Chapter 5

169K 10.4K 19
                                    

Ashley membuka mata dan melihat sinar matahari yang menyilaukan matanya. Sesaat Ashley berpikir dan tersadar bahwa hari ini adalah hari pertamanya bekerja.

Ashley melihat ke arah jam yang ada di meja menunjukkan pukul 06.52, dan seharusnya dia datang pukul 07.30.

"Oh tidak." Ashley segera bangkit dari tempat tidurnya dan berlari ke toilet.

Ashley menyelesaikan segala kegiatan bersiap-siapnya kurang dari 20 menit. Jam menunjukkan pukul 07.15 saat Ashley berjalan keluar dari apartemennya.

Ashley berjalan tergesa-gesa agar tidak datang terlambat. Dia tidak ingin bosnya mengecap dirinya sebagai pegawai baru yang malas-malasan.

"Untunglah aku tidak terlambat." Ashley menghembuskan napasnya lega ketika masuk ke dalam gedung Syzygy Coorp., melihat bahwa jam masih menunjukkan pukul 07.26.

Ashley berjalan menuju ke meja informasi untuk menanyakan sesuatu.

"Permisi. Aku Ashley Carlton. Aku adalah pegawai baru disini. Aku ingi..."

"Oh, Miss. Carlton. Kau sudah ditunggu oleh Mrs. Jake di lantai 8. Semoga harimu menyenangkan." Ashley menganggukkan kepalanya dan tersenyum lebar ke arah perempuan paruh baya yang ada di depannya itu.

"Terima kasih banyak. Semoga harimu menyenangkan juga." Ashley tersenyum sekali lagi dan berjalan meninggalkan tempat itu.

Ashley berjalan menuju ke arah lift dan menekan tombol 8, lantai dimana dia bekerja.

Setelah tiba di lantai 8, Ashley melihat ada beberapa orang yang sibuk dengan kegiatannya dan tanpa disengaja dirinya bertatapan mata dengan perempuan yang kira-kira berusia 40 tahun. Perempuan itu tersenyum padanya.

Ashley berjalan ke tempat dimana perempuan itu berdiri dan tersenyum.

"Hey. Apakah kau Miss. Carlton?"

"Hey. Iya, aku Ashley Carlton. Senang berjumpa denganmu Mrs. Jake."

"Kau sangat cantik. Panggil aku Cindy, Ashley."

"Baiklah, Cindy."

Ashley rasa dia akan betah bekerja disini. Pekerjaannya tidak terlalu berat dan gajinya cukup tinggi. Selain itu, dia juga mendapat bos yang sangat baik padanya dan lagipula, rekan kerjanya tidak buruk.

Waktu makan siang tiba, Ashley memilih untuk menuju ke kantin yang ada di lantai 2. Sambil menunggu lift tiba, Ashley mengecek smartphonenya.

Saat lift tiba, Ashley berjalan masuk ke dalam lift tanpa melihat ke atas karena sibuk membalas pesan dari sahabatnya, Callista.

"Apa itu pesan dari kekasihmu?" Ashley meyakinkan pendengarannya. Apa dia tidak salah dengar? Apa itu benar-benar suaranya? Apa itu benar-benar suara laki-laki itu? Suara Ethan?

Ashley memberanikan diri mendongakkan kepalanya dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Itu benar-benar Ethan. Seketika tubuh Ashley melemas dan dia merasa bahwa bibirnya pasti sudah pucat sekarang.

"Jadi, kau bekerja disini?" Ashley berusaha untuk memfokuskan pikirannya. Ashley tidak ingin terlihat lemah, dia harus terlihat kuat di depan laki-laki itu.

"Iya." Ashley menjawab singkat, tidak tertarik untuk melanjutkan percakapannya dengan Ethan.

Ashley melihat sekilas ke arah Ethan yang tersenyum licik padanya. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh laki-laki itu?

Lift berhenti di lantai 2 dan Ashley berjalan keluar dari lift, tidak betah berduaan dengan Ethan di dalam lift.

Ashley berjalan menuju ke kantin dan membeli makanan yang bisa dibawanya naik ke atas. Dia tidak ingin berlama-lama ada disini. Masih banyak pekerjaan yang harus diurusnya.

Ashley tiba di lantai 8 dan langsung berjalan ke meja kerjanya.

Ashley mengeluarkan sandwich yang tadi dibelinya dan memakannya.

Selesai memakan makan siangnya, Ashley menyelesaikan segala pekerjaannya di hari ini dengan terburu-buru, ingin cepat pulang dan tidur. Dia terlalu lelah dan apa yang dibutuhkannya sekarang hanyalah tidur.

Tak usah diragukan lagi, sesampai di apartemennya, Ashley langsung tertidur tanpa perlu mengganti pakaian atau apapun juga. Dirinya sudah benar-benar lelah.

***

"Andai saja aku bisa berkencan dengan bos. Dia sungguh tampan. Aku tidak akan pernah melepaskannya jika dia benar-benar menjadi milikku."

"Lebih baik kau bermimpi saja. Tidak ada perempuan yang bisa memiliki hati bos."

Selama seminggu ini, Ashley hanya terus mendengar gosip tentang bosnya. Apakah mereka tidak bosan? Memang setampan apa bos mereka?

Apa para perempuan itu tidak bisa sekali saja membahas topik yang lain? Ashley bahkan sampai bosan sendiri saat mereka berharap setidaknya bisa sekali saja tidur dengan bosnya.

Ashley berusaha mengabaikan apa yang rekan kerjanya gosipkan dan mulai memfokuskan pikirannya lagi pada pekerjaannya.

Next update: tomorrow 💙

Lovely Admirer [LS #1] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang