Ethan POV
"Pa-papa ngapain disini?" tanyaku gugup sambil pura pura menggaruk leherku yang tak terasa gatal sama sekali.
Aku melihat Olivia yang juga terkejut akan kedatangan papaku.
Tak lama, mamaku dan orang tua Olivia pun datang entah darimana.
Aku dan Olivia semakin terkejut akan keberadaan mereka.
Ngapain mereka disini?
"Papa, mama dan orang tua Olivia akan tinggal disini untuk sementara waktu" kata papaku sambil menyilangkan tangannya di dadanya.
"Buat apa, pa? Kan aku sama Olivia udah nikah, papa gak perlu khawatir sama aku, pa" balasku sambil merangkul Olivia terpaksa.
"Kami mau liat kalian harus benar benar seperti suami istri, apa kata orang nanti kalau mereka tau kalian kayak gitu tadi?!" teriak papanya Olivia.
Aku dan Olivia hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan.
"Kalian bisa lakukan aktivitas kalian di luar rumah, tapi dengan satu syarat" kata mamaku.
"Tapi kalian harus pergi barengan, pulang barengan!" kata mamaku lagi.
Masih jam 5 sore, aku gak tau mau pergi kemana dengan Olivia. Orang tua ku dan orang tuanya sudah pergi entah kemana, mungkin lagi tidur atau entah lagi ngapain.
"Lo mau gue bawa kemana?" tanyaku dengan malas kepada Olivia.
"Ke mall yuk" katanya.
Matre banget sih ni cewek, mati deh, habis uang gue
"Bukan buat shopping kok" katanya disertai tawa kecil seakan akan dia bisa membaca pikiran ku barusan.
"Main timezone" katanya bersemangat.
Baru pertama kali gue tau cewek secantik dia, yang keliatan anggun dan kalem tiap saat bisa main game? Bener bener berbeda batinku heran.
Aku pun mengangguk setuju dan masuk mobil bersama Olivia. Tak lama, Olivia memecahkan keheningan dalam mobil dengan cara memutarkan lagu di mobilku.
Aku pun memutuskan untuk mengganggunya, aku mengganti musik nya ke musik yang lebih berisik.
Dia pun kelihatan kesal dan membalikkan ke musik yang dia putar tadi.
"Lo bisa main game?" tanyaku memecah keheningan.
Dia hanya mengangguk sambil melihat pemandangan dari jendela mobil.
"Kok lo mau mau aja sih jadi istri gue?" tanya ku.
"Nggak sih, tapi ya apa boleh buat?" katanya santai.
"Jadi lo terpaksa nikah sama gue?" tanyaku lagi, aku ingin mengetahui alasan dia setuju nikah denganku.
"Kalau lo sendiri gimana?" tanya nya balik.
"Ya, gue oke oke aja, cuman butuh waktu" kataku yang mampu membuat nya menatap diriku.
Olivia terdiam masih dengan matanya yang menatap jendela, tapi tatapan itu seperti tatapan orang yang terkejut.
Sesampai di mall, aku pun turun dari mobil, lagi lagi ada fans dan camera-man yang mengerumuni aku dengan Olivia. Aku udah capek dengan situasi seperti ini. Aku memutuskan untuk jalan saja, membiarkan mereka yang mengejar ngejar kami berdua. Tak lupa, sandiwara kami sebagai suami istri.
Aku memegang lembut pinggang Olivia, sama hal nya dengannya, dia memelukku dengan salah satu tangannya.
Sesampai di mall, security pun mengamankan fans dan camera-man yang mengejar ngejar kami berdua, sehingga semuanya telah aman dan tenteram.
Aku naik ke lantai paling atas untuk bermain timezone. Aku pun mengisi kartu timezone ku.
"Main itu yuk" ajak Olivia sambil menunjuk ke arah bumper car.
Aku mengangguk setuju dan mengikutinya dari belakang. Dia menaiki yang warna merah, aku menaiki yang warna kuning. Ada juga beberapa orang yang tak kami kenal.
Aku bermain dengan Olivia, sudah banyak kali aku sengaja menabrak nya. Aku melihat wajah Olivia yang tampak senang seperti tak ada lagi beban di hidupnya. Senyum nya begitu cantik.
Sehabis main timezone, aku dan Olivia pun memutuskan untuk makan di salah satu cafe yang ada di dalam mall.
Olivia POV
Ternyata Ethan orangnya seru juga ya
Aku dan Ethan pun masuk ke cafe yang bisa dibilang 'gak terlalu mahal, gak terlalu murah'.
Aku memesan spaghetti bolognaise, Ethan memesan pineapple pizza favoritnya.
"Seneng?" tanya nya sambil menatap diriku. Aku hanya mengangguk dan tak lupa memberinya senyuman lebar ku sebagai tanda terimakasih.
Sehabis makan, aku dan Ethan pun pulang ke rumah karena udah jam 8.30. Aku udah lelah karena perjalanan dari Mexico ke Los angeles empat jam lebih dan langsung main timezone. Aku butuh istirahat.
Sesampai di rumah, kami melihat orang tua Ethan berada di ruang tamu, sedangkan orang tua ku ada di dapur entah ngapain.
Ethan langsung merangkul ku, berpura pura kalau kita udah dekat. "Hai ma, pa" sapanya kepada orang tuanya dengan muka bangga miliknya.
Orang tua nya pun menoleh ke arah kami dengan senyuman bahagia.
Karena lelah beserta ngantuk, aku dan Ethan pun memutuskan untuk tidur.
"Lo bisa gak tidur di sana?" bisik Ethan sambil menunjuk sofa di dalam kamar kami.
Karena aku udah terlalu lelah dan ngantuk untuk berargumen, aku pun menerima nya saja.
Aku masuk ke toilet untuk mandi, sehabis mandi, aku pun memakai sweater pemberian Nate tahun lalu dengan celana pendek. Lalu aku tidur di sofa yang di suruh Ethan.
Ethan POV
Aku melihat Olivia yang keluar dari toilet dengan sweater hijau tua sesuai dengan warna buah Zaitun. Tanpa berbicara, dia pun membanting dirinya diatas sofa.
Jujur, aku merasa kasihan dengannya. Aku jalan ke arah sofa, berlutut dan memandangi nya yang sedang tidur. Dia begitu tenang dan... cantik.
"Kalau kamu mau, kamu bisa kok tidur di kasur sama aku" kataku sambil mengelus elus rambutnya.
Tak ada jawaban darinya.
Aelah udah tidur ni orang.
Aku pun mengambil selimut cadangan dari lemari dan menutupi badan Olivia yang terlihat kedinginan.
Aku pun balik ke tempat tidur dan mulai menutup mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me? || e.d.
Fanfiction"I love you, Marry me again?" -E.D. written in bahasa. (completed)