DEF - 12

16.4K 1.4K 45
                                    

Ernest menatap ke arah pintu, terlihat para pelanggan mulai berdatangan ke tempat bakso miliknya. Fredella dan Darwin sedang sibuk mengantarkan makanan ke pelanggan, walau mereka memiliki karyawan. Sedangkan dirinya disuruh berjaga dikasir.

Ya sepulang sekolah, mereka bertiga langsung disuruh Natasha untuk datang kesini. Karena sejak pagi Natasha sudah membuat acara pembukaan tempat bakso nya ini, untung saja tempat bakso nya tidak jauh dari sekolahan pikirnya.

"Mas, pesen mie baso yang terlupakan 2 ya!"ucap salah satu pelanggan ke karyawan.

Ernest yang mendengar ucapan pelanggan itu dari meja kasir. Ia tersenyum senang karena sebuah ide terlintas di kepalanya.

"Loh mbak, kalau terlupakan kenapa di pesen?"tanya Ernest polos.

"Ya kan karena nama nya emang itu mas. Lagian kan saya belum tau rasanya kek gimana."jawab pelanggan santai.

"Tuhkan rasanya bakso aja mbak lupa, gimana rasanya perasaan mbak yang di gantung sama doi coba. Pasti lupa juga!"

"Ya sudah deh mas, saya ganti jadi pesen bakso gagal move on aja 2."

"Gimana mbak mau cari ganti pengganti mantan. Kalau mbak aja belum bisa move on dari mantan! Padahal kerjaan mantan mbak kan nyakitin mulu."

Fredella yang sedang memegang nampan dan berdiri tak jauh dari posisi meja pelanggan yang sedang diajak debat oleh Ernest.

Dia sedang memperhatikan akan terjadi apa setelah perdebatan yang dibuat oleh abang nya ini.

"Pesen ini salah, pesen itu juga salah! Terus saya kudu piye mas?"tanya pelanggan itu berusaha sabar.

Fredella terkekeh pelan, kali ini dirinya harus turun tangan sebelum jadi panjang. Fredella berjalan ke arah meja pelanggan tersebut dan berdiri disamping pelanggannya. Lalu mengisyaratkan agar karyawannya pergi ke belakang saja dan Fredella yang akan mengurus masalah ini.

"Mbak, maafin kakak saya ya! Jadi sekarang mbak mau pesen apa?"tanya Fredella ramah.

"Dek, abang belum jawab pertanyaan si mbak itu loh."seru Ernest.

"Mending abang diem duduk manis disana, terus nonton hello kitty aja di hp Della gih."saran Fredella yang dibalas acungan jempol oleh Ernest.

"Mbak, saya jadinya pesen mie bakso barisan para mantan 2 ya."

"Mohon ditunggu ya mbak."ucap Fredella ramah.

Fredella membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya ke arah dapur. Sedangkan Ernest sedang asik menonton kartun hello kitty di ponsel Fredella.

Tiba-tiba ada bunyi notif masuk dari ponsel Fredella. Ternyata ada Whatsapp dari Rolando untuk adiknya, pasti Rolando ingin modus pada adiknya pikir Ernest.

Ernest pun membuka pesan dari Rolando, lalu membaca nya dan sebuah ide terlintas di kepalanya.

Ernest pun mengetik sesuatu dilayar ponselnya dan mengirimkannya kepada Rolando.

Ernest pun mengetik sesuatu dilayar ponselnya dan mengirimkannya kepada Rolando

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah semoga Ernest dapat kolor hello kitty gratisan. Biar bisa pamer ke omah kan yang dulu disita!"ucap Ernest berharap.

"Kolor hello kitty gratisan dari siapa?"

Ernest tersentak kaget melihat Darwin berdiri di depannya sambil menatap curiga pada dirinya.

"Yah siapa aja yang mau kasih bang, dengan senang hati Ernest bakalan nerima itu kolor hello kitty dan menjaganya seperti kolor Ernest."jawab Ernest dengan wajah polos.

"Eh kita tutup jam berapa?"

"Tutup apa? Tutup usia? Nanti lah pas waktunya bang."

"Sembarangan lo! Maksud gue tuh tutup ini tempat bakso."

"Oh, nanti jam 6 bang."

*****

"Rolando. Lo senyum-senyum sendiri sambil lihat hp, kek orang gila tau gak sih."celetuk Revan.

Raka menatap Rolando yang sibuk bermain ponsel. Dia penasaran Rolando sedang chatting dengan siapa.

"Biarin aja, yang penting gue seneng."balas Rolando tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Emang lo lagi chat sama siapa?"tanya Raka selidik.

"Della. Dia minta di beliin kolor hello kitty warna ungu katanya biar cute kek dia. Kan lucu ya."jawab Rolando terkekeh.

"Della yang dulu balapan sama gue?"kini giliran Revan yang bertanya.

"Hmm."

Raka curiga ada yang tidak beres dengan Rolando. Bukankah dulu Rolando sangat tidak menyukai Fredella ya.

"Lo berniat jadiin dia pacar?"tanya Revan sekali lagi.

"Engga, gue niat halalin dia aja. Raka gapapa kan gue tikung dia?" Rolando tersenyum miring ke arah Raka.

"Tikung aja kalau lo bisa, gue ga yakin dia mau sama lo."balas Raka santai.

"Dan gue juga ga yakin dia mau sama lo."balas Rolando sinis.

"Intinya Della ga mau sama kalian berdua. Dia pastinya mau sama gue."

"MIMPI !"ucap Raka dan Rolando bersamaan.

Revan hanya tertawa, lagian siapa juga yang tertarik dengan Fredella. Revan mengakui Fredella cantik, tapi dia sadar diri mana mau cewek seperti Fredella padanya.

The Journey Of Madness Triplets 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang