Chapter 8

157K 9.3K 62
                                    

"Masuklah." Ashley mendengar suara itu. Suara itu sangat familiar di telinganya.

Ashley membuka pintu, menutupnya kembali, dan tubuhnya melemas saat melihat siapa bos barunya.

'Tidak mungkin. Tidak mungkin. Tidak mungkin.' Ashley tidak bisa memikirkan apa-apa lagi.

"Apa kau tidak akan menyapa bos barumu?" Ethan tersenyum licik.

'Bagaimana caranya dia dapat melupakan laki-laki ini bila tiap hari dia harus melihat laki-laki ini?'

Ashley melamun dan baru tersadar bahwa Ethan sekarang berada tepat di depannya.

"Wajahmu lucu saat kau melamun." Ethan mendekatkan wajahnya, membuat Ashley semakin tidak dapat berpikir dengan jernih.

Ashley sontak memundurkan badannya, memberi jarak agar dirinya tidak terlalu dekat dengan laki-laki ini.

"Aku rasa aku harus pergi sekarang." Ashley membalikkan badannya dan mendengar Ethan tertawa.

"Apa kau bercanda?"

Ashley membalikkan badannya lagi dan melihat laki-laki itu.

"Aku serius."

"Apa pegawai berhak melakukan ini pada bosnya?" Ethan menemukan hal ini konyol bagi dirinya. Bagaimana mungkin dia tidak marah pada perempuan di depannya ini, yang berbuat tidak sopan padanya?

Bila pegawainya yang lain mengatakan hal itu padanya, dia tidak usah berpikir dua kali untuk langsung memecatnya. Tetapi, perempuan ini berbeda.

"Maaf, tapi aku lebih memilih untuk bekerja dengan Mrs. Jake."

"Apa kau bercanda?" Ethan tertawa pahit. Ada apa sebenarnya dengan perempuan ini?

"Aku serius, Mr. Bradley."

"Tidak semua orang bisa bekerja sebagai asistenku. Dan kau..." Ethan tidak bisa melanjutkan perkataannya. Dia merasa sangat tersinggung sekarang ini. Bagaimana bisa dirinya yang adalah bos disini, ditolak oleh salah satu pegawainya?

"Apa kau sudah selesai berbicara? Kalau sudah, aku pergi dulu. Kau bisa menawarkan pekerjaan ini pada orang lain."

"Kau tidak akan kembali bekerja untuk Mrs. Jake atau siapapun disini selain aku. Kau hanya kuijinkan bekerja sebagai asistenku. Bagaimana, Ashley?"

Ethan sekali lagi berjalan mendekati Ashley.

Ashley memberanikan diri untuk melakukan sesuatu. Dia harus berani. Dia tidak boleh lemah di depan laki-laki ini.

Ashley berjinjit dan membisikkan sesuatu pada Ethan.

"Lebih baik aku bekerja di tempat lain daripada bekerja untukmu, Ethan." Ashley membalikkan badan dan berjalan keluar dari ruangan Ethan.

Bagaimana namanya keluar dari mulut perempuan itu, membuatnya terdiam. Bagaimana mungkin namanya terdengar indah saat keluar dari mulut perempuan itu?

Hal itu membuat Ethan mengatakan janji pada dirinya sendiri, sekali lagi.

"Aku benar-benar akan mendapatkanmu, Ashley."

***

Pulang ke apartemen kecilnya, Ashley langsung duduk di tempat tidurnya, mengambil bantal dan memukul-mukulkannya di kepala.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa? Mengapa? Mengapa?" Ashley berteriak frustasi.

Ashley berjalan, membuka kulkas dan mengambil botol yang berisi air putih. Ashley langsung menenggaknya habis.

Ashley berusaha untuk merangkai kejadian-kejadian yang dialaminya tadi. Sekarang semuanya terasa begitu masuk akal.

Dia yang bertemu dengan Ethan di kantornya selama beberapa kali. Bagaimana mungkin dia tidak memikirkan itu sama sekali?

Lalu apa yang harus dilakukannya? Apa dia betul-betul harus keluar dari tempat kerja impiannya? Apa dia harus bertahan?

Dia tidak yakin bisa mendapatkan pekerjaan sebaik ini bila dia memilih untuk keluar dari sana.

Tetapi dia juga tidak yakin dia akan bisa tetap bertahan bila harus bertemu dengan Ethan tiap hari.

Ashley berjalan kembali ke tempat tidurnya dan langsung melemparkan badannya ke tempat tidur. Dia memilih untuk beristirahat, melupakan ini untuk sementara, sebelum dirinya harus membuat keputusan besar dalam hidupnya.

***

"Apa yang harus kulakukan, Cal?" Ashley menelpon sahabatnya dan langsung menceritakan apa yang terjadi.

"Bagaimana jika kau mencoba untuk bertahan, Ash? Aku yakin kau bisa melakukannya."

"Aku rasa aku tidak bisa. Pasti gagal, Cal." Ashley mendengar sahabatnya itu menghela napas.

"Jika kau memang merasa tidak sanggup, kau lebih baik mencari pekerjaan baru. Aku juga tidak bisa terlalu membantu, Ash. Tapi aku ingin yang terbaik untukmu."

"Baiklah, Cal. Mungkin aku butuh beberapa saat sendiri untuk berpikir apa yang harus kulakukan sekarang."

"Baiklah, Ash. Aku berharap apa yang menjadi pilihanmu adalah pilihan yang terbaik."

"Terima kasih, Cal."

"Sama-sama, Ash."

Sambungan telpon tertutup dan Ashley menghela napas.

'Apa yang harus kulakukan sekarang?' Ashley berpikir dalam hati.

Next update: tomorrow 🙆

Lovely Admirer [LS #1] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang