Suara gebrakkan tersebut terus saja terdengar dari luar. Dengan cepat, Noah berlari ke arah sebuah lemari kayu agar Henry tidak bisa masuk ke dalam. Dia menyuruh Tessa dan Grace untuk segera mencari cara agar mereka bisa keluar dari dalam kamar tersebut.
Tessa dan Grace langsung bangkit dengan paniknya dan mencari sesuatu untuk mencari cara agar mereka bisa bersembunyi. Sebelum itu, Grace menarik sebuah meja kayu ke arah Noah untuk menambah penahan agar pintu tersebut tidak bisa terbuka dari luar.
Henry sendiri masih bersusah payah membanting dirinya ke pintu tersebut dengan sekuat tenaga.
"Cepatlah. Cari sesuatu untuk bisa bersembunyi," seru Noah panik.
Tessa membuka salah satu pintu lemari yang berada di dalam kamar tersebut dan melihat sebuah lubang berukuran sedang berada di dalamnya.
"Haruskah kita bersembunyi di dalam sini?" tanya Tessa.
"Tidak ada waktu untuk memikirkan hal itu," seru Grace yang mendorong tubuh Tessa untuk masuk ke dalam lubang berukuran sedang tersebut.
Noah masih terus berusaha untuk menahan pintu tersebut menggunakan punggungnya karena gebrakkan yang dihasilkan oleh Henry terasa semakin kuat.
"Noah, cepatlah masuk!" pinta Grace dengan menyodorkan tangan kanannya.
"Aku tidak bisa. Tinggalkan aku sendiri. Kalian harus bisa selamat!" jawabnya dengan tubuh yang terus berguncang.
"APA KAU GILA?! Aku tidak akan pergi meninggalkanmu!" seru Grace.
Tubuh Noah berlumuran keringat. Tenaganya sudah dia habiskan untuk menahan lemari beserta meja kayu tersebut. Dia pun menarik napasnya dengan dalam dan mengambil aba-aba untuk berlari.
Setelah cukup tenang, dia langsung berlari dengan kencang dan Grace langsung menyingkir masuk ke dalam lubang tersebut agar Noah bisa masuk secepat mungkin.
"BRAKKK!!!"
Lemari dan meja tersebut terjatuh ke lantai bersamaan dengan tertutupnya lemari besar di dalam kamar. Napas Noah masih memburu seiring dengan detak jantungnya yang berdegup kencang. Dia melihat dari celah lubang lemari, Henry berhasil masuk ke dalam dengan sebuah arit yang masih berada digenggaman tangan lelaki itu.
Henry melihat ke sekeliling dengan perlahan bersama dengan sebuah senter agar bisa menerangi apa yang dia lihat. Dia kembali memanggil ketiga temannya untuk segera keluar dari tempat persembunyian mereka. Karena tidak ada jawaban dan melihat ruangan tersebut benar-benar sepi, Henry memutuskan untuk pergi keluar dengan melangkah perlahan.
Noah merasa bisa bernapas lega saat mengetahui temannya itu segera menjauh dari kamar tersebut. Kedua bola mata Noah seketika terlihat membelalak begitu mengetahui ternyata Henry berbalik arah kembali dan berlari mendekati lemari tempat mereka bersembunyi. Dengan sigap, Noah segera masuk ke dalam lubang berukuran sedang tersebut dan menutupnya dengan sebuah papan.
🔱🔱🔱
Mereka semua terdiam dengan gemetar. Tessa, Grace, dan Noah membungkam mulut mereka masing-masing menggunakan telapak tangan. Mereka mendengar pintu lemari itu tertutup kembali dengan cara dibanting. Tessa bisa memastikan bahwa Henry sudah pergi meninggalkan ruangan tempat mereka bersembunyi.
"Haruskah kita keluar dari dalam?" tanya Tessa perlahan.
"Bagaimana kalau kita menunggu di dalam sini sampai matahari terbit?" Grace memberi masukan.
"Tapi tempat ini sangatlah sempit. Kakiku akan terasa kesemutan bila kutekuk terus seperti ini," balas Tessa.
"Aku belum yakin kalau Henry benar-benar pergi dari tempat ini," ucap Noah lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] TSS [1]: Tessa Sophia and The Secret of Cornfields
HorrorBest of Wattpad Outreach Ambassador in Wattpad Outreach [30/5/23] ¬ 1st horror story [Actocity Belt] in YAIndo [26/3/19] HIGHEST RATING: #1 in HORROR STORY [15/11/20] #18 in CREEPY [20/10/18] [TONTON TRAILERNYA!] The Secret Series [1]: Tessa Sophia...