"Kriettt..."
Suara kedua berhasil ditangkap oleh kedua telinga Tessa dan anehnya ketiga teman Tessa tidak mendengar apapun selain hanya merasakan kesunyian di sekitar mereka.
Tessa menoleh ke arah dapur dan mendapati salah satu pintu yang berada di sana, terbuka dengan sendirinya. Kedua bola mata Tessa membulat ketika melihat sebuah koin yang baru saja menggelinding keluar dari dalam pintu tersebut dan berhenti menabrak tembok di hadapannya.
"Hey lihat, ada sebuah angka yang berada di lukisan ini," seru Henry saat memperhatikan sebuah lukisan bulan sabit yang tengah menerangi sebuah hutan dan juga rumah dengan angka 1952.
Grace memincingkan matanya untuk memperhatikan lukisan tersebut lebih dalam. Lukisan itu memperlihatkan sebuah rumah hingga membuat kedua bola matanya membulat. Rumah yang berada di dalam lukisan itu ternyata mirip sekali dengan rumah yang mereka datangi saat ini. Itu berarti rumah tersebut sudah ada sejak 64 tahun yang lalu. Untuk rumah setua ini, sudah pasti hanya bisa menyisahkan puing-puing bangunan. Namun nyatanya rumah ini masih berdiri kokoh meski ditinggalkan oleh penghuninya 20 tahun yang lalu.
"Tessa, coba kau catat tentang lukisan ini," pinta Grace tanpa menoleh ke arah temannya itu.
Grace tidak mendengar jawaban apapun dari mulut Tessa. Saat dia menoleh ke belakang, Grace dibuat panik karena dia tidak melihat Tessa berada di sekitar mereka.
"Ke mana Tessa?!" tanya Grace.
"Tessa kau di mana?" seru Noah.
"Tessa ini tidak lucu! Jangan mencoba untuk bersembunyi!" teriak Henry.
"BRAKKKK!!!"
Pandangan mereka langsung mengarah ke dapur tepat setelah mereka mendengar suara pintu yang tertutup dengan kencang. Grace dan kedua temannya langsung berjalan menghampiri dapur. Mereka melihat ada empat buah pintu yang berada di sana. Grace membuka pintu berisi sebuah toilet yang berada dekat dengan pintu belakang, Noah membuka sebuah pintu yang berisi rak kosong dan berdebu sedangkan saat Henry akan membuka pintu yang satunya, dia tidak bisa membuka pintu tersebut karena dalam keadaan terkunci.
Henry pun memutuskan untuk menggedor-gedor pintu tersebut dengan terus berteriak memanggil nama Tessa. Raut wajah Grace begitu panik saat mengetahui bahwa Tessa tidak bersama mereka saat ini.
"BRAKKKK!!!"
"Kriettt..."
"BRAKKKK!!!"
"Kriettt..."
Suara pintu terbuka yang berasal dari ruang tamu terdengar bergema hingga ke dapur tempat mereka berdiri. Ketiga teman Tessa berjalan perlahan mendekati pintu tersebut dengan terus memegang senter mereka masing-masing dan juga kamera.
Setelah sampai di ruang tamu dan membelakangi tangga lantai dua, mereka tidak menemukan siapapun di sana.
"Kalian sedang mencariku?"
Suara itu membuat mereka menoleh ke belakang secara bersamaan. Mereka melihat Tessa berdiri pada salah satu anak tangga di lantai dua. Wanita itu menuruni anak tangga dengan tersenyum lebar.
"Kau ke mana saja?!" geram Grace.
"Aku habis dari kamar mandi," jawab Tessa santai.
"Kamar mandi?" Noah mengernyitkan dahinya. "Memangnya benar ada kamar mandi di lantai dua?"
Tessa mengangguk, "Sampai di mana kita tadi? Maaf, tadi aku sempat izin dengan kalian tapi kalian tidak menanggapiku karena kulihat kalian sangat sibuk merekam rumah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] TSS [1]: Tessa Sophia and The Secret of Cornfields
HorrorBest of Wattpad Outreach Ambassador in Wattpad Outreach [30/5/23] ¬ 1st horror story [Actocity Belt] in YAIndo [26/3/19] HIGHEST RATING: #1 in HORROR STORY [15/11/20] #18 in CREEPY [20/10/18] [TONTON TRAILERNYA!] The Secret Series [1]: Tessa Sophia...