VIII

1.2K 154 2
                                    

Tessa dan Grace menoleh ke belakang secara bersamaan setelah melihat pandangan dari kedua bola mata Noah.

"Kau tidak akan mengatakan bahwa Henry yang telah membekapmu, bukan?" tanya Grace ragu.

"Aku rasa bukan," jawab Noah ragu.

"Lalu, siapa?" tanya Tessa.

"Sepertinya, bukan hanya kita yang berada di sini," seru Henry.

"Maksudmu, apa ada orang lain yang sedang memata-matai kita?" timpal Grace.

Henry mengangguk, "Bisa jadi, bukan?"

"Aku setuju dengan Henry," ujar Noah.

"Bagaimana kau bisa kembali setelah kejadian pembekapan itu?" tanya Grace.

Noah menggeleng perlahan. Dia sendiri tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Noah hanya merasakan bahwa setelah kejadian pembekapan tersebut, kedua tangan dan kakinya terasa diikat dengan kencang.

Mendengar cerita tersebut, tentu membuat Henry tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya. Henry merekam semua ucapan Noah yang seperti baru saja tengah melakukan sebuah perjalanan rahasia.

Noah tidak bisa melihat karena orang tersebut telah menutup kedua matanya menggunakan kain. Dia hanya bisa mendengar seseorang mengucapkan sebuah mantra. Noah tidak mengetahui arti dari kalimat tersebut namun mantra itu berhasil membuat dirinya merasa sangat merinding. Setelah itu, keadaan mendadak hening dan saat Noah membuka kedua matanya, dia sudah berada di dalam rumah dengan duduk di kursi yang sama persis saat malam itu.

🔱🔱🔱

"Berapa hari lagi kita akan berada di sini?" tanya Grace pada Henry.

"Besok kita akan kembali pulang. Tugas kita hari ini menelusuri ladang jagung dan juga ruangan di dalam rumah," jawab Henry.

"Baiklah, ayo kita selesaikan hari ini dan jika malam ini kita telah selesai, kita bisa kembali secepatnya," pinta Grace.

"Bagaimana menurutmu Noah?" tanya Tessa.

Noah mengangguk tanda setuju. Sebenarnya, dia juga tidak ingin berlama-lama di tempat asing tersebut. Mereka segera keluar bersama-sama untuk mengumpulkan informasi tentang ladang jagung yang menjadi bagian dari hilangnya anggota keluarga di tempat tersebut secara misterius.

Saat keluar dari rumah tersebut, mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang wanita memakai gaun panjang berwarna putih lusuh dengan rambut panjang yang menjuntai ke bawah, sedang berdiri di tengah lorong dan menatap mereka dengan penuh dendam.

Tessa dan ketiga temannya langsung menelusuri ladang jagung dengan banyak tanaman yang sudah layu.

"Haruskah kita menelusuri ladang ini?" tanya Grace.

"Tentu. Kau harus tau, tempat ini juga salah satu bukti bisu hilangnya seluruh keluarga itu," jawab Henry.

"Aku rasa mereka tidak hilang. Kita telah menemukan salah satu mayat di tengah hutan. Apa kalian tidak ingat itu?" saut Tessa.

"Aku berpikir bahwa keluarga mereka dikubur di tempat yang berbeda," ucap Noah.

"Tetapi, kenapa bisa seperti itu?" tanya Grace.

"Sudah jangan banyak bicara, lebih baik kita segera mencari tau tentang tempat ini," ujar Henry.

Tessa melirik ke arah Henry yang terus berjalan dengan penuh percaya diri. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang Henry rencanakan setelah ini. Mereka berhenti di tengah-tengah ladang jagung dan langsung mulai merekam ke arah sekitar. Grace, Henry, dan Tessa berdiri di depan kamera yang dipegang oleh Noah.

[Completed] TSS [1]: Tessa Sophia and The Secret of CornfieldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang