DEF - 10

17.3K 1.6K 79
                                    

Ernest melangkah masuk ke dalam rumah. Setelah tadi ia menolong gadis yang jatuh, Ernest memilih untuk pulang dan tidak jadi berjalan-jalan ke taman.

Ernest menghentikan langkahnya di ruang tamu. Ia mengerutkan dahinya bingung, melihat Darwin dan Fredella turun dari tangga dengan berpakaian santai tapi rapih.

"Kalian mau pada kemana? Kok ga ngajak gue sih."tanya Ernest cemberut.

"Gue mau ke rumah sakit sama Della."

"Siapa yang sakit?"

"Bang Darwin, pantat dia terbelah tiga bang."jawab Fredella ngasal.

"Untuk kali ini kebegoan abang ditunda dulu, jadi kalian mau kemana?"tanya Ernest serius.

Darwin terkekeh mendengar ucapan Ernest, sejak kapan bego bisa ditunda-tunda pikirnya.

"Gue mau ke rumah sakit, jenguk temen nya Della. Kalau lo mau ikut, ya tinggal ikut aja."

"Dek, kamu punya temen? Kirain abang kamu ga punya temen loh."ucap Ernest dengan polosnya dan mendapatkan jitakan dari Darwin.

Fredella tak menghiraukan ucapan Ernest. Ia malah melangkah keluar meninggal Darwin dan Ernest di ruang tamu.

"Tuh lihat Della jadi ngambek kan! Gara-gara elu sih dek."

"Apaan dih, Della ga bakalan marah kalau gitu doang. Emangnya abang noh tukang marah-marah mulu kek emak-emak pms tau."ketus Ernest.

Darwin mendengus kesal, lalu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar untuk menyusul Fredella. Namun baru saja beberapa langkah, Darwin langsung menghentikan langkahnya saat mendengar.

"Abang."panggil Ernest.

Darwin dengan malas menoleh ke belakang dan mengangkat alisnya sebelah.

"Apaan? Kalau mau ikut ayo kasian Della nungguin."

"Ikut, tapi gendong."ucap Ernest manja.

"Inget umur, lu bukan bocah lagi. Ga pantes so manja kek gitu deh."ejek Darwin.

"Ihh, gendong!"

Darwin memutar mata malas. Adiknya ini terbentur dimana sampe bersikap manja seperti ini. Darwin menghembuskan nafas kasar, lalu berjongkok.

"Cepet naik! Sebelum gue berubah pikiran. Untung lo adik gue."

Ernest bersorak senang, tumben-tumbenan Darwin baik seperti ini. Ernest pun berjalan menghampiri Darwin dan langsung naik ke punggung Darwin.

"YES!! Akhirnya kita kuda-kudaan bang."teriak Ernest senang.

Darwin sedikit kesusahan untuk berdiri, ia baru tau jika adiknya seberat ini. Dirinya benar-benar menyesal telah menyetujui untuk menggendong Ernest.

"Endasmu kuda-kudaan. Lo berat banget sih, pasti berat karena banyak dosa lo ya dek!"

Ernest mendengar itu langsung memukul kepala Darwin.

"Sembarang, Ernest tuh anak baik selalu bikin orang ketawa tau bang!"

Darwin memilih diam tak membalas ucapan Ernest. Ia memilih melangkah keluar untuk menghampiri Fredella.

"Bang, ayo cepetan dikit. Katanya kasian Della nungguin, tapi abang jalannya lambat kaya siput!"kata Ernest sambil terus menepuk-nepuk bahu Darwin.

"Lo pikir gue lambat karena siapa? Karena lo berat tau."balas Darwin kesal.

"Hehe ya mangap bang, ntar diet deh. Demi 1 ons!"ucap Ernest penuh tekad.

Darwin menggeleng-gelengkan kepalanya, adiknya ini sudah di baikin malah menjadi menyebalkan. Darwin kesal saat mendengar Ernest berbicara dengan penuh tekad seperti itu hanya untuk 1 ons, itu benar-benar tak berniat diet pikirnya.

The Journey Of Madness Triplets 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang