parkiran dan sekarang mereka tidak terlihat batang hidungnya, mungkin mereka ada di dekat stan makanan.

"Sekarang tibalah pada acara yang ditunggu-tunggu, kami persilahkan untuk kedua mempelai melakukan hal yang seharusnya.. hahhahaha.." ucap MC dengan nonformal. MC nya adalah ayah dari Arman, entah keluarga Arman memang yang tergokil.

Mempelai siap, kemudian mereka melihat ke belakang dan berbisik. Itu tak luput dari pandangan Alfath. Dan..

Lempar

Ikatan bunga melayang ke samping kanan Riri, dengan antusias ia arahkan tangannya ke kanan, tanpa sengaja pandangannya bertemu dengan seseorang di kanannya. Alfath. Terjadi adegan saling pandang antar keduanya. Bunga yang melayang tadi terjatuh diantara mereka tanpa ada yang mengambil.

"Eh.. itu bunganya.. ambil.." sorak seorang undangan.
Dan terjadilah adegan saling rebut bunga.


********

"Tadi kamu sengaja kan lemparin bunga ke arahku?" Kata Alfath

"Jadi ketahuan ya. Hahahah.. habis pas. Kan kamu lagi disebelah Riri, siapa tau ada adegan apa gitu." Ungkap Arman.

"Ya kamu berhasil."

"Aku kira, daripada dengan kakakmu Riri lebih cocok denganmu"

"Sudah jangan dibahas. happy first night." Alfath pergi meninggallkan Arman sembari tersenyum jahil. Yang ditinggal memberi respon yang tak kalah semangat, membayangkan nanti malam ia dan istrinya sudah halal. Oh my god.

*******

Dilain pihak, Riri tengah menetralkan pikirannya. 

"Bentar lagi aku mau nyusul mereka. Gak boleh ada pikiran yang macem-macem." ungkapnya pada dirinya sendiri sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa Ri?"

"Eh mas Husein, nggak ada apa-apa, kok ke sini acaranya mas udah selesai?"

"udah, di sini aku mau jemput kamu, takut nyasar."

"Cih.. alasan yang nggak banget deh, kita kan harusnya dipingit, kan bentar lagi nikahan."

"Masih ada aja teori kayak gitu.. udah ayo mas antar pulang, tadi kamu udah ditinggalin sama temen-temen kamu."

"Iya deh."

Husein melajukan mobilnya membelah malam ibukota.

Hari menjelang pernikahan Husein dan Riri, mereka semakin dekat. Kiranya Riri telah melupakan Alfath, rasa suka mungkin, yang pernah ada di hatinya. Rasa suka ataupun cinta yang sejati adalah antara perempuan dan laki-laki yang berada dalam situasi menikah. Ia yakin ini adalah jalan yang digariskan Allah padanya.  




******

thanks for reading :)

maaf baru update, soalnya kemaren perangkat rusak

Assalamualaikum JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang