16'-MAKAN MALAM

40 5 0
                                    

Semua pasti berubah, mau tidak mau
Semua pasti berpisah, ingin tidak ingin
Semua pasti berakhir, siap tidak siap
🌹🌹🌹

Nada merebahkan tubuh di atas kasur nyamannya setelah mengganti seragam yang ia kenakan dengan pakaian rumahan, ia tak henti-hentinya mengulum senyum akibat sensasi yang terjadi saat dirinya bersama Asa.

Berbagai macam ekspresi yang pria itu tunjukan saat bersamanya pun semakin menciptakan euforia dihati, seakan dirinyalah yang paling bahagia di muka bumi ini.

Kalo lo nembak gue lagi, pasti gue terima. Gumam Nada dalam hati sambil memandangi foto Asa yang ia curi beberapa hari lalu dari instagram milik Wisnu.

"Wih, kesambet apa lo dek nyampe senyum-senyum sendiri?!" Pertanyaan yang terdengar secara tiba-tiba seketika mampu membuat ia tersentak, Nada menoleh dan mendapati sang kakak yang sedang asik berdiri di ambang pintu sambil terus menatap jahil ke arahnya.

"Gapapa, lucu aja ngeliatin meme receh di ig." Ia menghela nafas pelan, berusaha menetralkan ekspresi gugup bercampur panik seperti maling yang tertangkap basah di wajahnya. "Makanya punya mulut itu dimanfaatin, bilang permisi dulu kek." Lagi-lagi sisi galak dalam dirinya muncul saat berhadapan dengan Robi, yang otomatis membuat mood nya berubah seketika.

"Ye, orang gue kesini cuma mau nyampein pesen dari mama." Ia kini berjalan mendekat ke arah Nada, lalu duduk di tepi tempat tidur.

"Emang mama bilang apa?" Ia mendongak, menatap Robi demi bisa melihat wajah kakaknya itu lebih jelas.

"Mama nyuruh lo buat siap-siap, nanti malem kita ada acara makan bareng sama temen bisnisnya papa."

Nada manggut-manggut mendengar penjelasan dari Robi, mulutnya juga cukup lama membentuk huruf O. "Yaudah, gak ada yang lain kan? Tuh pintu ada disana."

"Huft, dosa apa gue punya adek kayak lo." Robi menatap adiknya dengan wajah masam yang dibuat-buat, lalu berjalan keluar menuju pintu dan menutupnya.

Nada tersenyum puas melihat hasil akhir polesannya di cermin, ia sangat terlihat natural karena dandanannya yang tidak berlebih-lebihan. Ia melirik jam dinding kamarnya yang sudah menunjuk angka tujuh, lalu bergegas menuruni anak tangga demi bisa sampai di ruang keluarga yang berada di lantai bawah.

"Lama amat, semedi dulu hah?! Yuk buruan, udah ditungguin mama sama papa di mobil." Tanpa menunggu sahutan lebih lanjut Robi menarik lengan Nada dan membawanya keluar rumah sebelum akhirnya mengunci pintu utama rumah tersebut.

"Papa harap selama acara makan malam berlangsung kalian berdua bisa jaga sikap, dan mungkin anak dari klien papa bisa jadi teman baru kalian." Andri menatap Nada dan Robi lewat kaca spion diatasnya, menilik ekspresi yang diberikan kedua anak remaja tersebut sebelum melanjutkan kalimatnya. "Bisa?"

"Bisa." Jawab Robi dan Nada datar namun serempak.

*****

"Ada ngomong apa sama Alfa?! Gara-gara lo dia gak mau pdkt lagi sama Nada, padahal tujuan gue kan baik supaya dia bisa cepet move on dari mantannya!" Asa menatap Wisnu dengan tatapan penuh jengkel, ditambah kelakuannya yang kelewat tidak peduli dengan menutup telinganya menggunakan earphone. "Gue lagi ngomong sama lo ya, bukan sama diri gue sendiri!" Gumamnya sambil melepas sebelah earphone dari salah satu telinga Wisnu, terdengar decakan jengkel dari pria yang telah menjadi temannya sejak kelas sepuluh itu.

Nada untuk AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang