Bugh!
Sesuatu menghantam kepala Nada, yang seketika membuat sekitarnya menjadi tidak fokus. Tapi, sebelum ia benar-benar kehilangan kesadaran, matanya menatap seseorang yang sepertinya pernah di lihatnya.Dan dalam hitungan detik semuanya benar-benar gelap.
"Yah, lo sih Nu. Makanya main basket tuh yang serius!!" protes Asa ke Wisnu, lalu berjalan menghampiri gadis yang di sundul oleh bola basketnya Wisnu.
"Tuh, kan Nu. Dia ping-" suara Asa seketika tercekat ketika melihat gadis yang pingsan di hadapanya.
Dia, dia yang pingsan. Kenapa harus dia sih? Perasaan cewek di sekolah ini banyak. batin Asa.
"Yaudah, ayo bawa ke UK-. Yaampun Nada!!" teriak Wisnu panik, ketika melihat bahwa yang pingsan adalah Nada, temannya dan teman pacarnya.
"Namanya Nada, Nu?" tanya Asa sambil menunjuk Nada.
"Si bego, malah nanya begituan. Sini, bantuin gue bawa dia ke UKS" Wisnu dan Asa pun membawa Nada ke UKS.
"Bentar, gue telpon Eka dulu." lalu Wisnu mengeluarkan hp dari saku celananya, lalu mengetik username Eka Sayang dikontaknya.
"Ck, malah macul. Nih, bantu gue sadarin dia dulu!!"
"Kakek lo macul, Nada ini temennya Eka. Gue mau ngabarin Eka supaya dia kesini."
"Oh" kata Asa ber oh panjang.
"Demi Nu, lo apain sih Nada?" teriak Eka tepat di sebelah telinga Wisnu, ketika sudah sampai di ambang pintu.
Nada yang melihat ekspresi Wisnu pun langsung tertawa, menyadarkan kedua orang tersebut bahwa ada yang memperhatikan mereka dari dalam ruangan.
Ya, Nada telah sadar. Tepatnya, beberapa menit sebelum Eka datang, setelah di beri minyak angin oleh Fadli, anak basket sekaligus anak PMR kelas sepuluh.
"Woy, nih buburnya. Ga pake kecap sama sambel kan." kata seseorang dan sukses menarik perhatian dari Nada, Eka, dan Wisnu.
"Eh Nada, udah sadar kan? Yaudah ya gue tinggal. Lain kali kalo kena bola, jangan pingsan. Nyusahin tau, lo kan berat." setelah mengatakan hal tersebut, Asa pun meninggalkan UKS dan ketidak percayaan apa yang sedang di rasakan oleh Nada.
"Dia temen lo Nu? kok bangsat. Ngatain gue berat lagi." kata Nada sambil menatap sinis punggung Asa.
"Si bego ini."
Setelah merasa baikan, Wisnu pun mengantarkan Nada dan Eka pulang.
"Makasih ya Nu,Ka. Jangan kangen sama gue, besok libur."
"Titip salam ya, buat tante Indah sama om Andri." sahut Eka.
Lalu mobil yang di kendarai Wisnu pun hilang di kelokan jalan.
*****
Malam harinya, ketika Nada sedang santai membaca novel. Telpon genggamnya pun berdering dan menunjukan panggilan dari Eka.
Eka:"Hallo Nad, bisa kerumah gue sekarang?"
Nada yang mendengar suara Eka pun tercekat. Dia tahu, dia tahu pasti Eka sedang menangis dan itu membuat Nada menjadi panik sendiri.
Nada:"Oke, oke gue kesana."
Tanpa menunggu lama, Nada pun bergegas ganti baju. Setelah itu, ia langsung pergi ke rumah Eka dengan membawa mobilnya.
"Eka, lo kenapa?" tanya Nada ketika sudah masuk di kamar Eka yang ternyata sudah ada Silvia.
"Jadi gini, lo aja deh Sil yang cerita." Silvia yang mendengar jawaban dari Eka hanya memutar bola matanya.
"Intinya, Wisnu tuh selingkuh sama Rima." penjelasan Silvia barusan seketika membuat mata Nada membulat.
"Wisnu? Selingkuh? Dasar gak tau malu banget tuh cowok. Mentang-mentang ganteng, pinter, juara kelas, anak basket, sok banget dia. Jadi cowok ke lenjeh, menye-menye ke semua cewek. Dasar pencitraan. Mati aja lo sono!!!" karena perkataan Silvia barusan membuat Nada berapi-api.
"Tenang Ka, besok gue sama Silvia bakal bales dendam." lanjut Nada.
Eka yang melihat ekspresi dari Nada pun tertawa. "Gue yang sakit hati kok, lo yang marah? Ngakak anjir."
"Intinya, lo udah gak sedih lagi." jawab Nada lalu mengambil makanan yang ada di kasur Eka.
"Gue malem ini nginep ya, males gue pulang. Udah minggir lo semua, gue mau tidur."
"Ini tuh, sebenernya rumah siapa sih? Sok berkuasa lo, najizun." protes Silvia.
"Sirik aja lo." kata Nada lalu menutupi badannya dengan selimut.
"Ngomong-ngomong lo udah bilang ortu Nad?" kata Eka barusan mengingatkan Nada tentang sesuatu. Bahwa tadi sebelum berangkat bi Fitri panik karena Nada pergi tiba-tiba.
Nada yang mengingat tentang bi Fitri yang pasti akan bilang ke orang tuanya pun bangun dari kasur Eka, dan mengambil telpon genggam miliknya.
Bi, aku nginep rumah Eka. Bilangin mama sama papa ya.
from Nada Cantik
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada untuk Asa
Novela JuvenilMungkinkah cinta pandangan pertama itu benar-benar ada? Seorang Asa Arfiyansah yang menyukai teman satu sekolahnya hanya karna pertemuan singkat di toko musik, akankah akhirnya bahagia?