Chrystell membelalakkan matanya ketika jemari Alex tak berhenti melepas kancing piyamanya, mengekspos dada bidang dan perut batu batanya. Lelaki itu menjatuhkan piyamanya ke lantai dan mendekati Chrystell hanya dengan bertelanjang dada. Kemudian ia membalikkan tubuhnya sehingga Chrystell dapat melihat punggung seksinya dengan sangat jelas.
"Pak, Pak, berhenti! Gue belum siap!" seru Chrystell sambil memejamkan matanya.
"Punggung gue gatel. Garukin, dong," ujar Alex enteng.
Chrystell mendengus. Ia merasa lega bercampur sedikit kecewa.
Loh, kok, aku kecewa? pikirnya.
"Sebelah sini," lanjut Alex sambil menunjuk tulang belikatnya yang tak mudah terjangkau oleh tangannya.
Chrystell mengeluarkan cakarnya dan mulai menggaruk punggung sang CEO dengan sekuat tenaga.
"Aw! Jangan kasar, dong! Itu kuku apa cakar serigala? Sakit, tahu!" gerutu Alex.
"Puas, Pak? Puas?" geram Chrystell.
"Kok, marah-marah, sih? Kecewa gue nggak beneran mau nidurin lu?" ledek Alex.
"Bukan! Gue kesel karena Pak Lex selalu bersikap seenaknya terhadap gue. Sekarang gue istri Bapak, yang artinya gue bukan lagi bawahan Bapak! Gue udah setara dengan Pak Lex sekarang. Huahahahaha!"
"Eh, lupa, ya? Pernikahan kita ini, kan, cuma pura-pura. Jangan ngelunjak, ya! Di kantor, lu tetap bawahan, dan gue tetap hot CEO!" sahut Alex sambil mengetukkan telunjuknya di dahi Chrystell.
Chrystell memberengut. Namun tiba-tiba ia teringat akan sesuatu.
"Pak, gue mau mandi busa dulu, ya! Mumpung di hotel!"
"Mau mandi bareng?" goda Alex sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Ogah!" seru Chrystell.
"Jangan lama-lama, ya, cin! Kita masih harus nentuin tempat bulan madu!" ujar Alex ketika Chrystell menutup pintu kamar mandinya.
***
Mereka duduk berhadapan di meja makan kafetaria hotel untuk sarapan. Pelayan menghidangkan menu spesial untuk pengantin baru. Chrystell menyantap makanannya dengan girang. Meskipun tak seenak nasi goreng pete favoritnya, ia tetap menyenangi hidangan apa saja.
"Mau bulan madu ke mana, Tel?" tanya Alex sambil memandangi istrinya yang sibuk menyendokkan sup ke mulutnya.
"Eh, tumben Pak Lex baik, nawarin gue. Gue mau ke Venice, Italia, naik gondola. Pasti seru banget!" ujar Chrystell.
"Kalau begitu, kita nggak akan ke Venice sama sekali. Kita ke pegunungan Alpen di Swiss aja," kata Alex, dengan sengaja memutarbalikkan keinginan Chrystell.
"Boleh, gue juga pengen ke Swiss. Tempatnya indah banget, ya, katanya!"
"Kalau begitu kita ke gurun Sahara aja, Tel."
"Bapak, nih, sengaja banget, ya!"
"Emang."
"Kalau gitu gue terserah dibawa ke mana aja. Pokoknya jalan-jalan."
"Ya udah, kita bulan madu di hotel aja. Sekalian saling mengenal satu sama lain," balas Alex sambil memandangi tubuh Chrystell dari atas ke bawah.
"Gue laporin ke Mbah Tari, biar Pak Lex tahu rasa," ujar Chrystell.
"Wah, sekarang berani-berani lapor nenek gue, ya!"
Chrystell hanya tersenyum penuh kemenangan tanpa mengatakan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot, Cold, Jerk, Billionaire, Badboy CEO ♧
HumorWARNING 180++++++++ (maksudnya tinggi badan tokohnya) [TAMAT] Highest rank: 9 in Humor Chrystell adalah seorang office girl biasa di kantor sebuah perusahaan multinasional yang sangat megah. Kehidupannya berubah 3 dimensi ketika ia berjoget di hadap...