prolog

1.6K 43 3
                                    

Olivia POV

Aku bangun dari tidurku merasa sangat lelah. Aku bergegas untuk siap siap karena sebentar lagi aku bakalan datang ke rumah pacarku, Nate.

Aku langsung mengambil tas ku dan keluar dari rumahku. Aku menghidupkan mobilku, yap, aku bisa menyetir, umur ku 20 tahun.

Aku pun sampai di rumah Nate, aku sengaja ingin bikin surprise untuknya. Aku ingin melihat reaksi nya saat aku datang tiba tiba ke rumahnya.

Aku melihat pintu tak di tutup rapat, ada celah kecil dari depan, jadi aku masuk aja tanpa bersuara.

Aku mendengar suara tawa Nate dengan seseorang. Siapa itu yang sama Nate? batinku heran. Aku pun naik tangga dan membuka pintu kamar Nate yang juga belum tertutup rapat.

Dan tiba tiba aku melihat Nate sedang bersama wanita lain di kamarnya. Hatiku seperti di remuk habis habisan.

Aku menjatuhkan tas ku secara tak sadar. Berdiam di tempat sambil melihat mereka yang menyayat hatiku.

Nate pun baru sadar akan kehadiranku di depan mereka, dia menghentikan apa yang dia perbuat dengan wanita itu.

"Oliv? Liv, aku bisa jelasin-"

"Gak usah! Aku dah tau semuanya!" aku teriak sekencang kencang nya dan membanting pintu kamar Nate untuk menunjukkan betapa marah nya aku dengannya.

Aku merasakan hentakan kaki di lantai saat aku menuruni tangga rumah Nate. "Liv, please, dengerin aku dulu-"

"Apalagi yang mau di dengerin?! Semua udah jelas!! Kamu selingkuh! Padahal kita udah rencanain pertunangan kita, Nate! Tega tega nya kamu giniin aku?!" aku menangis, memukul dada nya dengan tangan ku yang sangat lemah.

"Liv, dia bukan siapa siapa-" jelasnya.

"KITA PUTUS!" kataku. Aku pun lari keluar dari rumah Nate dengan keadaan menangis. Aku menyetir dengan keadaan masih menangis, mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.

Aku tak punya tujuan, jadi aku berhenti di depan satu cafe yang terkenal cukup elit.

Aku masuk, duduk di salah satu tempat yang di sediakan disana. Aku merasa bosan dan akhirnya aku pun menghubungi sahabatku, Cassandra.

"Halo, Cass?"

"iya, kenapa, Liv?"

"sibuk nggak?"

"engga, lagi nganggur di kamar. Kenapa?"

"sini dong, temenin aku, pengen cerita nih"

"okedeh, dimana? Kebetulan mobil lagi ga di pakai nyokap"

"aku kirim lokasi lewat chat aja ya, cass"

"sip, see you"

"see you"

Aku mematikan panggilan nya dan sekarang aku tinggal menunggu Cassandra datang ke cafe.

Tak lama, sekitar 10 menit lebih, Cassandra pun datang.

"Kenapa sih, Liv? Repot banget dah" katanya sambil meminta menu kepada pelayannya.

"yak makasih" kataku kepada pelayan yang baru saja memberi menu makanan kepada kami berdua. "kenapa nih?" tanya Cassandra lagi. "ntar, pesen dulu" jawabku santai.

Setelah memesan makanan kami, aku pun mulai menceritakan kejadian tadi pagi ke Cassandra, air mataku hampir keluar tapi aku masih mampu untuk menahannya.

"Jadi kalian gak jadi tunangan? Yah sayang banget, orang tua mu tau kalo dia sama kamu mau tunangan?" tanya Cassandra.

"Ya justru itu, harusnya hari ini aku sama Nate bilang ke orang tua aku. Tapi ya mau gimana lagi.." kataku sedih.

"Udah, lupain aja. Jangan di pikirin lagi" kata Cassandra lembut sambil mengelus punggung tanganku.

Tiba tiba TV dalam cafe terbuka dan aku mendengar sebuah berita tentang seorang anak pengusaha terkenal di Los Angeles bakalan di jodohin sama anak teman dari pengusaha itu. Katanya sih nanti malam bakalan dikirim surat ke cewek yang bakalan di jodohin sama anak pengusaha itu.

"Kira kira siapa ya? Beruntung banget" tanya Cassandra kepada dirinya sendiri.

"Permisi, ini makanannya, selamat menikmati" kata salah satu pelayan di cafe itu sambil memberi hidangan yang kami pesan beberapa menit yang lalu.

"Iya beruntung tapi kesiksa gitu gak sih di jodohin sama orang yang gak di kenal?" jawabku.

"Ya, banyangin aja coba, anak pengusaha itu kalo gak salah namanya Ethan Grant Dolan. Ganteng banget sumpah, dia punya kembaran juga, namanya Grayson Bailey Dolan, si Grayson udah nikah dan sekarang dia di London. Duh" kata Cassandra heboh.

"Biasa aja kali mbak" kataku tak terlalu memerdulikan perkataan Cassandra.

"Ethan ganteng banget sumpah" katanya berulang ulang sampai aku sudah bosan mendengarnya.

Tak lama,  kami pun pulang ke rumah masing masing dan juga menggunakan mobil masing masing.

Sesampai di rumahku, aku ke kamarku dan menemukan surat di meja samping kasur dimana aku tidur.

Apaan nih? Surat apaan? batinku. Aku membukanya dengan sangat hati hati, takutnya isinya uang atau segala macam yang gampang robek. Kertas? Isinya apa ya? tanya ku dalam hati.

HAH?! Jadi cewek yang bakalan di jodohin sama anak pengusaha di TV itu aku?!

Marry Me? || e.d.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang