13b

45.7K 4.2K 113
                                    

"Sudah puas mengamati diriku, Ratna sayang?" Matt bertanya dengan senyum mengejek di bibirnya. "Atau kau masih ingin mencoba keberuntunganmu? Mungkin saja kali ini aku akan tertipu dan memberimu celah untuk melarikan diri."

Ratna menelan ludah dengan susah payah. Ternyata sejak tadi Matt hanya bermain-main dengan dirinya. Lelaki itu tahu bahwa Ratna sedang berusaha menemukan cara untuk menyelamatkan diri atau menghubungi orang luar.

"Kalau kau diam, aku akan menganggap bahwa jawabannya iya. Jadi sekarang kita akan langsung memainkan permainan yang tadi sudah kujelaskan padamu."

Tanpa sadar Ratna mundur menjauh ketika melihat seringai kejam di bibir Matt. "Apa yang akan kau lakukan kalau aku menolak dan melawanmu?"

"Aku memang berharap kau melawanku seperti belasan tahun yang lalu. Sungguh aku merindukan gadis kecil lincah yang berusaha melawanku dengan liar itu."

Tidak lagi.

Sekali lagi Ratna mengingatkan bahwa dirinya bukan lagi gadis kecil belasan tahun yang lalu. Kini dia wanita dewasa yang akan memikirkan dengan matang apa yang harus dia lakukan bahkan dalam situasi terdesak sekalipun. Berkali-kali Ratna mengulang kenyataan itu seperti mantra untuk menguatkan diri.

Kelebatan bayangan menghampiri benak Ratna. Saat-saat dimana Freddy mengajarinya menembak, lelaki itu juga mengajari Ratna beberapa teknik bela diri. Kini Ratna memiliki kesempatan untuk menguji kemampuannya.

"Kau menjadi makin pendiam, sayang." Ujar Matt sambil melangkah mendekati Ratna.

Dalam hati Ratna menghitung tiap langkah yang diambil Matt. Otaknya berputar memikirkan cara yang paling jitu untuk menjatuhkan lelaki itu.

Matt berhenti ketika jarak mereka tinggal terpaut selangkah. "Kenapa kau terlihat begitu tegang? Santailah sedikit lalu nikmati permainan ini."

Tangan Matt terulur untuk membelai pipi Ratna dengan buku jarinya. Segera Ratna mencekal pergelangan Matt dengan satu tangan. Tidak cukup kuat tapi memberi kesempatan tangan yang lain untuk melayangkan tinju tepat di pangkal leher Matt.

Lelaki itu mundur beberapa langkah sambil terbatuk. Dia tidak menyangka Ratna akan menyerangnya seperti itu. Matt memang mengharapkan perlawanan. Namun yang ia bayangkan Ratna akan menyerangnya secara membabi buta sambil menangis histeris.

Mendadak salah satu pintu lemari yang berjejer di sepanjang dinding terbuka dengan suara keras.

"Anda baik-baik saja, Mr. Bennedict?" tanya lelaki bertubuh kekar yang berdiri di ambang pintu. Lelaki itu menatap Matt lalu beralih menatap Ratna dengan dengan wajah sangar.

Dilihat dari cepatnya anak buah Matt datang setelah mendengar tuan mereka terbatuk-batuk, Ratna menduga ada beberapa orang yang sedang berjaga tepat di depan pintu keluar. Walau Ratna sudah tahu yang mana pintunya dan mencoba melarikan diri, dia pasti akan segera tertangkap kembali. Lalu pandangan Ratna jatuh pada benda yang ada dalam genggaman lelaki yang masih berdiri di ambang pintu itu.

"Aku menghantam pangkal lehernya. Kurasa sekarang dia akan kesulitan menelan dan berbicara." Ujar Ratna sambil meremas kedua tangan dengan gugup.

Lelaki itu melotot ke arah Ratna lalu menghampiri Matt yang masih terbungkuk sambil memegang lehernya.

Saat itulah kesempatan Ratna. Begitu si lelaki kekar tiba di dekat Matt, Ratna bergerak cepat ke arah pintu. Sesuai dugaan Ratna, anak buah Matt itu beralih mengejarnya.

"Kau pikir bisa kabur dari sini, Nona?" senyum merendahkan menghiasi bibir lelaki itu ketika dia berhasil mencengkeram lengan atas Ratna.

"Aku tidak bermaksud kabur." Sahut Ratna enteng.

Polisi Penggoda (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang