XV

1.3K 147 7
                                    

Tangan Tessa terasa pegal karena harus menyeret lelaki itu dari dalam rumah hingga sampai ke ladang jagung. Tessa mengikat kedua tangan dan kaki milik Noah dengan kencang pada sebuah salib kayu terbalik berukuran besar yang dia letakkan di tengah ladang jagung. Pertama, dia mengikat kedua kaki tersebut sebelum akhirnya Tessa merentangkan kedua tangan Noah.

Kedua mata lelaki tersebut langsung ditutup menggunakan kain karena Noah masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Tessa menarik napasnya dengan dalam dan perlahan. Dia mundur beberapa langkah. Mulutnya tersenyum lebar karena merasa puas akan dirinya sendiri. Noah sudah berada di dalam sebuah lingkaran dengan satu buah bintang di tengahnya seperti milik Grace.

Wanita itu segera memakai tudung hitamnya setelah membuang jaket hitam milik Henry dan langsung membacakan sebuah mantra dengan perlahan agar bisa membuat seseorang yang mendengarnya akan terasa merinding. Saat sedang membaca mantra tersebut, dia melihat kepala Noah bergerak ke kanan dan juga ke kiri tanda lelaki tersebut telah sadar.

Apa ini? Apakah aku sedang mengalami de javu? gumam Noah di dalam hatinya dengan keadaan panik.

Tessa menyadari akan ancaman yang berada di belakangnya. Dia langsung menoleh dengan cepat dan seketika itu juga wajah Tessa langsung berubah menjadi wajah Phyrena dengan kedua bola mata yang membulat dan juga ada bekas luka bakar di wajah tersebut. Wajahnya benar-benar bisa dibilang sangat hancur. Bahkan, ada beberapa belatung yang menghiasi wajah tersebut. Kuku-kuku hitam panjang milik Phyrena membuat tubuh Tessa terlihat begitu menyeramkan dari kejauhan.

"Hentikan!" seru Jacob dengan menunjukkan salib besi berukuran sedang miliknya.

"Kau tidak bisa menghentikanku," seru Phyrena.

"Kau tidak harus melakukan hal ini Rena," pinta Jacob.

"Ini tidak ada hubungannya denganmu!" katanya.

"Kau tidak harus menjadikan manusia-manusia itu untuk dijadikan persembahanmu," seru Jacob kembali.

🔱🔱🔱

"Phyrena."

Suara itu.

Suara yang sangat mirip sekali dengan Phyrena. Wanita yang memiliki wajah seram itu segera menoleh dengan cepat ke arah sumber suara. Lebih tepatnya ke arah teras rumah mereka.

"Hentikan perbuatanmu. Kau tidak harus melakukan pengorbanan untuk Dewa Moros."

Palma berjalan keluar dengan perlahan. Rambut yang panjang dengan senyuman simpul terlihat di wajahnya. Tentu wajahnya sangat berbeda dari Phyrena, Palma begitu terlihat cantik dengan gaun putih menjulur ke bawah.

Benar. Dia adalah kembaran Phyrena.

"Kau?!" ucap Phyrena dengan gemetar.

"Ikutlah denganku. Kau akan diberi pengampunan pada Tuhan," serunya dengan mengulurkan tangan ke arah kembarannya.

"Tidak! Aku tidak akan mematahkan ritual keluarga kita," balas Phyrena.

"Kau harus," saut Jacob.

"Apa kalian tidak merasakan bahwa di tubuh anak ini terdapat aliran darah dari keluarga kita?" tanya Phyrena.

"Aliran darah itu sudah berhenti semenjak Albert Palmer mengorbankan dirinya sendiri agar kau tidak bisa mengambil anak-anaknya!" jelas Jacob.

"TIDAK!" Phyrena menolak dengan tegas.

"Kumohon," pinta Palma sekali lagi.

Phyrena melihat Jacob sedang membacakan sebuah ayat-ayat suci untuk memusnahkan dirinya. Karena dia tidak ingin hal itu terjadi, Phyrena segera melawan Jacob menggunakan kekuatan yang ada pada dirinya.

[Completed] TSS [1]: Tessa Sophia and The Secret of CornfieldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang