DEF - 5

16.6K 1.6K 45
                                    

Bel istirahat pun berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar kelas, begitu dengan Fredella dan Kevin. Mereka berdua berjalan menuju kantin untuk mencari Darwin dan Ernest.

"Della, kapan-kapan kita jalan berdua yuk!"ajak Kevin tersenyum manis.

Fredella melirik ke arah Kevin, lalu menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis.

"Tapi lo izin dulu ke bang Darwin sama bang Ernest ya."balas Fredella.

"Sama aja cari mati kalau minta izin ke si Darwin mah."ucap Kevin cemberut.

Fredella terkekeh mendengar ucapan Kevin, memang sih tidak mudah meminta izin kepada Darwin. Tapi dirinya senang karena Darwin menjadi sosok abang yang baik yang tidak mudah mengizinkan dirinya untuk berjalan dengan cowok lain.

Sesampainya dikantin, Fredella mengerutkan dahinya bingung melihat kedua abangnya duduk bersama Raka dan Rolando.

Sejak kapan kedua abangnya menjadi dekat dengan Rolando dan Raka seperti itu. Benar-benar mencurigakan pikirnya.

"Woy, Dadar gulung hayang kawin alias Darwin."teriak Kevin.

Fredella tersenyum geli melihat Darwin menatap ke arah Kevin dan mengacungkan jari tengahnya. Entah Kevin mendapatkan ejekan itu darimana.

Fredella dan Kevin melangkah menghampiri meja Darwin.

"Dek, kamu sini duduk deket abang!"ucap Darwin sambil menepuk-nepuk kursi di sampingnya.

Fredella pun menghentikan langkahnya dan duduk disamping Darwin. Sedangkan Kevin duduk disamping Raka.

"Tumben kalian akur, mana duduknya barengan lagi."ucap Fredella.

"Akur juga gara-gara di teraktir makanan sama si Raka, lagian rezeki ga boleh ditolak. Cukup cinta aja yang ditolak."balas Darwin sambil menaik-nurunkan alisnya.

Fredella menggeleng-gelengkan kepalanya melihat ada 4 mangkok di dekat Ernes. Sedangkan Ernest malah terlihat sedang asik memakan bakso.

"Eh, kita main tebak-tebakan yuk."ajak Raka sekalian agar bisa mengobrol dengan Fredella.

"Kita? Lo aja kali, gue engga!"balas Kevin ketus.

"Gue ga suka tebak-tebakan, karena perasaan seseorang itu ga bisa ditebak. Bener kan, Della?"tanya Rolando tersenyum tipis.

Darwin menatap mereka bertiga secara gantian, sepertinya bakal ada persaingan untuk mendapatkan adiknya pikirnya.

"Eeeuuu." Tiba-tiba terdengar bunyi sendawa dari mulut Ernest.

"Alhamdulillah, ini perut akhirnya kenyang juga. Sungguh nikmat makanan gratisan yang engkau berikan pada Ernest."kata Ernest sambil mengelus-elus perutnya.

Darwin mendengus sebal, dasar tidak sopan sendawa sembarangan. Lalu melirik ke sekeliling kantin ada beberapa siswa-siswi yang menengok ke arah meja mereka.

"Malu-maluin dih, ga baik tau sendawa sembarangan kek gitu."ucap Darwin.

"Menurut kata Daniel Star, sendawa sembarangan itu membuat kadar kegantengan cowok meningkat bang."balas Ernest sambil menjulurkan lidahnya.

The Journey Of Madness Triplets 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang