chapter 11

2.8K 304 18
                                    

Happy Reading!

--

Sudah hampir 2 hari aku mengurung diri di dalam kamar, beberapa kali eomma mengantarkan makanan. Dan baru-baru ini Sejin hyung datang untuk sekedar menghiburku namun aku tetap diam sampai ia menyerah menghiburku dan pergi.

Aku bukan dikurung, tapi mengurung diri sendiri karena kesal pada orangtua ku terlebih appa. Kemarin malam setelah Yoona pulang, aku terus membujuk ia agar menarik kembali kata-katanya itu. Namun nihil, dia tetap ingin menikahkan aku dengan Yoona. Aku ingin sekali jujur padanya bahwa aku dan Yoona tidak sedang pacaran tapi kalau aku berkata seperti itu bisa-bisa eomma jantungan. Dan juga appa akan marah besar padaku, karena ia telah mengabari ayah Yoona dan beberapa rekan bisnisnya bahwa aku akan segera bertunangan dan menjabat sebagai Wakil Perusahaan.

Aku memandangi langit-langit kamar dan terus berpikir. Apa yang harus aku lakukan saat ini? . Tidak mungkin kan aku menikah dengan orang yang tidak aku cintai?

Tiingg...
Tiba-tiba  ponsel di sampingku berdering menandakan ada pesan yang masuk. Tertera nama orang yang kucintai di ponselku. Aku buru-buru membuka pesan itu, dan niatku ingin membagi bebanku padanya.

Kepalaku berdenyut sesaat setelah membaca pesan itu, emosiku sudah sampai ubun-ubun.
Dan

Pranggg
Ponsel yang tadi ku pegang kini sudah terlempar dan membuat cermin di depanku pecah.
.
.
.
.
.

Jadi benar. Hari ini appa benar-benar pulang. Bukannya senang, aku malah kesal melihat appa dirumah. Bagaimana tidak? Setiap menit pasti yang ia tanyakan adalah hubunganku dengan anak tetangga itu.
Kenapa tidak disana dulu si? Biarkan aku dapat ide dulu baru pulang?
Semakin appa bertanya, semakin aku berbohong dan semakin ia percaya.
Kenapa ia bisa sangat percaya padaku? Apa kebohonganku terdengar sangat meyakinkan?
Jika ya berarti aku sudah menjadi korban novel romantis.

Aku ingin sekali melompat dari jendela kamar. Benar aku tidak bohong. Bagaimana jika nanti aku benar-benar menikah dengan Sehun? Tidak mau! Benar aku tidak mau dan sampai kapan pun aku tidak akan mau menikah dengannya! Tidak itu saja, aku tidak akan pernah mencintai Sehun! Aku janji tidak akan pernah.

Seandainya ada eomma disini aku pasti sudah menangis seperti anak kecil di pangkuannya. Aku tak tau ingin bercerita pada siapa. Sohye?Seokjin? Tidak mungkin. Mereka memiliki mulut seperti pembawa acara gosip, jadi sudah ku pastikan tidak akan sampai sehari ceritaku akan menyebar diseluruh penjuru kampus.
Yunho? Untuk apa juga aku bercerita padanya? walaupun ia tidak seperti Sohye dan Seokjin tetap saja tidak akan berguna. Mungkin baru tiga kalimat saja ia sudah tertidur.

"Yoong.." tiba-tiba suara Appa menganggetkan ku. Aku menoleh dan melihat wajahnya yang berbinar-binar 'Aku tau tatapan ini.' Gumamku.

"Bagaimana hari-harimu dengan Sehun?" Sambungnya yang pelan-pelan duduk di hadapanku. Sudah ku katakan aku tau maksud tatapannya, ia pasti akan bertanya tentang hubunganku dengan Sehun.

"Sangat baik dan indah tentunya." Aku menjawab dengan pura-pura tersenyum.

"Lalu?" Tanya appa lagi. Lalu? Apa tidak cukup dengan yang ku katakan tadi? Appa benar-benar!

"Mm.." aku pura-pura membayangkan kenangan-kenangan indah ku dengan Sehun. Tapi realitanya hanya ada kenangan-kenangan buruk selama aku tumbuh bersamanya. "Banyak lagi. Kadang-kadang kami berjalan sambil bergandengan tangan dan lainnya." Sambungku dengan senyum pura-pura juga.

"Hanya itu?"tanyanya lagi. Ia bertanya seakan ia tak puas dengan jawabanku. Apa lagi yang harus ku katakan?

"Aih appa! Itu urusan kami!" Jawab ku kesal. Aku tak sanggup berbohong lagi. Seandainya itu bukan Sehun mungkin masih bisa aku berbohong, tapi ini Sehun, orang yang selalu bertengkar denganku.

"Yasudah! Gantilah pakaian mu kita akan pergi ke rumah pacarmu." Appa berkata dengan penuh semangat. Dan juga pacar? Itu membuat ku geli. Lagian untuk apa lagi aku kesana?

***

Pada akhirnya aku tetap pergi, setelah beberapa kali membujuk appa agar tidak pergi kerumah tetangga yang dimaksud. Aku bisa saja mengunci diri di dalam kamar, namun appa selalu membujukku untuk pergi dan dia membawa nama eomma jadi aku makin tak tega melihat itu.

Masih seperti biasa, aku berjalan kaki bersama appa dari rumah menuju rumah Sehun. Dan masih di sapa ramah oleh Seira eonni dan Sejin oppa, sepertinya mereka telah beralih profesi. Kalian pasti tau maksudku.

Kami duduk di ruang keluarga, disini ada Ny.Oh, Tuan.Oh, Seira eonni, Sejin oppa, Appa dan juga diriku sendiri. Sehun? Entahlah aku malas melihatnya.

Kemarin malam aku dan dia bertengkar di depan rumahku dengan suara yang pelan, aku emosi sampai menendang tulang kakinya yang mengakibatkan ia harus sedikit pincang saat pulang. Bagaimana aku tidak marah? Ia bilang aku hanya harus menjadi pacar pura-puranya setelah itu selesai. Lalu tiba-tiba ayahnya membicarakan tentang pernikahan? Sampai appa juga tau? Itu tidak ada dalam perjanjian.

Setelah beberapa menit tanpa kehadiran Sehun, Ny.Oh menyuruh Seira eonni memanggilnya di kamarnya. Tidak sampai beberapa menit, Seira eonni turun berasama adiknya itu. Dia sempat melihat ke arahku dan saat aku menatapnya, ia langsung mengalihkan pandangannya.

Dia sempat tersenyum tipis melihat appa, lalu duduk di sebelah Sejin oppa. Dia tidak menengok ku sama sekali.

"Baiklah, apa yang ingin kau bicarakan Tuan.Oh?" Tanya appa manis.
"Jadi begini, kau taulah. Kita harus membicarakan tentang anak-anak kita." Jawab Tuan.Oh sambil tertawa.
"Ya benar. Aku bahkan pulang lebih dulu. Jadi bagaimana pertunangannya?" Tanya appa. Aku seketika menelan liurku, tenggorokan ku tiba-tiba sakit. Dan disana Sehun terlihat santai.
"Ya tentang pertunangan itu, apa kita harus cepat? Menurutku ..." mereka terus berbicara dan aku hanya diam. Sesekali mataku membulat dan menelan liurku.

"Lebih baik mereka langsung menikah." Kata ayah Sehun tiba-tiba, dan itu membuatku terbatuk.

"Ma-maksudmu?" Tanyaku yang benar-benar terkejut.
"Ya kalian langsung menikah tanpa bertunangan lebih dulu." Jawab ayah Sehun. Lagi-lagi itu membuat tenggorokan ku sakit.

Aku harus menjelaskan semua ini. Harus! "Jadi.. mm begini." Aku menggantungkan kata-kataku, mereka semua menatapku terkecuali Oh Sehun. Dia terlihat sangat santai dan itu membuatku marah. "Aku dan Sehun sebenarnya hany-" aku mencoba menjelaskan segala hal mengenai hubunganku dan Sehun. Tak ada pacaran, tak ada hari yang indah bersamanya. Namun semua itu tidak terjadi setelah Sehun menyela.

"Kami akan menikah. Secepatnya." Kata Oh Sehun santai. Kali ini dia benar-benar ingin mati. Aku kaget, tidak aku saja semua orang disini kaget mendengar itu. Tapi,mereka terlihat senang mendengar hal itu. Berbeda denganku. Sehun dari tadi menatap ke arah lantai dan tersenyum miring. Entah apa yang ia pikirkan, ia harus memikirkan kata-kata terakhirnya sebelum aku membunuhnya malam ini.

"Benarkah? Bagus kalau begitu! Kalian akan menikah secepatnya." Jawab ayahnya. Bukan Sehun, sekarang aku jadi ingin memukul ayahnya. Bagaimana tidak? Dari tadi ia berbicara terus dan tidak memberiku kesempatan bercerita dan dia seenaknya saja memutuskan sesuatu.

"Sayang minggu depan paman Joe akan datang. Bagaimana kalau minggu depan saja?" Tanya Ibu Sehun. Benar-benar aku ingin membunuh keluarga Oh malam ini! Mereka semua pikir menikah hanya main-main? Dan juga appa dari tadi hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. Apa mereka pikir aku ini robot? Huh?!

.
.
.
.
.
.
.
Aiiiiihhh jadi nikah tuh wkwkwwk.
Midnight update! Spec. Buat birthday akyu hahahahahhaha
Jangan lupa vote dan comment guys!
Saranghae❤

SARANGHAE, Mr. OH!  [YOONHUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang