Chapter 19

135K 8K 6
                                    

Selama Ashley disini, dia hanya mengikuti Ethan kemana-mana. Sudah lewat satu minggu dan masih ada dua minggu untuk berada disini. Apa yang bisa dilakukannya di tempat seperti ini?

Hari ini Ethan memintanya untuk tetap di rumah. Laki-laki itu menyuruhnya bersantai dan beristirahat. Bagaimana dia bisa bersantai disini? Tidak ada apa-apa disini dan dia tak mau bersikap lancang menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di rumah besar ini.

Memilih untuk menghabiskan waktunya memainkan smartphonenya, Ashley mendengar suara Ethan memanggilnya.

"Ash." Ashley melihat Ethan sudah ada dalam satu ruangan dengannya. Ashley hanya memberikan pandangan bertanya-tanya.

"Aku ingin kau bersiap-siap sekarang. Kita akan pergi ke acara ulang tahun Eloquence Coorp."

"Apa?!" Ethan terkejut saat mendengar perempuan itu setengah menjerit.

"Kau bilang padaku bahwa kita hanya pergi ke kantor, tidak ke acara-acara seperti itu. Aku tidak membawa..."

"Aku sudah menyiapkannya untukmu. Margareth akan membawakannya untukmu nanti. Sekarang lebih baik kau bersiap-siap, Ash. Aku tunggu kau di bawah."

Ethan berjalan keluar dari kamar dan Ashley hanya menghela napas.

'Orang kaya.' Ashley memutar bola matanya.

Ashley bangkit dari tempat tidur yang didudukinya dan berjalan ke toilet. Tentu saja, toilet itu besar dan indah. Setidaknya dia bisa menikmati mandi tiap hari disini dengan nyaman.

Saat dia mengeramasi rambutnya, dia mendengar pintu diketuk dari luar.

"Ashley, ini pakaian yang akan kau pakai. Kutaruh dimana?" Ashley mendengar suara Margareth, pelayan kepercayaan di rumah ini.

"Kau taruh di tempat tidur saja, Margareth. Terima kasih."

Setelah membersihkan tubuhnya, Ashley membalut tubuhnya dengan handuk putih yang tersedia. Ashley berjalan keluar dan melihat dress yang ada di tempat tidur itu. Dress itu panjang dengan warna merah gelap. Pertama kali melihatnya, dia sudah jatuh cinta dengan dress itu. Apa dia tak bisa menyimpannya untuk dirinya sendiri?

Ashley mengeringkan badan dan mengenakan dress itu. Dia berjalan ke arah cermin dan tersenyum. Memang terdengar kekanak-kanakan, Ashley memutar tubuhnya sekali dan melihat bagian ujung bawah dress itu ikut bergerak-gerak terkena angin.

'Dress ini sempurna.' Pikir Ashley sambil tersenyum-senyum.

Ashley berjalan menuju ke meja rias yang ada di ruangan itu dan mengeluarkan alat make up yang dibawanya dan segera memoles wajahnya dengan make up secukupnya. Tidak berlebihan sampai wajah aslinya tidak dikenali. Ashley memang tidak suka bila wajah aslinya tertutup make up tebal. Memang dirinya akan terlihat jauh lebih cantik, tapi dia jauh lebih menyukai wajah naturalnya.

Ashley membuka laci meja rias itu dan melihat ada alat penggulung rambut dan memilih untuk menggunakannya. Tapi apa yang terpikirkan dalam dirinya, berapa perempuan yang sudah dibawa laki-laki itu kesini? Laki-laki itu bahkan menyediakan alat-alat rias perempuan. Dan seketika itu juga dia merasa jijik tidur di tempat tidur itu. Berapa perempuan yang sudah ditiduri laki-laki itu?

Ashley mencoba mengabaikannya dan menyibukkan diri untuk menggulung rambutnya. Beberapa saat kemudian, Ashley selesai dengan persiapannya.

Ashley mengeluarkan heels hitam yang dibawanya dan memakainya.

Ashley berjalan turun dari tangga dan melihat Ethan yang terduduk di sofa, sedang sibuk mengetik di smartphonenya. Dia bisa melihat sisi samping laki-laki itu yang terlihat tampan. Dia memang tidak salah menyukai laki-laki itu sejak awal.

Saat itu juga, Ethan melihatnya dan mata mereka bertatapan selama beberapa saat, sebelum Ashley melanjutkan langkahnya menuruni tangga, sedangkan Ethan berjalan menuju ke ujung tangga.

Dan saat dia sudah berada di ujung tangga, laki-laki itu mengarahkan tangannya untuk menggandengnya.

Mereka saling terdiam, hanya bertatapan satu sama lain.

"Kau sangat cantik, Ash." Ashley tidak ingin jatuh terpesona dengan perkataan laki-laki itu dan menanggapinya dengan candaan.

"Sejak kapan perempuan di depanmu ini tidak cantik?" Ethan hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jadi, apa kau sudah siap?" Ashley menganggukkan kepalanya. Mereka berjalan beriringan keluar dari rumah itu dan berjalan menuju ke mobil yang sudah terparkir tepat di depan pintu.

"Selamat malam, Mr. Bradley. Selamat malam, Miss. Carlton." Greg, sopir Ethan, menyapa mereka berdua dan membukakan pintu mobil.

"Perempuan duluan." Ethan tersenyum dan Ashley hanya memutar bola matanya dan masuk ke dalam mobil.

Mobil melaju dan sekitar setengah jam kemudian, mereka tiba di rumah yang tak kalah megahnya dengan rumah Ethan.

Ashley mengaitkan tangannya di lengan Ethan dan mereka berjalan beriringan masuk ke dalam rumah itu. Ashley melihat ruangan yang besar itu sudah diisi dengan banyak orang yang dia yakin adalah orang-orang yang hidup di atas rata-rata semua.

Sekitar 15 menit yang lalu, sang tuan rumah memberi pidatonya dan sekarang mereka sedang mengobrol dengan tuan rumah. Lebih tepatnya, Ashley menemani Ethan mengobrol dengan sang tuan rumah. Dia hanya berdiri di samping laki-laki itu dan tersenyum, menunjukkan sikap ramahnya.

Tapi semua orang pasti memiliki rasa bosan, bukan? Dan itu yang dirasakannya sekarang. Ashley beralasan ingin pergi ke toilet dan merasa lega saat bisa keluar dari keadaan yang sangat membosankan itu. Dia hanya tidak tau apa yang dibicarakan mereka.

Apa yang dibicarakan mereka hanya urusan kantor.

Saat keluar dari toilet, Ashley berencana untuk pergi ke deretan minuman, menghilangkan rasa hausnya. Ashley mendengarkan suara orang yang dikenalnya itu memanggilnya.

"Ashley." Ashley menoleh ke arah orang yang memanggilnya.

Next update: tomorrow 🎀

Lovely Admirer [LS #1] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang