Fredella sedang berdiri di gerbang sekolah menunggu Darwin dan Ernest yang belum datang juga. Karena kedua abangnya di tahan oleh Natasha, dan terpaksa dirinya berangkat sekolah duluan.
Setelah kemarin rahasia mereka diketahui, Darwin dan Ernest mendapatkan hukuman harus menaiki motor-motoran yang biasanya di naiki oleh anak kecil untuk berangkat ke sekolah selama satu minggu. Untung saja dirinya hanya dihukum berangkat menggunakan papan skateboard.
"Lo sendirian disini?"tanya seseorang.
Fredella menoleh ke belakang melihat Raka berdiri tak jauh darinya.
"Engga kok, gue disini berdua."jawab Fredella jujur.
"Boleh ga gue berdiri disamping lo?"tanya Raka sekali lagi.
"Tinggal berdiri aja, ga ada yang ngelarang kok."
"Jadi kalau gue pengen berdiri di pelaminan bareng sama lo, ga ada yang ngelarang juga dong?"tanya Raka tersenyum manis.
"Tapi gue ga minat berdiri di pelaminan bareng lo."balas Fredella datar.
Raka tertawa kecil mendengar ucapan Fredella. Dirinya memang sudah tau pasti Fredella tidak akan merespon gombalan dirinya seperti cewek lain.
"Gue bercanda kok, jangan baper ya."
Suara klakson mobil mengalihkan perhatian keduanya. Tak berapa lama Fredella melihat Rolando keluar dari mobil tersebut dan berjalan menghampirinya.
"Kalian ngapain berduaan di gerbang gini?"tanya Rolando selidik.
Raka tiba-tiba merangkul pundak Fredella. Membuat Fredella tersentak kaget, lalu menolehkan kepalanya ke arah Raka dengan tatapan tajam namun tak dihiraukan oleh Raka.
"Lagi pdkt, lo ga ada niatan buat nikung gebetan gue kan!"ucap Raka tersenyum miring.
Rolando memutar mata malas, sebenernya ini sedikit membuatnya risih melihat Raka seperti itu pada Fredella.
"Engga gue tikung kok, tenang aja!"balas Rolando ketus.
Tiba-tiba suara sirine ambulance terdengar semakin mendekat ke arah mereka bertiga.
"WOY JANGAN GANGGU ADIK GUE!"teriak Darwin keras sambil mendorong motor-motoran nya.
Fredella menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kedua kakaknya.
Bagaimana bisa Darwin berangkat ke sekolah menggunakan celana sekolah dengan atasan lingerlie! Sedangkan Ernest di belakang memegang ponsel yang berbunyi sirine ambulance dengan baju dan rok suster.
"Della, abang lo masih waras kan?"tanya Rolando kaget.
"Gue juga ga yakin mereka masih waras."jawab Fredella tanpa mengalihkan pandangannya.
Akhirnya Darwin dan Ernest pun menghentikkan motor-motorannya tepat di depan Fredella.
"Dek, kamu ga di godain sama dua terong ini kan?"tanya Darwin selidik.
"Engga kok, yang ada mata Della ternodai sama dua cowok berbaju aneh."balas Fredella jujur.
"Dek, liat deh abang sexy yah pake baju suster gini."ucap Ernest sambil memutar-mutarkan badannya layaknya princess tidak lupa dengan bibir di monyongin.
"TERANGKANLAH, TERANGKANLAH! JIWA YANG TERTUKAR OTAK PENUH MESUM, BILA MASA TELAH TIADA! SEGERALAH TOBAT JANGAN TUNDA-TUNDA~~" Fredella bernyanyi sedikit keras sifat bencong dalam diri abangnya pergi.
Raka dan Rolando langsung tertawa mendengar nyanyian Fredella. Sedangkan Darwin malah mendengus kesal ini semua ulah Natasha yang menambah hukumannya.
"Dek, abang masih normal! Ga perlu di nyanyiin kek gitu."balas Darwin jutek.
"Lagian kek bencong aja, ke sekolah pake lingerlie segala. Abang itu laki-laki tau!"ucap Fredella gemas.
"Ini terpaksa dek! Ingat terpaksa bukan niat dari hati."balas Darwin kesal.
Rolando membuka tasnya, lalu mengambil jaket yang dirinya selalu bawa dan meleparkannya ke arah Darwin.
"Lo bisa pake jaket gue dulu, minimal lo cuma pake lingerlie ga kek adik lo!"ucap Rolando menahan tawa.
Raka yang tak mau kalah dengan Rolando pun membuka tasnya, dan mengambil baju olahraga untung saja hari ini ada pelajaran olahraga pikirnya.
"Nih buat lo, pake baju olahraga gue. Lo jangan kaya bencong yang berotot ya kasian muka ganteng lo."ucap Raka sambil menyerahkan baju olahraga pada Ernest.
"Gak mau, gimana kalau lo berniat perkosa gue dengan modus pinjemin baju olahraga."ketus Ernest.
"Berasa ada yang polos-polos bangsat menyebalkan."sindir Fredella gemas melihat Ernest.
Setelah mengucapkan itu, Fredella membalikkan badannya dan melangkah masuk ke dalam sekolah meninggalkan mereka berempat.
"Yah kok ditinggalin sih."ucap Darwin sebal.
"Della pasti ga mau masuk bareng bencong kek lu!"ejek Rolando.
"Wah wah, dasar lo muka dua! Baik di depan Della doang."sinis Darwin.
"Bang, muka kedua nya si Rolando dimana emangnya?"tanya Ernest dengan muka polos andalannya.
"Dipantat!"balas Darwin malas.
Ernest melangkah mundur kebelakang dan berhenti dibelakang Rolando. Ernest membungkukkan badannya, lalu menatap pantat Rolando.
"Engga ada muka kedua dia tuh bang, yang ada celana bolong keliatan dia pake boxer spongebob."ucap Ernest iseng.
"Serius celana gue bolong?"tanya Rolando panik.
"Kalau ga bolong, gimana lo masukinnya! Dasar oon."jawab Ernest tertawa kecil.
Rolando mencoba berpikir sejenak, pagi tadikan dirinya tak memakai boxer spongebob. Mengapa dirinya kali ini bisa dibohongi oleh Ernest pikirnya.
"Sialan lo ngerjain gue, bikin gue panik aja."ucap Rolando kesal.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Setuju ada The Journey Of Madness Triplets ke 2?
Ku masih pengen pertahanin mereka bertiga belum bisa move on! Apalagi sama sosok bang Ernest😍💋
Yuk difollow ig Ernest sama Fredella !
@Ernesthansel18_
@Fredellacallia18_
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Madness Triplets 2 [COMPLETED]
HumorUpdate Seminggu Sekali! Baca dulu The Journey Of Madness Triplets kesatu baru baca cerita ini! Setelah rahasia mereka bertiga diketahui oleh keluarganya. Bagaimana keseharian mereka selanjutnya? Cover by @-pixiedustxx #13 in Humor (03.08.2017) #9 in...