Marry Me? || e.d.

persiapan

Hari ini adalah hari terakhir aku tinggal di rumah orang tuaku. Besok adalah hari pernikahanku sekaligus 'honeymoon' di Mexico, dan lebih parahnya lagi, aku bakalan tinggal berdua dengan Ethan, bukan lagi dengan orang tuaku ataupun orang tua Ethan.

Aku memasak telur dadar untuk sarapanku dan segelas susu segar yang kuambil dari kulkas.

"Morning, Olivia"

"Morning ma" jawabku malas.

"Hari ini kita bakalan shopping ya buat persiapan pernikahanmu besok"

"Lah? Wedding Dress nya belum dibeli? Kan nikahannya besok?" tanyaku heran.

"Wedding dress kamu udah dibeli, kita tinggal beli sepatu sama aksesoris lainnya" ujarnya.

Aku pun menanggapinya dengan malas, rasanya aku ingin sekali memberontak dan menolak perjodohan ini, tapi entah mengap aku tak bisa melakukannya.

"Ma, aku boleh minta hp ku balik gak?" tanyaku memecahkan keheningan.

"Enggak, kamu bisa pakai hp mu lagi kalau udah pulang dari Mexico" perintahnya.

Aku hanya bisa pasrah dan memilih untuk tidak melawannya karena berargumen dengan mamaku tak akan ada habisnya.

•••

Aku masuk ke dalam mobil bersama dengan mamaku.Aku sama sekali tidak mengeluarkan satu kata pun sepanjang perjalanan, aku hanya mendengar musik dari radio sembari menutup mata.

Sesampainya di mall, mama menarik tanganku untuk masuk ke salah satu toko yang menjual baju prom dan aksesoris seperti clutch, flower crown, metalic tattoo, high heels, dll.

Pelayan itu pun tampaknya sudah kenal dengan mama, pelayan itu memberikan tiga kotak sepatu kepada mama.

"Nih dicoba dulu, pilih satu yang kamu suka" ujar mama sambil meletakkan tiga kotak sepatu itu di bangku kecil.

Akhirnya, aku memilih sepatu kedua karena modelnya yang cukup simpel dan tidak terlalu tinggi.

Sekarang adalah waktunya memilih clutch untuk mama pakai ke pernikahanku besok.

Aku pun membantu mama memilih clutch yang cocok dengan dress warna merah marun.

•••

"Kamu harus istirahat, gaboleh capek, gaboleh kurang tidur. Nih kamu pakai masker ini pas tidur, paginya baru dibuka" perintah mama.

Aku terpaksa menuruti apa kata mama daripada membantahnya yang akan menambah masalah.

Aku memejamkan mataku dengan masker yang ada di wajahku, walau masih jam 8 malam, aku juga sudah merasa lelah.