4.'Sapu Tangan AL'

2K 112 0
                                    

Aletta berdiri dari duduknya. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok yang memberikannya sapu tangan.
Aletta menghembuskan nafas gusar karna tidak menemukan petunjuk apapun tentang orang yang memberi sapu tangan di tangannya.

"Siapa sih..jahil banget ngerjain gue!" Ucap Aletta sambil menatap sapu tangan tersebut.

Sedangkan seseorang sedang memperhatikannya di balik tembok. Dan bibir seseorang itu menyunggingkan senyum.

Levi Pov

Aku melihat seorang gadis berlari mengelilingi lapangan padahal latihan belum dimulai dan jadwal hari ini bukanlah latihan fisik melainkan seleksi PBB. tapi mengapa gadis itu berlari sendirian sedangkan temannya yang lain saja belum kumpul di lapangan.
Ada apa dengan gadis ini?

Aku terus memperhatikan gerak-geriknya. Setelah lelah karna berlari keliling lapangan ia duduk di bawah pohon rindang sambil mengelap keringatnya dengan tangan.
Sudah gila gadis ini berlari 10 putaran tapi tidak membawa handuk atau semacamnya untuk mengelap peluhnya.
Aku berfikir untuk memberinya sapu tangan tapi aku tidak mau ia salah sangka dan berfikir aku modus dengannya. Aku tidak mau!
Aku hanya merasa kasian dengan gadis itu. Semangatnya luar biasa bagiku.
Aku menimang-nimang keputusanku.

"Kasih!"

"enggak!"

"Kasih!"

"enggak!"

"Ah yaudah deh kasih aja! kasian!" Ucapku kemudian setelah menimang-nimang keputusanku.

Aku melangkah dengan hati-hati dibelangkangnya dan menyodorkan sapu tanganku tepat di sampingnya. Ia menerima sapu tangan itu tanpa melihat ke arahku. 'Hish..dasar gadis ini main serobot aja!' Gerutuku dalam hati.
Tapi untunglah dia tidak melihat ke arahku jadi aku tidak perlu susah payah memberinya penjelasan mengapa aku memberinya sapu tangan. Aku langsung berlari ke belakang tembok untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Gadis itu sangat terkejut karna melihat sapu tangan ditangannya. Dan ekspresinya lucu sekali menurutku.
Gadis itu lalu berdiri dan mengedarkan pandangan untuk mencariku tentunya. Karna aku yang memberinya sapu tangan kesayanganku. Aku tersenyum melihat wajahnya yang kebingungan. 'Ah aneh rasanya'

***

Semua calon anggota yang terpilih seleksi pertama pun sudah kumpul di lapangan untuk menjalani seleksi ke dua yaitu PBB.
Aletta merasa tubuhnya sangat gerah. Lalu Aletta mengikat rambutnya kebelakang dengan gaya cepol asal-asalan. Dan membiarkan anak rambut yang berjatuhan.

Aletta baris paling ujung dan di pojok karna ia paling pendek disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aletta baris paling ujung dan di pojok karna ia paling pendek disana. Karna yang lebih pendek darinya tidak lolos seleksi pertama. Aletta merasa sedikit tidak yakin pada seleksi kedua ini.

Levi memberi aba-aba untuk penyeleksian tahap kedua, namun pandangannya terarah pada gadis yang mengikat rambutnya ke belakang dan banyak sekali keringat pada pelipisnya itu. Pandangan Levi hanya pada satu titik yaitu Aletta. 'Manis' kata Levi dalam hati.
Saat ia memperhatikan kemampuan PBB Aletta,
Ia sangat terkejut ternyata Aletta mempunyai kemampuan PBB yang luar biasa tegas. Bahkan gerakan PBB Aletta lebih baik dari kebanyakan senior yang lain.
Karena Levi merasa sudah puas melihat gerakan PBB, ia memberi instruksi pada senior yang lain untuk memilih para calon yang masuk seleksi tahap selanjutnya.

Levi memerintahkan Anggi untuk menarik Aletta keluar barisan untuk membuat barisan baru.

***

"Assalamualaikum Aletta pulang!" Teriak Aletta di ambang pintu rumahnya sambil melepas sepatu lalu ditentenglah sepatu itu dan meletakannya di rak sepatu.

"Mama! Papa! Bang Zildan!" Teriak Aletta mencari orang rumah.

"Ck..Kok gak ada orang sih dirumah!"decak Aletta karena melihat seluruh ruangan sepi.

Aletta berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan muka yang di tekuk. Aletta memutar kenop pintu kamarnya dan....

"Tadaa......!" Teriak Rina, Wijaya dan Zildan bersamaan.

Mata Aletta melebar dan Aletta menutup mulutnya yang terbuka dengan tangan kanannya karna terkejut.

"Cie..anak mama lolos ya? Selamat ya sayang!" Ucap Rina  sambil menghambur memeluk Aletta dengan sayang.

"Iya selamat ya sayangnya papa!" Ucap Wijaya pada anak perempuannya sambil menghambur memeluk Aletta dan Rina istrinya.

"Aduh..kok pada pelukan semua? Lah bang Zildan mau pelukan juga dong!" Ucap Zildan menghambur kepelukan mereka.

Selama beberapa detik pelukan Aletta melepas pelukan mereka dengan kuat.

"Aduh...mama, papa, sama bang Zildan itu lebay banget sih! Al itu baru lolos tahap kedua itu juga masih seleksi sekolah belum seleksi di luar sekolah! Jadi belum saatnya seneng-seneng dulu!" Cerocos Aletta panjang lebar.

"Adiku sayang..bang Zildan yakin kalau kamu bakal lolos tahap selanjutnya karna kamu itu punya kualitas baik!" Ucap Zildan sambil mencubit pipi adiknya gemas.

"Ihhh...sakitt bang Zildan!" Aletta mengelus pipinya yang merah akibat cubitan Zildan kakaknya.

"Aletta gak mau terlalu Pede nanti kalo ujung-ujungnya Aletta gak lolos kan Al malu! Lagi pula saingan Aletta itu tinggi-tinggi banget bang! Tadi aja Aletta baris paling ujung!" Cerocos Aletta pada Zildan.

Karena melihat kedua anaknya yang sedang asik beradu argumen. Rina dan Wijaya  meninggalkan Aletta dan Zildan dikamar agar bisa membahas hal yang mereka gandrungi itu lebih nyaman.

"Mama sama papa keluar dulu yah! Kamu sharing-sharing sama abang kamu tu! dia kan udah ada pengalaman seleksi begituan!" Ucap Rina sambil menggandeng tangan suaminya keluar kamar.

"Iya mah!" Ucap Aletta dan Zildan bersamaan.

"Oh ya dek gimana tadi seleksi lo?" Tanya Zildan pada Aletta.

"Ya sama kayak seleksi lo dululah bang! Ribet!" Jawab Aletta acuh sambil membaringkan tubuh di ranjangnya.

"Dan ngeselinnya lagi bang gue itu ketemu sama senior yang sok keren banget deh pokoknya! Masa ya tinggi badan gue cuma kurang 1 cm aja gue hampir gak dilolosin bang! Ngeselin kan?" Cerocos Aletta panjang lebar.

"Ya emang kayak gitu dek! Dulu pas abang nyeleksi juga kek gitu kok! Itu namanya konsisten dek!" Ucap Zildan menasehati Aletta.

"Ya tapi kan gak gitu juga bang! Ah..udah ah abang keluar gih gue mau mandi!" Ucap Aletta sambil mendorong Zildan keluar dari kamarnya.

Hai para readers! Vote or coment ya biar aku lebih semangat nulisnya ya ya😜😜😜









Paskibra Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang