Ashley terbangun dari tidurnya dengan kondisi yang berantakan setelah kemarin dirinya tidak berhenti menangisi Ethan.
Ashley sekali lagi berjanji pada dirinya bahwa dia akan membenci Ethan. Dia akan berusaha sebisanya untuk menjauh dari laki-laki itu.
Ashley bersyukur karena kemarin dia bertemu dengan Ethan secara tidak sengaja. Jadi tidak akan ada kesempatan lain untuk melihat wajah laki-laki itu lagi, bukan?
Iya, kejadian kemarin adalah saat terakhirnya melihat laki-laki itu.
Ashley mencoba menggerak-gerakkan kakinya dan untung saja kakinya sudah tidak sesakit tadi malam. Ashley berjalan menuju toilet, ingin membersihkan dirinya yang acak-acakan.
Sebelum membasuh wajahnya, Ashley memegang tangan kirinya dan terkaget saat sadar bahwa gelang di tangannya hilang.
"Oh tidak. Dimana? Dimana?" Ashley mulai panik, berjalan keluar dari toilet dan melihat ke berbagai arah di apartemen kecilnya.
Ashley mengacak-acak tempat tidurnya, berjongkok untuk mencarinya di lantai, membuka tas dan mengeluarkan semua isinya, tetapi sia-sia. Dia tidak menemukannya.
Gelang pemberian ibunya hilang, begitu saja. Bagaimana bisa dia seceroboh ini? Itu adalah gelang pemberian turun-temurun, dan mengapa harus hilang saat berada di tangannya.
Ashley terduduk di lantai. Hal ini semakin membuatnya depresi. Apa yang harus dia lakukan sekarang?
Acara mandinya batal begitu saja. Lagipula, mandi bisa dilakukan nanti saja, pikirnya.
Ashley mencari smartphone miliknya dan segera menelpon ibunya.
"Mom." Hanya itu yang keluar dari mulut Ashley.
"Hey, darling. Apa kau baik-baik saja? Mengapa kau menangis?" Ashley mendengar suara ibunya yang terdengar cemas.
"Mom. Putrimu ini sangat bodoh."
"Ada apa, Ashley? Ceritakan semuanya pada Mom."
"Aku menghilangkan gelang itu. Gelang pemberian darimu." Seketika itu juga tangis Ashley pecah.
Sekarang yang dia butuhkan adalah dukungan dari orang lain. Ashley merasa dirinya betul-betul hancur.
"Oh, darling. Jangan menangis. Semua akan baik-baik saja."
"Mom tidak marah padaku?"
"Tentu saja aku marah, tapi kau jauh lebih berharga dari gelang itu, darling. Paham?" Ashley menganggukkan kepalanya, walaupun dia tau bahwa ibunya tidak dapat melihatnya sekarang.
"Terima kasih banyak, Mom. Aku sangat mencintaimu."
"Mom juga cinta padamu, Ashley."
Setelah itu Ashley bercakap-cakap dengan ibunya sekitar 30 menit dan semangatnya mulai bangkit. Setidaknya ibunya memberi sedikit semangat.
Ashley selalu terbuka pada ibunya dan dia bercerita tentang kejadian yang dialaminya kemarin.
Ibunya berkata bahwa semua pasti ada waktunya. Ada waktu baginya untuk melupakan laki-laki itu. Ada waktunya dimana dia akan menemukan laki-laki selain Ethan. Dan dia berusaha untuk percaya akan kata-kata yang diucapkan ibunya.
Walaupun dalam hatinya, dia berkata bahwa dia tak akan bisa melupakan laki-laki itu.
***
Seminggu ini, tidak ada yang dapat dilakukan oleh Ashley. Dia hanya menghabiskan waktunya untuk bersantai di apartemen kecilnya. Apa yang dia lakukan hanya sekadar mendengarkan musik, membaca buku, menonton, dan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kata-kata 'malas'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Admirer [LS #1] (COMPLETED)
RomantizmDi masa lalu, Ashley Carlton menyukai Ethan Bradley, sebagai cinta pertamanya. Ashley merasa bahwa Ethan adalah laki-laki yang sempurna. Sampai suatu saat, Ashley mengetahui bahwa Ethan mempunyai kekasih dan sadar bahwa dirinya tidak pernah dilihat...