Di atas dermaga
Sekelebat rasa meraup sepi
Betapa rindu kian membuncah di hati
Meringkuk pilu,
Terbelenggu dentingan waktuMeski kuharus menyelami ribuan palung
Diterpa angin,
Dilalap gelombang biru
Hingga tersaruk-saruk dihadang hiruk-pikukTakkan pernah kubiarkan sedikitpun rasaku goyah
Wahai sang malam dan gemerlap bintang
Kubisikkan satu janjiku padamu
Janji yang bukan hanya sekadar ilusiBahwa aku akan selalu menanti hadirnya,
Dia yang akan mengisi relung hatikuKubiarkan diri menjadi penawar letih
Akan kutampung segala keluh kesah
Kuizinkan bahuku menjadi sandaranUntuk dia,
Yang kelak menjadikanku pelabuhannya
Bukan hanya sekadar tempat bersinggah,Melainkan untuk menetap,
Sebagai pemberhentian terakhirnya7 Juli 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Angan
PuisiIni bukanlah sajak dan puisi yang indah, melainkan hanyalah sebuah memori. Memori yang tak utuh lagi. Hanya menyisakan serpihan-serpihan yang bahkan sulit untuk dilukiskan.