27. 'kehilangan?'

766 43 3
                                    

Maaf aku tak dapat menepati janjiku.
Maaf aku putuskan untuk mundur.
Mengalah.
Pergi.
Menghindar.
Hatimu terlalu jauh untukku tempuh.

-Levitama

           Hari ini hari senin, kebanyakan anak sekolah mengeluhkan datangnya hari ini.  ada kegiatan rutin di sekolah yang mereka tak sukai. berpanas-panas ria, dan membuat wajah mereka yang sudah terpoles bedak menjadi luntur karena teriknya matahari pagi. Namun berbeda dengan Aletta. Ia terus mengembangkan senyumnya sedari tadi sambil mengemasi barang-barangnya dan ia masukan kedalam tas sekolahnya. Setelah semua perlengkapan tugasnya sudah ia masukan kedalam tas sekolahnya, ia berlari ke meja makan untuk sarapan pagi.

"Pagi ma, pa, loh bang Zildan mana pa, ma?" Seru Aletta di meja makan.

"Abangmu ke jogja lagi buat nyelesain tugas kampus katanya" ucap mama Aletta sambil menuangkan susu di gelas Aletta.

"Ihhh..sok sibuk banget sih bang Zildan! Terus aku siapa yang nganter coba!" Gerutu Aletta.

"Pesen ojek online aja sayang!"mama Aletta menyarankan.

"Ckk, yaudah deh! Kalo gitu Aletta berangkat dulu ya ma pa!" Pamit Aletta.

"Loh gak di makan nasi gorengnya?" Tanya mama Aletta lembut saat Aletta menyalami tangannya.

"Udah kok ma, tapi gak habis. Aletta buru-buru soalnya takut telat" ucap Aletta sambil nyengir. mama Aletta paling tidak suka jika makanan Aletta masih ada yang tersisa, gak baik buang-buang makanan, katanya. Namun Aletta sering kali tidak bisa mengatur porsi makannya sendiri. Ia mengambil banyak makanan namun pada akhirnya tak dapat ia habiskan. Jika itu terjadi ia selalu menampilkan cengiran kuda andalannya untuk meluluhkan hati sang mama. Dan caranya itu selalu berhasil membuat Rina- sang mama tak jadi mengomel.

***

Saat ingin memesan ojek online, Ada motor yang tiba-tiba berhenti di depan Aletta dan sang pemilik membuka kaca helmet-nya.
"Al, mau berangkat ya? Barengan aja yuk!" Ucap pemilik motor itu yang ternyata adalah Riko.

"Eh-kok lo lewat sini? Bukannya rumah lo lawan arah ya?" Aletta kaget karna Riko ada di hadapannya padahal rumah Riko lawan arah dengan rumah Aletta. Dan jarak rumah mereka memang sangat jauh.

"I-iya Al..Gue nginep di rumah eyang gue, kebetulan daerah sini juga." Jawab Riko sedikit gelagapan.

"Eyang lo yang mana? Perasaan eyang lo rumahnya bandung?" Tanya Aletta.

"Oh itu eyang gue yang satunya lagi. Ah udahlah ngapain malah bahas eyang sih, ayo naik" ucap Riko sambil memberikan helmet yang sengaja ia bawa kepada Aletta.
Aletta pun menerimanya dan naik ke motor Riko.

Saat motor Riko melaju dari pekarangan rumah Aletta. Seseorang sudah mengikuti gerak-gerik dua pemuda itu. Dengan tatapan sendu orang itupun melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

***

"Al, tungguin gue!" Teriak Lista saat Aletta berjalan di area koridor sekolah.

Lista berlari menghampiri Aletta dan mensejajarkan langkahnya dengan Aletta,

"Eh Al. lo gak denger berita hari ini?" Tanya Lista sambil mengatur nafasnya.

"Berita apaan emang?" Tanya Aletta cuek.

"Ah elah ni bocah! Kak Levi tuh keluar dari osis tau! Dan katanya lagi, dia keluar osis itu gara-gara ngebelain lo tau!" Jelas Lista antusias.

"Apa? Gara-gara belain gue? Belain apa? Perasaan Gue gak ngrasa di belain apa-apa deh!" Kaget Aletta dengan raut muka bingung.

"Katanya ya Al, gara-gara kak Levi ngebimbing lo biar tetep bisa ikut pasukan lomba kemarin. Pak Budi nyuruh kak Levi buat milih, ngebimbing lo tapi ninggalin salah satu aktifitasnya, atau lo di ganti sama pasukan yang lain. Demi lo kak Levi ngelepas jabatannya jadi ketua osis Al."ujar Lista menjelaskan.

Aletta pun terdiam, mendengar semua ucapan Lista. Otak dan pikirannya berkecamuk karna ia tak sengaja telah mengabaikan orang yang selama ini benar-benar perduli dan selalu ada saat ia butuh. Aletta tau kakak seniornya itu akhir-akhir ini selalu care dengannya, tapi disisi lain ia belum bisa beralih hati dari Riko. Ia masih belum siap membuka hati untuk orang baru.
Saat ia ingin mencoba membuka hati untuk Levi. Riko justru hadir kembali dan menyeret hati Aletta untuk kembali melanjutkan cerita yang belum usai.
Aletta pun masih terombang-ambing oleh hatinya sendiri.

"Hei! Malah nglamun lo!" Sentak Lista di depan wajah Aletta.

Kaget dengan teriakan sahabatnya itu. Aletta lantas tersadar dan berlari ke arah kantin berniat mencari Levi yang sedari tadi melintas di otak Aletta. Ia tak perduli teriakan maut Lista memanggil namanya yang terdengar di sepanjang koridor sekolah, ia juga tak perduli dengan tatapan sinis kakak seniornya. Yang ia pikirkan saat ini bertemu Levi dan menanyakan kebenaran tentang gosip yang beredar saat ini. Ia sangat merasa bersalah jika apa yang dikatakan Lista itu benar adanya.

Aletta menelusuri beberapa penjuru sekolah dan beberapa tempat yang biasa Levi kunjungi namun nihil. Aletta tak menemukan sosok Levi. Ia sangat bingung. Ia ingin bertemu dengan Levi untuk saat ini. Ingin sekali.

Setelah lelah mencari namun tak ada hasil Aletta menjatuhkan tubuhnya di lapangan basket sekolah yang keadaannya memang sepi karna tempatnya terletak di bagian belakang sekolah. Di bawah pohon besar Aletta menangis sejadi-jadinya. Ia tumpahkan segala rasa bersalahnya terhadap Levi. Aletta meletakkan kepalanya di lipatan kakinya. Sambil menagis sesenggukan ia berbicara sendiri dengan angin yang berhembus, berharap bahwa segala bebannya akan hilang terbawa angin.

"Aletta minta maaf kak. Maaf. Kenapa sih kak Levi baik banget sama Aletta! Kenapa Kak Levi mau segitunya berkorban demi Aletta! Aletta belum bisa buka hati kak. Aletta tau selama ini kak Levi ada perasaan sama Aletta. Tapi maaf kak Aletta belum bisa. Maaf! Maaf!" Dengan sesenggukan kalimat itu lolos dari bibir Aletta.

Dan Levi mendengar semua kalimat itu. Dibalik pohon besar yang melindungi Aletta dari terik matahari.

"Semoga lo bahagia Ta. Maaf udah buat lo punya beban karna perasaan gue. Gue janji setelah ini gak ada lagi Levi yang care sama lo. Biar lo gak punya beban lagi. Gue bakal bersikap biasa aja sama lo bahkan seperti pertama kali gue lihat lo. Makasih Ta buat jawaban lo yang selalu jadi pertanyaan dalam hati gue. Gue percaya diri banget kalo lo udah mulai suka sama gue dan lupain mantan lo itu. Ternyata hati lo masih sama. Masih untuk dia." Ucap Levi di balik pohon itu. Levi tak akan pernah berani mengatakan itu di depan Aletta. Ia takut Aletta jadi banyak pikiran hanya karna perasaannya terhadap Aletta.
Punya rasa cinta untuk Aletta saja sudah cukup untuknya. Tak perlu memiliki, kecuali tuhan yang ikut andil dalam masalah hati. Levi hanya akan ikut pada alur cerita yang sudah tuhan gariskan untuk kisah cintanya.
Levi putuskan untuk kembali utuh seperti Levi yang dulu. Bersikap cuek, acuh dan biasa saja pada Aletta. Mungkin akan sangat sulit, tapi daripada mengikuti hati namun tersakiti. Lebih baik memendam dengan segala cara dan mengikuti alur Tuhan yang sudah terencana.






Kendal, 9 Maret 2019

Hallo para readers setiaku😊
Maaffffffffff banget aku ucapkan sama kalian semua🙏 aku baru update hari ini setelah sekian lama vacum dari dunia per-wattpad,an. Banyak banget hal yang perlu aku urus maaffff  banget. Kalian pasti sebel sama aku? Maaf ya. Tapi aku pastiin aku bakalan nyelesaiin cerita ini sampai tuntas. Walaupun aku kurang tau kapan tuntasnya cerita ini. Tapi aku janji bakal nuntasin PLS😘

Selalu menerima kritik dan saran😊 kalo kalian suka bagian ini. Klik tanda bintang ya👌 terima kasih.

Paskibra Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang