Part 19

13.6K 1.3K 69
                                    

Setelah selesai mengejarkan PR yang akan di kumpulkan besok. Mereka bertiga berkumpul diruang tamu sambil menonton kartun Hello Kitty.

"Eh masa nih ya, dek! Gue di toilet tadi liat cicak lagi indehoy."celetuk Darwin semangat.

"Terus Della harus peduli gitu?"tanya Fredella dengan muka songong.

"Oh cicak indehoy. Yang kata abang dimana cicak tuh naikin cicak lagi, dan aduhay asiknya."ucap Ernest dengan wajah polos andalan nya.

Darwin tertawa kecil mendengar ucapan Ernest barusan. Dia masih ingat itu adalah ucapan yang dulu dia katakan saat Ernest masih pura-pura polos.

"Muka lo gausah dibuat so polos deh. Jadi pengen nabok gue!"ucapnya terkekeh.

"Ih kan polos enak, bang. Bisa keliatan semua nya." Balas Ernest sambil mengedipkan sebelah mata.

Fredella melemparkan bantal ke arah Ernest. "Kembali kan abang Ernest yang polos!!!"

"Aduh, maaf dek. Duit abang merah semua gak ada kembalian!"

"Dih so iye banget sih duitnya merah semua. Ga menyakinkan tuh, abang kan biasanya bawa duit gambar monyet."ejek Fredella sambil tersenyum meremehkan.

"Masih mending si Ernest bawa duit gambar monyet. Daripada lu Della cucu monyet."celetuk seseorang dari belakang.

Mereka bertiga menoleh ke belakang dan melihat kakek neneknya berjalan ke arah mereka sambil membawa paper bag.

"Abis darimana nenek? Trus itu bawa apaan?"tanya Darwin penasaran.

"Oh ini." Natasha mengangkat paper bag nya. "Gak bawa apa-apa sih. Ini cuma paper bag kosong. Makanan nya sih udah abis, lagian kalian bisa beli makanan sendiri."ucapnya dengan santai.

Darwin menatap Natasha malas. Neneknya ini benar-benar menyebalkan. Sebuah ide terlintas di kepala nya dan senyuman miring terukir di wajah Darwin.

"Iya sih bener. Jadi Darwin boleh dong ngajak Opa jajan diluar?"tanya Darwin sambil menaik-nurunkan alisnya.

Natasha menatap Darwin curiga. "Jajan apaan dulu? Kalau jajan makanan sih ya silahkan. Tapi kalau jajan cabe, siap-siap aja burung kalian tinggal kenangan!"ucapnya ketus.

"Lah sejak kapan bang Darwin sama Opa punya burung? Kita kan cuma pernah pelihara ayam warna warni sama ikan cupang aja."tanya Ernest polos.

"Sejak nenek lu masih perawan."jawab Natasha ngasal.

"Nenek kan udah gak perawan. Nenek tuh udah lansia."ucap Darwin terkekeh.

"Diem lu, gini-gini brondong masih minat sama gue!"balas Natasha sombong.

"Iya brondong masih minat. Tapi minatnya buat jadiin situ atm berjalan."kata Vanno datar.

"Dasar suami kurang dibelai."ejek Natasha terkekeh.

"Gapapa. Masih banyak perawan yang mau belai saya tante."balas Vanno tak mau kalah.

"Tidur diluar nanti malem!"ucap Natasha sinis.

Natasha menginjak kaki Vanno sekuat tenanga dan membuat Vanno meringis kesakitan. Sedangkan Darwin dan Ernest malah tertawa terbahak-bahak melihat perdebatan nenek dan kakeknya.

"Kanelay."celetuk Fredella.

Vanno mengerutkan dahi bingung. "Kanelay apaan?"

"Kakek nenek alay. Macam abg labil aja dah tua masih ributin hal beginian."ucap Fredella sambil menggeleng-gelengkan kepala nya.

"Kita emang tua, tapi masih menggoda tau! Bener gak, Vanno?"tanya Natasha tersenyum miring dan dibalas anggukan oleh Vanno.

"Terserah, gak mau tau dan ga peduli!"jawab Fredella sambil menjulurkan lidahnya.

"Dasar cucu monyet."ucap Natasha sebal.

"Kalau Della cucu monyet. Berarti nenek juga neneknya monyet bukan nenek cantik!"balas Fredella tersenyum menyebalkan.

"Udah-udah sesama spesies monyet jangan bertengkar dan harap tenang."ucap Ernest melerai.

"Harap tenang? Di kata ini lagian ujian nasional gitu."tanya Natasha kesal.

"Iya! Ini kan lagi ujian tes kecocokan jadi monyet hits."jawab Ernest terkekeh.

"I hate you!"

"I love you too, Grandma. But I don't care about you."ucap Ernest sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Dasar kau cucu durjana."

*****

Suara ketukan pintu berkali-kali mengalihkan perhatian Fredella. Siapa yang sudah heboh pagi-pagi pikirnya.

"Dek! Liat kolor Hello Kitty abang gak?"teriak Ernest dari luar.

"Di buang sama nenek kali."jawab Fredella sedikit keras.

Fredella mengambil tas dikasur, lalu berjalan ke arah pintu dan membuka nya. Terlihat Ernest belum siap-siap ke sekolah, bahkan masih memakai handuk saja.

"Abang, kenapa gak pake baju sih? Bentar lagi kan kita berangkat sekolah"tanya Fredella heran.

"Kolor Hello Kitty abang engga ada!"jawab Ernest cemberut.

"Yaudah sih, pake kolor yang ada aja."

"Engga mau! Abang kangen pake kolor Hello Kitty."ucap Ernest sambil menghentak-hentakan kakinya.

Fredella langsung menutup matanya melihat handuk Ernest hampir terjatuh.

"Abang, benerin handuk nya dih!"suruh Fredella sedikit membentak.

Ernest langsung menatap ke bawah dan langsung membenarkan posisi handuknya.

"Duh maaf dek. Handuknya kedodoran, dia harus abang sentil abis nakal ya si handuk."ucap Ernest terkekeh geli.

"Balik sana ke kamar."usir Fredella ketus.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Maaf aku lama update, karena aku lagi jatuh sakit dan lagi menjalani terapi dibagian punggung aku. Mungkin aku akan hiatus sementara waktu dari wp, tapi aku bakal usaha kan update saat aku ada waktu kosong dan kondisi kesehatan yang udah cukup baik.

Mohon di mengerti ya, terimakasih🙏🏻

The Journey Of Madness Triplets 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang