DEF - 18

14.7K 1.4K 82
                                    

Sepulang sekolah, mereka bertiga tidak langsung pulang ke rumah atau ke tempat bakso usaha mereka. Kini mereka bertiga duduk menunggu Azril di F'D Cafe, karena Fredella memiliki janji dengan Azril.

"Dek, si Azril masih lama gak sih?" Tanya Darwin mulai bosan.

"Azril masih otw, tapi ya Della gak tau dia otw kesini atau otw ke kamar mandi. Abang kan tau dia suka ngaret." Jawab Fredella terkekeh.

Ernest mengedarkan pandangan nya ke sekeliling Cafe. Sebenarnya dia masih tak percaya bahwa Cafe ini milik adiknya sendiri. Padahal dulu Ernest mengira pemilik cafe ini adalah om nya Azril.

Ernest tersenyum miring. Saat melihat ke arah pintu masuk yang menampilkan seorang cowok yang memakai tas Hello Kitty sambil menggandeng cewek disampingnya berjalan masuk ke dalam Cafe.

Ernest masih ingat cowok itu yang belum lama pernah bertemu dengan dirinya di sebuah mall. Dia mencoba mengingat nama cowok itu, yang teringat oleh Ernest hanya Tya aja di kepalanya.

"Hai Bintitya yang punya tato panu!" Sapa Ernest sambil melambaikan tangannya.

Aditya menatap cowok yang melambaikan tangannya ke arah dirinya dengan pandangan intens. Rasanya cowok itu tidak asing bagi Aditya. Ah iya Aditya ingat cowok itu adalah emak-emak suka nawar tapi gak punya duit.

"Woy!! Nama gue tuh Aditya bukan bintitya, dan juga tato gue tuh Hello Kitty bukan panu! Dasar lo emak-emak rempong mantan cadel." Protes Aditya tak terima.

"Hey! Ernest tuh udah gak cadel tau. Buktinya gue bisa bilang R." Ucap Ernest sinis.

"Alah paling juga lu lipsync bilang huruf R nya." Balas Aditya tertawa mengejek.

"Sok tau ih lu! Ini namanya pencemaran pantat bayi, jelas-jelas gue gak lipsync."

"Si bego, mana ada pencemaran pantat bayi. Yang ada tuh pencemaran nama baik! Gak sekalian aja lo bilang gangguan pencemaran." Ejek Aditya sambil menjulurkan lidahnya.

Beberapa pengunjung Cafe menatap aneh ke arah mereka berdua. Bahkan Adira bingung apa yang sedang Aditya perdebatkan dengan cowok itu.

"Hahaha. Lo juga bego! Yang bener tuh gangguan pencernaan. Balik lagi sana lo ke paud!" Balas Ernest mengejek.

"Hello? Emangnya lo siapa nyuruh-nyuruh gue? Temen bukan, saudara juga bukan. Lagian sok banget lo main ke Cafe, bawa duit aja engga kan!" Ucap Aditya dengan songong.

Ernest berniat membalas ucapan Aditya. Namun dengan cepat Darwin membekap mulut Ernest agar adiknya tidak membuat keributan lagi dan pengunjung lain supaya tidak terganggu.

Fredella beranjak dari duduknya, lalu menatap ke sekeliling Cafe sambil mengatupkan kedua tangannya. "Maaf ya atas ketidaknyamanan nya."

Fredella melangkah menghampiri Aditya. Menurut Fredella tetap saja dia meminta maaf pada Aditya akibat ulah abangnya tadi.

"Gue minta maaf atas ketidaknyamannya. Dan sebagai permohonan maaf, lo boleh makan disini bareng pacar lo secara gratis. Tapi cuma hari ini ya."

"Emangnya lo siapa? Pegawai disini?" Tanya Aditya polos.

"Bukan! Gue setan disini." Jawab Fredella ngasal.

Aditya langsung menoleh kesamping sambil beberapa kali menepuk-nepuk bahu Adira.

"Apaan sih Dit?" Tanya Adira malas.

"Ternyata gue seorang indigo! Gue bisa melihat setan, dan tentu nya lo bangga kan punya pacar kek gue." Seru Aditya senang.

Adira menggelengkan kepalanya. Ada-ada saja tingkah Aditya ditempat umum yang terkadang malu-maluin.

"Gue juga minta maaf atas kelakuan pacar gue. Dan lo gak usah sampe bikin permohonan maaf kek gitu. Lagian sorry keknya kita gak jadi makan disini, soalnya gue ada les." Ucap Adira setengah berbohong dan menggandeng tangan Aditya berjalan keluar Cafe.

*****

Ernest menekukkan wajah nya bete. Setelah keributan yang tadi dia buat, Darwin langsung menyuruhnya pulang duluan. Dan ternyata sesampainya, kedua orangtua nya serta kakek dan neneknya tidak ada dirumah.

"Mbok Ipeh!"panggil Ernest sedikit keras.

Tak lama kemudian seorang wanita memakai baju dastee muncul dari dapur dan berjalan menuju ruang tamu.

"Tumben aden Ernest manggil si mbok? Pasti kangen ya, padahal si mbok lagi nonton drama may polpen."kata mbok Ipeh tertawa kecil.

"My boyfriend, bukan my polpen mbok. Emangnya mbok nonton drama apaan?"ucap Ernest membenarkan.

"Drama baru nya si bebep Lee Jong Suk, judulnya willy you arek skipping. Bahasa Inggris si mbok keren kan."ucap mbok Ipeh bangga.

Ernest terkekeh mendengar ucapan Mbok Ipeh. Jelas bahasa Inggris mbok Ipeh berantakan, tapi tetap saja lucu jika di dengar.

"Mbok, kan suka nonton drakor nih. Kalau bahasa Korea nya hallo apa?" Tanya Ernest iseng.

Siapa tau bahasa Korea mbok Ipeh lebih lancar daripada bahasa Inggris.

"Onyong may ceo. Keren kan aden punya pembantu yang udah go internasional, bahasa Korea dan Inggrisnya aja lancar."jawab mbok Ipeh tersenyum sombong.

"Bagus banget mbok. Ernest aja sampe terpukau tak bisa berpaling dari si mbok."ucapnya dramatisir sambil memberikan tepuk tangan.

"Ih gak usah di puji gitu! Mbok jadi malu. Eh den Ernest tau gak? Sumi pembantu sebelah masuk ke lagu EXO. Pengen ih mbok kaya sumi."kata mbok Ipeh heboh.

Ernest mengerutkan dahinya bingung. "Sejak kapan EXO kenal sama pembantu tetangga sebelah? Ih si mbok ngaco."

"Ih si aden kudet ya. Ada tau! Yang liriknya tuh gini 'sumi sumi ko ko cok I think I like it.' Itu kan lagu nya EXO!"ucap mbok Ipeh ngotot.

Ernest menggelengkan kepala nya gemas melihat tingkah mbok Ipeh. Sepertinya orang juga dulu gemas melihat tingkah kepolosan dirinya. Dan sekarang Ernest pun merasakan nya.

"Ko Ko Bop! Bukan Ko Ko Cok, lama-lama si mbok gemesin deh bikin orang pengen nabok."ucap Ernest tersenyum manis.

Mbok Ipeh langsung menepuk tangan Ernest sedikit keras. "Gak boleh mabok ih! Aden tuh masih kecil, nanti Necan ngamuk loh."ucapnya mengingatkan.

"Nabok bukan mabok. Serah mbok Ipeh aja, udah Ernest yang salah disini. Mending mbok balik lagi nonton drakor aja!" Suruh Ernest gemas dan dibalas tawaan oleh mbok Ipeh.

"Kalau butuh apa-apa, bisa engkol mie si mbok ya den."balas mbok Ipeh sambil tangannya membentuk gagang telepon.

"Call me! Bukan engkol mie. Emangnya mbok mau masak pake engkol mie!"

"Ya maaf namanya juga masih muda den, suka lupa."ucap mbok Ipeh terkekeh.

"Terserah kali ini sungguh aku tak'kan peduli, ku tak sanggup lagi mulai kini semua terserah."ucap Ernest bernyanyi sambil melambaikan tangannya.

The Journey Of Madness Triplets 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang