"Biologi adalah ilmu tentang kehidupan. Istilah biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu bios (kehidupan) dan logos (ilmu). Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam. Biologi terdiri dari berbagai cabang dan berkembang pesat sejak abad ke-20."
Darwin sedari tadi menatap guru didepan dengan senyuman di wajahnya. Ia baru tau jika guru biologi disini masih muda sekitar 20th dan tentu nya lumayan cantik.
"Tolong sebutkan 4 cabang ilmu biologi? Yang bisa jawab tolong angkat tangan!"perintah bu Nanda.
Beberapa siswa-siswi mengangkat tangannya termasuk Darwin. Bu Nanda mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas untuk memilih siapa yang menjawab pertanyaan nya.
Namun yang menarik perhatian bu Nanda adalah mendapati Ernest yang sedang tertidur di pelajarannya.
Bu Nanda menutupkan bukunya, lalu melangkahkan kakinya menghampiri bangku Ernest dan Darwin yang ada di pojokan kelas.
Bu Nanda membungkukkan badannya lalu mendekatnya wajahnya ke telinga Ernest.
"Ernest bangun!"ucap bu Nanda sedikit keras.
Namun Ernest tak merespon ucapan bu Nanda dan malah terlihat tidur dengan nyaman meski tadi Bu Nanda telah memanggilnya dengan sedikit keras.
"Bu, kalau pengen dia bangun mah jitak aja kepalanya atau siram aja pake air kloset!"ucap Darwin memberikan saran.
Bu Nanda hanya tersenyum tipis, lalu ia menggoyang-goyangkan pundak Ernest sedikit kencang berharap agar muridnya itu bangun.
Ernest mendengus kesal, lalu membenarkan posisi tidurnya.
"Sutss!! Incess lagi bobo jangan ganggu ah. Senggol bacok nih!"ucap Ernest dengan mata masih terpejam.
Bu Nanda menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ucapan Ernest. Ia pun langsung menjewer telinga Ernest.
Karena merasa terganggu Ernest mendongakkan kepalanya dengan mata masih terpejam, lalu menghempaskan kasar tangan bu Nanda. Dan Ernest pun menyenderkan tubuhnya ke belakang untuk melanjutkan tidurnya.
"Nih anak manusia apa anak kebo sih susah banget di banguninnya."gerutu bu Nanda.
Fredella tersenyum tipis mendengar gerutu bu Nanda, memang susah untuk membangunkan Ernest jika sedang tertidur.
"Bu, kalau pengen abang saya bangun gebrak aja mejanya. Saya jamin abang saya bangun!"ucapnya tanpa menoleh kebelakang.
Bu Nanda sedikit ragu dengan ucapan Fredella, namun tidak salah juga jika ia mencoba saran itu untuk membangunkan muridnya ini. Bu Nanda menggebrak meja dengan sedikit keras membuat Ernest tersentak kaget dan terbangun dari tidurnya.
"Ernest Hansel Meschach!"
"Saha sih? Ganggu banget dah!" Ernest mengucek-ucek matanya, lalu menoleh ke samping dan membelalakkan matanya melihat siapa yang berdiri disampingnya.
"Eh, Bu Janda disini! Apa kabar bu?"tanya Ernest tersenyum polos.
"Enak ya tidur dikelas?"tanya bu Nanda balik tanpa menjawab pertayaan Ernest tadi.
"Enak bu."jawab Ernest jujur.
Bu Nanda langsung menjewer telinga Ernest karena gemas mendengar jawaban yang diberikan oleh Ernest.
"Kamu ini ya, ibu di depan lagi nerangin bukannya dengerin malah tidur!"omel Bu Nanda.
Ernest meringis karena telinganya dijewer oleh bu Nanda. Dirinya mencoba berpikir mencari alasan apa yang cocok ia berikan pada bu Nanda, hingga sebuah ide terlintas dikepalanya.
Darwin yang sedari tadi memperhatikan Ernest, ia dapat melihat seringai di wajah Ernest.
"Bu, Ernest tuh lagi sakit makanya tidur dikelas."ucap Ernest pura-pura lesu.
Bu Nanda menyipitkan matanya memperhatikan wajah Ernest tidak seperti orang sakit pikirnya.
"Emangnya kamu sakit apa sih? Kamu keliatannya sehat-sehat aja tuh."tanya bu Nanda bingung.
"Saya lagi terkena sakit pantat terbelah dua, kalau ibu ga percaya! Ibu boleh kok cek pantat saja pasti terbelah dua."ucap Ernest dengan wajah polos.
Seketika seluruh siswa-siswi dikelas tertawa pecah mendengar ucapan Ernest barusan yang konyol. Sedangkan bu Nanda hanya memutar bola mata malas, ternyata benar apa yang dibilang guru lain jika Ernest suka menguji kesabaran guru.
"Kalau kamu ga mau pantatnya terbelah! Ya tinggal jahit aja sana."ucap bu Nanda sebal sambil melepaskan jewerannya pada telinga Ernest.
"Ah engga mau bu, kata bang Darwin cowok tuh sukanya nusuk bukan ditusuk! Kalau pantat sayang dijahit berarti harus di tusuk-tusukkan."ucap Ernest masih tersenyum polos sambil mengikut lengan Darwin.
"Loh kok jadi bawa-bawa gue sih!"ucap Darwin tak terima.
Bu Nanda menghela nafas kasar. "Lebih baik kalian berdua keluar deh, debat aja sana diluar!"perintah bu Nanda.
"Bu, enakan juga keluar di dalem. Katanya lebih nikmat, bener kan bang?"tanya Ernest sambil menaik-nurunkan alisnya menggoda Darwin.
"Hooh bener, enakan juga keluar di dalem. Yaudah yuk bu kita keluar bareng-bareng di dalem biar pu---" Darwin menunduk dan langsung menutup mulutnya keceplosan berbicara seperti itu kepada gurunya.
Darwin mendengus kesal gagal sudah dirinya membuat image anak baik di depan gurunya, ini semua gara-gara Ernest yang sengaja memancing dirinya untuk berbicara mesum.
Darwin dapat mendengar beberapa siswa menertawakan dirinya. Darwin mendongak lalu melirik ke arah bu Nanda yang sedang menatapnya tajam.
"Maaf bu, keceplosan namanya juga nalurin lelaki bu."ucap Darwin tersenyum malu.
"Kalian berdua keluar sekarang juga!!"ucap bu Nanda tegas.
Ernest bersorak gembira dalam hatinya, dirinya tidak perlu belajar pelajaran biologi hari ini. Karena pelajaran biologi adalah pelajaran yang disukai Darwin.
"Tapi bu, saya kan masih pengen belajar dikelas."pinta Darwin.
Fredella rasa dirinya harus turun tangan daripada terus-terusan menganggu siswa lain belajar karena tingkah abang-abangnya.
Fredella bangkit dari duduknya lalu berdiri disamping bu Nanda.
"Bu, biar saya aja yang urus abang-abang saya. Biar ibu lanjut ngajar lagi aja."
"Ya sudah, kamu tolong urus mereka ya." Bu Nanda membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya kembali ke depan kelas.
Fredella membungkukkan badannya, lalu menatap datar ke arah Darwin dan Ernest secara bergantian.
"Berdiri atau kolor hello kitty dan majalah dewasa abang tinggal kenangan aja!"ancam Fredella serius.
Sontak Darwin dan Ernest pun bangkit dari duduknya.
"Save my kolor hello kitty!"teriak Ernest berlari keluar kelas.
"Save kakek sugiono!" Darwin ikut-ikutan berteriak dan berlari keluar kelas menyusul Ernest.
Fredella tertawa kecil melihat tingkah kedua abangnya baru diancam segitu aja sudah takut pikirnya. Sedangkan siswa yang lainnya hanya menatap bingung ke arah Fredella.
"Astaga punya sahabat kok dikit yang warasnya."ucap Kevin tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Madness Triplets 2 [COMPLETED]
HumorUpdate Seminggu Sekali! Baca dulu The Journey Of Madness Triplets kesatu baru baca cerita ini! Setelah rahasia mereka bertiga diketahui oleh keluarganya. Bagaimana keseharian mereka selanjutnya? Cover by @-pixiedustxx #13 in Humor (03.08.2017) #9 in...