"Ahh, akhirnya selesai juga." Seru Darwin sambil merenggangkan tangannya.
Darwin menghela nafas lega. Akhirnya rasa lelah nya berakhir juga. Belum lagi nanti dirumah dirinya harus mengejarkan tugas yang tadi siang diberikan oleh guru nya.
"Cape ya bang?" Tanya Fredella yang baru saja duduk disampingnya.
Darwin menyadarkan kepalanya ke bahu Fredella dan memejamkan mata nya. Baru sehari buka usaha bakso saja sudah cape begini, bagaimana dengan seterusnya.
"Hmm cape, tapi kalau nyandar dibahu kamu rasanya hilang tuh cape dek."ucap Darwin terkekeh.
"Masa?"
"Iya dek."
"Bodo."balas Fredella tertawa kecil.
"Dek, kita dijemput mang Sule kan ya?"tanya Darwin yang dibalas anggukan oleh Fredella.
Fredella mengerutkan dahinya bingung, melihat Ernest melangkah menghampirinya sambil membawa paper bag. Padahal tadi Ernest hanya izin keluar sebentar untuk bertemu temannya.
"Dek, lo bawaan apaan?"tanya Darwin penasaran.
"Paper bag."jawab Ernest polos.
"Maksud gue tuh isinya ogeb."
"Isinya cuma kolor hello kitty aja tadi dikasih sama gado-gado bang."ucap Ernest jujur.
"Tumben Rolando ngasih abang kolor hello kitty."balas Fredella heran.
"Tadi kan abang bajak hp kamu dek, kirain boongan. Eh taunya beneran dia beliin dek, lumayan kan dapet kolor hello kitty gratis."kata Ernest tersenyum senang.
Fredella beranjak dari duduk nya, lalu melangkah ke meja kasir dan mengambil ponselnya. Fredella segera mengecek ponselnya dan terkejut melihat isi chatting Rolando bersama Ernest.
"Abang! Della tuh sengaja jarang bls WhatsApp dari Rolando. Abang tuh jadi orang jangan kasih harapan ntar dia baper! kalau udah baper dan ga bisa kasih dia kepastian kasian ke dia nanti."
"Ngasih harapan itu ga salah kok! Tapi yang salah itu orang ngasih harapan tapi cuma buat mainin perasaan orang lain doang. Kalau baperin terus statusnya jelas buat sahabat ga salah kok."
"Yang salah itu cowok pecinta hello kitty, ga macho! Ga kek Agung Hercules!"celetuk Darwin terkekeh.
"Yang salah itu cowok mesum! Udah tau itu cuma video sama gambar masih aja nafsu."balas Ernest tak mau kalah.
Fredella memutar mata malas. Sungguh tidak berguna memperdebatkan hal seperti itu.
"Abang mending diem deh! Gausah debat yang gak berfaedah." Ketus Fredella.
"Dia sayang sama orang lain aja gue diem! Dia perhatian ke orang lain gue masih tetep diem! Dan bahkan dia nembak dan jadian sama orang lain juga gue setia diem ga berkoar meski hati sakit! Gue mah diem aja soalnya sadar diri gue bukan siapa-siapa dia dek."ucap Ernest mendramatisir.
"Ga pantes so baper gitu lo dek."ejek Darwin.
"Lagian mau baper sama siapa? Gebetan gak punya, pacar apalagi. Ga cocok banget bang."balas Fredella tertawa kecil.
Ernest menekukkan wajahnya bete. Apa memang dirinya ga cocok untuk pura-pura galau.
"Non, Aden, ayo kita pulang."seru mang Sule yang berdiri di depan pintu.
"Loh kok berdiri disana mang? Sini masuk aja."suruh Fredella.
"Ah engga usah non, mamang nunggu disini aja."balas Mang Sule tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Madness Triplets 2 [COMPLETED]
HumorUpdate Seminggu Sekali! Baca dulu The Journey Of Madness Triplets kesatu baru baca cerita ini! Setelah rahasia mereka bertiga diketahui oleh keluarganya. Bagaimana keseharian mereka selanjutnya? Cover by @-pixiedustxx #13 in Humor (03.08.2017) #9 in...