Roda Berputar

938 33 0
                                    

Sudah lama kucoba berhenti peduli. Aku terlalu bosan dibelit oleh sebuah janji. Aku lelah bila dipaksa untuk berada dalam genggaman. Tapi kemudian, dibiarkan terluka karena kau hempaskan. Mirisnya lagi, tidak hanya untuk sesekali.

Aku memang sosok bodoh. Yang jatuh hati hanya seorang diri. Yang hanya bisa memendam kecewa di sudut hati. Tanpa ada hasrat untuk bangkit lagi.

Terdiam di bawah temaram adalah caraku melepas kekecewaan. Meratapi nasib diriku––yang pasrah jika harus ditarik ulur oleh sebuah harapan. Bak sebatang lilin yang kehabisan sumbu. Berpendar-pendar di ambang penantian.

Kata orang-orang, roda itu pasti berputar.

Ada kalanya kita merasakan bahagia. Ada kalanya kita kecewa. Pun ada kalanya kita jatuh tanpa tersadar. Karena terlalu terbuai oleh sebuah kenyamanan.

Apakah 'roda itu' juga berlaku untukku?

Jika iya, itu artinya, aku harus selalu siap terjatuh. Hingga tahu bagaimana rasanya belajar bangkit, untuk kemudian rela terjatuh lagi. Berulang-ulang untuk selang waktu yang lama.

Lantas, kapan aku bisa merasakan bangkit
tanpa pernah terjatuh lagi?

25 Desember 2017

Serpihan AnganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang