Kenapa hidupku mengenaskan begini? Baru aja kabur dari mulut singa, jatuh ke mulut buaya. Eh, nggak tahunya sang singa sama dengan sang buaya, alias Pak Alexandrios Augustus Acton!
Chrystell berbaring di kasur lesehan di kamarnya. Ibunya, Bu Inem, mempersilakan Chrystell berpikir-pikir dahulu untuk menyesuaikan dirinya dengan ide perjodohan tersebut.
"Tapi nggak bisa nolak, ya, Bu?" ujar Chrystell memelas.
"Ya nggak bisa, toh, Ki. Amanat dari mbahmu, loh. Kalau ditolak ntar kualat," jawab Bu Inem.
Chrystell memberengut. "Tapi si Alex itu bos yang suka menyiksaku di kantor!"
Bu Inem melongo. "Jadi kalian sudah saling kenal sebelumnya?"
Chrystell mengangguk.
"Malah bagus, dong! Biasanya kalau udah kenal lebih gampang tumbuh benih-benih cintanya," kata Bu Inem.
"Ibu, Kiki disiksa, Bu! Disiksa!"
"Disiksa seperti apa? Orang dikasih bonus gede gitu dibilang disiksa. Ini anak maunya apa, sih?" ujar Bu Inem sambil menjitak kepala Chrystell.
Chrystell melihat ibunya sudah bertekad bulat menjalankan perjodohan ini. Jika dia bercerita mengenai kejadian-kejadian yang dialaminya bersama Alex, mulai dari diajak one night stand, di-makeover, hingga dicium secara paksa, ibunya pasti malah semakin mendukung perjodohan ini. Oleh sebab itu ia memutuskan diam saja.
"Lagian, dia kaya banget, Ki. Kalau kamu jadi istrinya, berarti separuh hartanya jadi milikmu juga, kan? Apa nggak ngiler? Pikirin ibu dan adik-adikmu, Nak."
Ya, tapi nggak berarti sampe ngorbanin kebahagiaanku juga, Bu.
Namun lidahnya malah menyebutkan, "Baik, Bu."
***
Sementara itu, Alex si CEO kamvret sedang berusaha fokus di ruang kerjanya. Namun ia tak dapat berkonsentrasi. Terbayang-bayang suara cempereng si office girl yang beberapa hari terakhir ini mengganggu hidupnya. Atau lebih tepatnya diganggu hidupnya. Jogetannya yang mirip cacing kepanasan, panggilan "Pak Lex", hingga wajahnya yang memiliki berjuta ekspresi.
Apalagi saat bibirnya beradu dengan bibir kenyal Chrystell. Meskipun Alex sering mencium wanita, namun tak pernah ia mencium bibir yang agak kering dan pecah-pecah seperti itu. Rasanya seperti mencium bakwan goreng.
Waduh, celaka. Aku mikir apaan ini! Sadar, Alex! Dia itu cuma gadis rendahan. Office girl! Kamu CEO! Mana boleh mikirin dia!
Ponselnya berbunyi. Mama. Alex tiba-tiba teringat ucapan Chrystell: "Jangan-jangan, wanita yang ditelepon Pak Lex itu ibunya?"
Alex menampar dirinya sendiri supaya tersadar. Lalu menekan tombol hijau di ponselnya dan menjawab panggilan dari ibunya.
"Mama, ada apa?"
"Alex, honey bunny! Mama ada berita penting, nih!"
"Ma, udah berapa kali kubilang jangan panggil aku 'honey bunny'. Malu, tahu!"
"Gimana kalau cupcake cutie pie?"
"Mama!"
"Iya, iya, martabak manis Mama. Gini, Mama mau kamu pulang hari Sabtu. Mama mau ajak kamu bertemu seseorang."
"Mama lagi jodohin aku, ya?"
"Kok langsung tahu?"
"Haduh, Mama. Mama nggak pernah berhasil menyembunyikan maksud tersirat Mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot, Cold, Jerk, Billionaire, Badboy CEO ♧
HumorWARNING 180++++++++ (maksudnya tinggi badan tokohnya) [TAMAT] Highest rank: 9 in Humor Chrystell adalah seorang office girl biasa di kantor sebuah perusahaan multinasional yang sangat megah. Kehidupannya berubah 3 dimensi ketika ia berjoget di hadap...