DEF - 7

16.5K 1.7K 57
                                    

"Bu Lope ga masuk guys, kita cuma disuruh ngerjain tugas aja. Tapi jangan di kerjain aja yuk, toh ga bakalan dikumpulin ini."teriak Hidayat si ketua kelas yang disambut dengan sorak kesenangan dari teman-teman dikelas.

Bu Cinta atau biasa dipanggil bu Lope di kelasnya adalah guru sejarah. Sebenarnya Darwin heran mengapa anak MIA harus belajar sejarah, toh pada akhirnya sejarah kebanyakan dilupakan oleh orang-orang.

Dan tak ada sejarahnya orang putus cinta menangis tersedu-sedu direkam dan di upload ke sosmed kalau bukan ingin mencari perhatian dari orang-orang.

Sudah bisa ditebak pada akhirnya orang tersebut tenar sesaat tapi tidak bakalan dikenang dalam sejarah. Bahkan sejarah pahlawan aja sering dilupakan, apalagi sejarah sampah kek gitu pikirnya.

"Heh... Darwin punya video terbaru yang hot di ranjang gak?"tanya Sarjono.

Darwin menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Sebenarnya teman-teman cowoknya dikelas sudah tau jika Darwin memiliki banyak film dewasa. Karena kemarin malam ponsel dan laptop Darwin sudah di format oleh Clorinda.

"Gak ada, dihapus sama emak gue dan di gantiin sama kartun hello kitty. Kalau mau share it kartun hello kitty sini aja."

Ernest tertawa senang jika mengingat kejadian kemarin malam. Setelah mereka bertiga diberi hukuman karena telah menyembunyikan rahasia selama ini dari kedua orang tuanya. Clorinda langsung menyinta ponsel dan laptop Darwin untuk diformat.

"Yahh... King okep kita sudah gugur kawan-kawan."ucap Sarjono sedikit keras yang dibalas sorakan kecewa dari beberapa siswa lainnya.

"Sialan kalian! Makanya download sendiri kek jangan modal gratisan doang lewat bluetooth atau share it."ketus Darwin.

"Sayang kuota ah. Lagian kuota aja gue sayang, apalagi lo ya Della."gombal Sarjono yang langsung mendapatkan lemparan sepatu dari Darwin.

"Gausah gombal-gombalin adik gue, biji lo masih kecil belum gede. Ga bakal memuaskan adik gue."ucap Darwin sinis.

"Yehh kata siapa? Biji gue mah panjang, kuat dan tahan lama! Siap tempur pagi dan malam. Yang ada Della tuh meragukan, yakin bisa memuaskan gak? Dada aja rata, body krempeng mana hidup lagi."ucap Sarjono tak terima dan malah mengejek balik.

Darwin menatap tajam ke arah Sarjono bisa-bisa mengejek adiknya padahal tadi Sarjono baru saja menggombali Fredella.

Darwin berniat membalas ucapan Sarjono, namun Fredella sudah menggebrak meja duluan. Membuat Darwin dan Sarjono terdiam. Bahkan suasana kelas pun menjadi hening.

"Mending gue dada rata tapi gak di umbar-umbar kek sampah. Daripada dada gede tapi kelakuannya menjijikan. Toh pada akhirnya lo bakal cari pasangan yang kelakuannya baik bukan nyari pasangan dari dadanya gede atau engga!"ucap Fredella dingin.

Sarjono menatap ke arah Fredella tak percaya, ternyata benar-benar orang pendiem itu sekali ngomong pedes.

"Hidup dada rata!!!!"sorak siswi dikelas..

"Senangnya tuh disini di dalam hati ku, senangnya tuh disini pas Jono nya disindir. Senang, senang, senangnya tuh disini. Senang, senang, senangnya tuh disini."ucap Ernest bernyanyi dengan santai tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Sarjono.

"Sialan lo ngenes."kata Sarjono sebal.

"Lo siapa ya? Gue ga kenal tuh."balas Ernest pura-pura bingung.

"Nyesel gue punya temen kek lu!"ucap Sarjono jutek.

"Sejak kapan kita temenan?"tanya Ernest polos.

"Sejak miyabi tobat."jawab Sarjono ngasal.

"Oh aja ya kan."ucap Ernest tersenyum manis.

"Mati aja lo sana."balas Sarjono benar-benar kesal.

"Cepatlah cepat wahai sarjono laknat, jangan sampai kau terlambat. Tobatlah tobat wahai sarjono mesum jangan sampai kau tersesat."ucap Ernest bernyanyi sekali lagi.

Seisi kelas malah asik melihat perdebatan Ernest dan Sarjono termasuk Darwin. Karena menurut mereka baru kali ini Ernest berdebat dan tidak bersikap bego.

Memang benar kita ga akan mengenal seseorang itu baik atau jahat jika kita sendiri tak mengenalnya lebih jauh. Mereka semua mengaku salah telah mengecap si kembar jelek.

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka semua dan menatap ke arah pintu terlihat seorang siswi berdiri disana.

"Neng, mau ngajak abang ngedate ya!"goda Sarjono iseng.

"Ih so kecakepan banget sih lo."ucap siswi itu tak suka.

Seisi kelas langsung tertawa mendengar jawaban siswi tersebut. Sedangkan Sarjono malah semakin sebal rasanya dirinya sedang kena sial.

"Mampus, mangga mamam."teriak Darwin kesenangan.

"Lo ada apaan emang kesini? Kalau bukan mau modusin kelas ini."tanya Hidayat.

"Gue disuruh sama bu Yanti buat sampein kalau tugas yang dikasih sama bu Cinta tolong kumpulin di meja bu Cinta sepulang sekolah. Karena tadi bu Yanti lupa bilang sama ketua kelas ini."ucap siswi itu lalu langsung melangkah pergi.

Setelah mendengar itu semua seisi kelas langsung sibuk mengeluarkan bukunya dari dalam tas.

"Woy, Hidayat halaman berapa tugas dari bu Lope?"tanya Daffa.

"Buka aja bab 3 terus kerjain uji kompetensi nya tapi tulis jawabannya aja."jawab Hidayat.

"Guys, jangan dikerjain aja. Enakan juga dihukum sama guru, rasanya mantap gan!"usul Ernest sambil mengacungkan jempolnya.

"Hooh bener kata adek gue, apalagi toilet kita harumnya sedap. Membuat indra penciuman kita tajam setajam silet sist."ucap Darwin berbicara layaknya penjual online.

"Dan kita juga telah membantu meringankan beban pekerjaan OB di sekolah, ini sungguh tindakan yang mulia kawan-kawan." Fredella ikut-ikutan membantu kedua abangnya untuk menghasut teman-temannya dikelas.

Seisi kelas menggelengkan kepalanya tak setuju, karena bu Cinta adalah guru killer yang memberikan hukuman tidak pernah segan-segan mau itu kepada siswa atau siswi.

"Dasar kembar gesrek!"ucap seisi kelas kompak.

Darwin, Ernest dan Fredella malah tertawa mendapatkan julukan lucu seperti itu.

"Mantap gan!"ucap Darwin tertawa keras.

***

Aku udah post part baru lagi, jadi hari ini post 2 part ya dan sampai ketemu lagi minggu depan😄

The Journey Of Madness Triplets 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang