III

1.5K 177 2
                                    

Noah memperlambat mobilnya karena dia sedang memperhatikan jalanan yang tengah mereka lintasi. Suasana tampak benar-benar sepi, membuat mereka tidak henti-hentinya menatap jalanan itu. Grace melihat sebuah plang bertuliskan, 'Selamat datang di Grand Island Nebraska' setelah mereka berhasil melewati ladang jagung yang amat luas.

Mobil hitam itu langsung memasuki wilayah tersebut hingga berhenti di depan sebuah rumah tua.

"Baiklah teman-teman. Kita sudah sampai. Pukul berapa sekarang, Tessa?" tanya Noah.

"8 malam," jawabnya.

Mereka memutuskan turun dari mobil untuk menikmati suasana malam hari di tempat yang benar-benar telah ditinggalkan oleh pemiliknya selama 20 tahun yang lalu. Tessa tidak menyangka bahwa saat ini dirinya benar-benar menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Tempat yang beda dari biasanya mereka melakukan penelitian. 

"Mari kita melakukan penelitian sekarang," pinta Henry bersemangat.

"Aku tidak setuju," tolak Tessa.

"Kenapa? Apa kau merasa takut?" Henry menatap Tessa.

"Kita bisa memulai penelitiannya besok hari. Apa kau tidak lihat bahwa di sekitar ini masih berhubungan dengan hutan? Kau pun tidak tau apa yang terjadi di luar sana," jelasnya.

"Apa kita salah membawa seseorang?" tanya Henry pada Noah.

"Apa maksudmu?" Tessa mengernyitkan dahinya.

"Sebenarnya kau itu penakut! Tidak seharusnya kau berada dikelompok yang sama dengan kami," jawab Henry.

"MEMANGNYA SIAPA YANG MAU BERKELOMPOK DENGANMU!" Tessa mulai meluapkan emosinya.

"Kalau saja kau laki-laki. Sudah kuhajar kau Tessa!" geram Henry.

"Aku tidak takut! Aku sudah muak dengan semua tingkahmu yang hanya memikirkan diri sendiri!"

"TUTUP MULUTMU PECUNDANG!"

"KAU YANG HARUS MENUTUP MULUTMU!"

"TIDAK BISAKAH KALIAN BERHENTI BERDEBAT?!" sentak Noah.

Henry dan Tessa saling menatap dengan kesal. Napas mereka berdua masih memburu. Tessa sendiri tidak tahu apa yang tengah mempengaruhi pikirannya saat ini. Karena perdebatan tadi, Noah baru menyadari bahwa Grace tidak ada di mobil mereka.

Mendengar hal itu, Noah segera memutuskan agar Tessa masuk ke dalam mobilnya, sementara mereka berdua akan pergi mencari Grace dengan menggunakan senter. Tessa mengangguk dan dia akan mencoba untuk menghubungi Grace melalui ponsel.

🔱🔱🔱

Noah dan Henry terus berteriak memanggil nama Grace sambil sesekali menyorotkan lampu senter mereka pada pohon-pohon yang menjulang tinggi.

"GRACE!!!" teriak Noah.

"GRACE DI MANA KAU?!" teriak Henry.

"GRACE! INI TIDAK LUCU! KAU TIDAK SEHARUSNYA BERSEMBUNYI!" Noah kembali berteriak.

"Tessa benar-benar pembawa sial," grutu Henry.

"Apa maksudmu?" tanyanya.

"Kalau saja Tessa menyetujui ucapanku, kita tidak akan kehilangan Grace," jawab Henry.

"Ah sudahlah. Jangan menyalahkan Tessa."

"Jangan bilang kalau kau mulai menyukai gadis itu?" sangkal Henry.

"Aku tidak bilang begitu. Aku hanya ingin kau berhenti menyalahkan dia," balas Noah.

Sementara Tessa sendiri terus mencoba untuk menghubungi Grace. Nomor ponsel yang semula terhubung, kini menjadi berada di luar jangkauan. Hal ini tentu membuat Tessa merasa khawatir. Dia melihat ke arah sekitarnya dari dalam mobil yang benar-benar sepi dan sangat gelap. Kedua telinganya hanya bisa mendengar suara hewan malam yang tengah berinteraksi satu sama lain.

[Completed] TSS [1]: Tessa Sophia and The Secret of CornfieldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang