Jam makan siang. Chrystell duduk sendirian di ruangan office boy dan office girl dan membuka bekalnya yang telah ia siapkan dari rumah. Nasi goreng pete, makanan favoritnya. Ia tersenyum senang mengendus aroma sedap yang menyebar dari kotak bekalnya.
Ruangan itu kosong. Rekan-rekannya sesama office boy dan office girl lainnya pergi makan siang di warung soto ayam yang tak jauh dari kantor. Mereka mengajak Chrystell namun ia menolaknya karena ia sedang kere dan ingin menjaga dompetnya agar tidak kering kerontang.
Segera nasi goreng pete itu tandas. Chrystell melihat jam di ponselnya. Masih ada waktu setengah jam sebelum ia harus kembali bekerja. Mumpung lagi sendirian, ia memasang lagu favoritnya di ponselnya keras-keras dan berjoget mengikuti gerakannya yang sudah ia hafalkan karena ia hobi berjoget di depan cermin. Lagu girlband Korea SNSD.
Chrystell jauh dari sosok gadis-gadis anggota band tersebut yang cantik, mulus, dan langsing. Badannya gempal dan kulitnya gelap. Wajahnya cukup manis, namun jika sedang tak didempul bedak murah yang dijual eceran di minimarket, ada bekas jerawat di pipinya yang tembem. Lengannya berotot akibat terbiasa mengangkat barang-barang berat, dan kakinya seperti paha ayam Kentucky Fried Chicken akibat sering berlari mengejar angkot dan bus.
Namun ia tak peduli. Yang penting ia dapat mengkhayal bahwa ia adalah salah satu anggota SNSD meskipun ia buta nada dan jogetnya lebih mirip ulat menggeliat. Ia meraih botol minumnya dan membayangkannya sebagai mikrofon.
Tanpa disadarinya, pintu ruangan terbuka. Seorang pria melongokkan kepalanya ke dalam ruangan, tepat saat office girl tersebut sedang menungging dan menggoyang-goyangkan bokongnya di hadapan wajah pria itu.
"Heh! Apa-apaan ini!" pria itu menyalak dengan suara seraknya.
Chrystell tak mendengar karena masih asyik bernyanyi dan berjoget. Tiba-tiba botol minumnya terlepas dari genggaman tangannya dan mengenai wajah pria itu. Tutupnya terlepas sehingga air dari dalam botol muncrat dan membasahi rambut pria itu yang kaku seperti rambut boneka Ken akibat menggunakan terlalu banyak gel.
Chrystell terkesiap. Ia buru-buru mematikan lagu di ponselnya.
"Aaaaa!!! Maaf, Pak, maaf, saya nggak sengaja!" serunya sambil mengambil tisu bekas lap mulutnya dan mulai menyeka wajah pria itu yang berkilauan seperti Edward Cullen akibat butiran air yang masih tersisa.
"Jangan sentuh wajahku, dasar manusia rendahan!" balas pria itu.
Chrystell mundur beberapa langkah dan mengamati sosok pria tersebut. Pria itu mengeluarkan saputangannya dan mengeringkan wajahnya. Kemudian ia melepas kemejanya yang basah, memamerkan otot perutnya yang seperti batu bata. Wajahnya sangat tampan. Kulitnya putih seperti baju yang direndam dengan cairan Bayclin. Tubuhnya tinggi seperti jerapah. Tinggi Chrystell bahkan hanya mencapai dadanya yang selebar lapangan sepak bola. Mata gelap pria itu melotot seperti bola pingpong. Chrystell melihat ada guratan-guratan merah di bola matanya -- sepertinya pria ini kurang tidur.
Ow, mirip patung dewa Yunani, pikir Chrystell. Matanya terpaku pada roti sobek pria tersebut. Tiba-tiba ia merasa jantungnya berdetak sangat cepat.
"Pak, saya sakit jantung, nih," ujar Chrystell, meletakkan tangannya di atas dada bagian kiri.
"Bodo amat jantungmu! Kamu bikin saya sakit mata gara-gara jogetmu yang mirip bebek nungging! Lalu kamu menyiram saya dengan botol minummu. Kamu nggak tahu siapa saya?"
"Mana saya tahu. Kan, belum kenalan. Lagian tadi saya mau mengelap wajah Bapak, Bapak melarang saya," jawab Chrystell santai. "Saya Chrystellina Avanabella Georgery. Bapak siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot, Cold, Jerk, Billionaire, Badboy CEO ♧
HumorWARNING 180++++++++ (maksudnya tinggi badan tokohnya) [TAMAT] Highest rank: 9 in Humor Chrystell adalah seorang office girl biasa di kantor sebuah perusahaan multinasional yang sangat megah. Kehidupannya berubah 3 dimensi ketika ia berjoget di hadap...