Olivia POV
Aku terbangun karena merasa sempit dan menyentuh sesuatu, aku membuka mataku perlahan lahan. Melihat terik matahari dari balcony.
Aku merasakan hembusan nafas di pundakku, dan sedikit suara nafas yang berat mengganggu telingaku.
Oh my god, Ethan
Ethan memelukku dari belakang, jarak kami hilang, badannya menyentuh bahuku, tangannya yang memelukku, dan kakinya yang menjepitku sehingga aku tak bisa bebas bergerak.
Jujur, aku merasa terlindungi berada di situasi seperti ini, dan juga.. nyaman sekaligus pegal karena tak bisa menggerakkan tubuhku.
Secara tak sadar, aku mengelus elus punggung tangannya yang memelukku.
"Gue ngeganggu lo ya? Sampe lo bangun?" katanya tiba tiba, aku pun berhenti mengelus tangannya, aku gak tau dia bisa merasakannya atau gak.
"Mungkin iya, mungkin enggak" jawabku.
Tangannya masih memelukku, malahan makin erat.
"Lo gak keberatan kan?" tanyanya.
"Keberatan soal apa?"
"Keberatan kalo gue peluk lo kayak-"
"Enggak kok" jawabku dengan cepat.
Setelah beberapa menit, aku pun beranjak berdiri dari kasur, dia juga melepas pelukannya.
"Sorry" katanya sambil mengacak rambutnya yang super berantakan.
Aku kembali duduk di ujung kasur, meletakkan tanganku di lengan atasnya.
"Gaperlu sorry, gue cuman pengen bangun dari tempat tidur buat bikin lo sarapan" kataku.
"Lo mau makan apa? Biar gue masakin" tanyaku.
Dia pun duduk dan mendekat kearah ku,
"Apa aja asal makannya sama lo" katanya sambil mengelus pipiku dengan lembut.
Aku keluar dari kamar, tentunya dengan ekspresi muka bahagia. Tapi ada satu beban di otakku.
Gimana bisa gue bilang tentang gue sama Nate ke Ethan? Gue takut kehilangan dia, tapi di sisi lain, kalau gue biarin ini terjadi, keluarga gue dan tentunya keluarga Ethan bakal makan apa?
Aku sungguh tak tau harus berbuat apa, mungkin nanti aku bakalan kasih tau, moga aja aku berani mengatakan yang sebenarnya.
Aku mulai memasak, pagi ini, aku memasak nasi goreng nanas, mengingat Ethan yang suka dengan nanas.
Setelah memasak, aku pun membawa makananya ke kamar, karena Ethan suka sekali makan di kamar, entah kenapa.
Aku melihat dirinya yang hanya di tutupi oleh handuk, lagi lagi, dia hanya memakai handuk.
"Mau kemana? Pagi banget mandinya" tanyaku kepo.
"Barusan dapet telpon dari Mr. Cavanaugh, asisten papa, katanya ada meeting mendadak" jelasnya.
Duh gawat!!
"E, gue boleh ngomong bentar-"
"Ngomongnya nanti aja ya, gue ada kerjaan detik ini juga"
"Sarapan nya gimana? Gue udah buatin"
"Uhm, nanti habis meeting gue makan, taruh aja di meja makan" katanya sambil berlari kecil ke arah pintu.
Aku pun meletakkan piring berisi nasi goreng nanas itu diatas meja lampu dekat tempat tidur. Dan menunduk menyadari betapa sedihnya hidupku.
Tiba tiba Ethan balik lagi dan menciumku di pipi kanan ku, "Love you" pamitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me? || e.d.
Fanfiction"I love you, Marry me again?" -E.D. written in bahasa. (completed)