DEF - 14

14.1K 1.4K 53
                                    

Ernest menyandarkan kepalanya dibahu Fredella sambil menonton kartun Hello Kitty di ruang tamu.

"Bang."panggil Fredella.

"Hmm."

"Masih bete ya?"

"Aku bete sama omah, aku sebel sama omah. Kolor kitty di injekin, aku bete-bete bete." Ucap Ernest bernyanyi.

Fredella tertawa kecil. Padahal abang nya sangat bersemangat untuk pamer kepada Natasha. Tapi hasilnya tak sesuai dengan ekspektasi.

"Udah sih bang! Gausah bete gitu, ntar Della beliin kolor ijo deh."

"Engga mau! Kolor ijo itu jelek ga cute kek kolor hello kitty." Ucap Ernest cemberut.

"Kolor hello kitty itu ga lucu! Sebenernya yang lucu itu abang tau." Goda Fredella sambil mengedipkan sebelah mata.

"Ih anak gadis ga boleh di godain! Nanti abang ga suci lagi."ucap Ernest tersenyum malu.

Darwin duduk di samping Ernest sambil membawa semangkok mie instan.

"Mana ada gadis punya pisang."ejek Darwin.

"Terus gadis punya nya apa bang?"tanya Ernest ketus.

"Punya mahkota! Makanya jadi gadis harus bisa jaga diri jangan mau diobralin ke cowok. Soalnya kalau mahkota nya rusak, harga diri tuh gadis juga ikut rusak. Udah ah gue mau makan dulu laper."

Darwin menyuapkan sesuap mie ke mulutnya. Fredella menatap Darwin dengan tatapan lapar. Rasanya Darwin sangat menikmati setiap suapan yang masuk ke mulutnya.

Apalagi Darwin sedang memakan mie kuah ditambah telur dan bakso kesukaan Fredella saat lapar.

"Bang, bagi dong."pinta Fredella.

"Bikin aja sendiri dek. Ini enak loh mana pedesnya edun gila."ucap Darwin sambil menyuapkan sesuap mie ke mulut nya.

"Dek, kira-kira mamah pulang bawa makanan ga ya? Kan tadi mamah banyak bawa keresek tuh."tanya Ernest penasaran.

Fredella menggelengkan kepalanya. Memang tadi saat Clorinda dan Arsen akan berangkat ke undangan pernikahan rekan bisnis nya membawa beberapa keresek.

"Della ga tau bang. Mungkin itu keresek buat Mamah mungut aqua gelas di acara nikahan, kan lumayan buat dijual ke tukang rongsok."ucap Fredella santai dan Darwin langsung tertawa mendengar nya.

"Yahh kirain buat mamah bungkus makanan. Kita kan ga di ajak kesana, tapi siapa tau aja mamah bungkusin makanan buat kita kan sayang kasih amplop gede yang makan cuma berdua."ucap Ernest polos.

"Emang mamah ngasih gede ya amplop nya? Tumben biasanya mamah pelit."tanya Darwin penasaran.

"Iya gede amplop nya doang, isinya sih cuma surat selamat aja."jawab Ernest terkekeh.

"So tau ih bang! Mamah ga bakalan kasih surat doang apalagi ke rekan bisnis nya. Mamah kan pelit cuma ke bang Darwin doang, soalnya mamah tau kalau abang di kasih duit pasti beli nya majalah rongsokan."ucap Fredella sambil merebut mangkok di tangan Darwin.

"Dek! Mie abang jangan kamu makan ih."

Fredella mengangkat bahu, lalu menyuapkan sesuap mie instan ke mulutnya. Sedangkan Darwin hanya mendengus sebal padahal itu tinggal suapan terakhir.

"Begini ya rasanya ditikung ternyata sakit juga."ucap Darwin pura-pura sedih.

"Lebay, mie instan doang tinggal bikin lagi juga. Pantes aja abang jomblo abis alay sih."ejek Ernest santai.

Darwin menjitak kepala Ernest sedikit keras. Dia tak terima disebut alay oleh Ernest. Dasar tidak ngaca adiknya ini.

"Jelas yang alay tuh elu dek! Cowok kok suka hello kitty."ketus Darwin.

"Cowok suka hello kitty itu langka! Ga kek abang cowok mesum yang pasaran."sinis Ernest tak mau kalah.

Suara bel di pintu depan mengalihkan perhatian mereka bertiga. Fredella mengerutkan dahi nya bingung, tumben mamahnya pulang memencet bel dan tidak langsung masuk. Apa mungkin itu orang yang tertamu ke rumahnya pikirnya.

"Bang Darwin, bukain pintu gih."suruh Fredella.

"Kok abang sih? Kan harusnya abang yang nyuruh adiknya."

"Sekarang jaman nya adik nyuruh abangnya. Jadi abang cepet buka pintu!"

Darwin mengangguk malas, lalu beranjak dari duduknya dan melangkah menuju pintu depan rumah.

Sesampai nya di depan pintu, Darwin membuka knop pintu dan tersenyum senang melihat cowok yang berdiri di depannya sambil memegang 2 box pizza.

"Ngapain lo kesini?"tanya Darwin tak suka.

"Main."

"Rumah gue bukan taman bermain! Mending lo balik aja gih."usir Darwin.

"Ini bukan rumah lo. Ini rumah orangtua lo!"balas cowok itu songong.

"Rolando, grundlegende bullies! Du gehst besser nach Hause und stört meine Schwester nicht."ketus Darwin dalam bahasa Jerman.

Ya orang yang bertamu ke rumahnya adalah Rolando. Darwin tidak akan pernah setuju dengan Rolando yang ingin mendekati Fredella.

Rolando mengerutkan dahi nya bingung. Dia tidak tau apa yang Darwin bicarakan.

"Lo ngomong apaan sih?"tanya Rolando bingung.

"Tuh ya! Lo aja ga bisa ngerti apa yang gue omongin, gimana lo mau ngerti tentang cewek. Lo harus tau cewek tuh sukanya di mengerti dan di perhatiin. Bukannya dibilang pelacur sama seniornya, apalagi tuh senior Ketua Osis di sekolah! "jawab Darwin setengah menyindir.

Rolando terdiam. Dia tau kelakuan nya kemarin-kemarin pada Fredella sangat tidak mencontohkan sebagai Ketua Osis. Tapi ya mau bagaimana lagi sikapnya pada orang lain memang seperti itu pikirnya.

"Mending lo balik gih! Tapi pizza nya tinggalin aja disini."

Rolando menghela nafas pelan, lalu memberikan 2 box pizza itu pada Darwin.

"Makasih ya ntar bayarannya gue transfer ke rekening lo."ucap Darwin sambil menerima pizza tersebut.

"Gue pulang dulu deh, salam ya buat Della."pamit Rolando.

"Hmm."

Darwin membalikkan badan nya dan melangkah masuk ke dalam rumah. Darwin melangkahkan kakinya ke ruang tamu untuk menghampiri kedua adiknya, dan menyimpan 2 box pizza di meja.

"Bang, perasaan kita ga order pizza deh."ucap Fredella bingung.

"Ini pizza ngutang, tadi kurirnya salah alamat. Daripada dia rugi ya abang terima aja."

"Abang boong ya."ucap Fredella selidik.

Darwin menghela nafas kasar, tidak mudah ternyata membohongi Fredella.

"Itu pizza dari Rolando, tapi abang ngusir dia."kata Darwin jujur.

"Yaudah abang balikin gih pizza nya ke dia. Gak tau malu banget udah ngusir eh pizza nya malah di terima."ketus Fredella.

"Iya ih abang malu-maluin! Cukup Ernest aja yang malu-maluin. Abang gausah ikutan deh. Ntar Ernest kalah famous."ucap Ernest polos.

"Yaudah iya gue balikin deh tuh pizza. Serba salah mulu gue mah. Oh iya dek kamu jangan respon ya kalau Rolando ngechat kamu!"kata Darwin mengingatkan.

"Siap bang."ucap Fredella sambil mengacungkan jempolnya.

The Journey Of Madness Triplets 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang