Chapter 14

145K 8.9K 81
                                    

Di hari dimana Ethan menginap di rumahnya, dia tidak masuk bekerja.

Ethan menyuruhnya. Laki-laki itu menyuruhnya untuk beristirahat. Dan hari ini Ashley harus kembali bekerja.

Tiba di lantai 23, Ashley tampak berpikir. Apakah perlu dia menyapa bosnya? Atau lebih baik bila dia langsung saja masuk ke ruangannya?

'Aku rasa aku akan menyapanya terlebih dahulu, sekalian menanyakan apakah dia butuh kopinya.' Ashley berkata pada dirinya sendiri.

Mengetuk pintu beberapa kali, dia tidak mendapat jawaban dari Ethan. Rasa penasaran memenuhi dirinya dan Ashley membuka pintu.

Melihat kejadian tepat di depan matanya membuatnya sakit hati, sekali lagi. Ada perempuan di pangkuan Ethan dan mereka berciuman. Entahlah. Mungkin lebih.

Ashley sudah merasa kesal. Ethan bahkan tidak sadar Ashley melihat semua kejadian itu.

'Tapi apa pedulinya, Ash? Kau bahkan bukan siapa-siapanya.' Ashley kembali ke ruangannya, terduduk di kursi dan menarik napas sedalam-dalamnya.

Aku harap aku tidak terlalu berharap seperti ini.

***

"Ashley, ke ruanganku. Sekarang." Ethan berkata dengan singkat, padat, dan jelas, melalui telpon. Apa tidak bisa melalui telpon saja? Dia sudah cukup kesal untuk melihat wajah Ethan sekarang.

Ashley berjalan malas-malasan menuju ruangan Ethan.

"Ada apa, Mr. Bradley?"

"Ashley, ada apa denganmu?"

"Apa?" Ashley tidak paham dengan apa yang dikatakan laki-laki yang ada di depannya itu.

"Kau." Ethan berjalan ke tempat dimana Ashley berdiri, dan berdiri tepat di depannya.

"Kau menghindari tatapanku." Ethan berkata sambil berusaha mencari mata hijau milik Ashley. Dia rindu dengan mata indah itu.

Ashley tetap berusaha melihat ke arah lain. Ashley melihat ke bawah, melihat heels yang dipakainya.

"Ashley, lihat aku."

"Ashley."

"Aku bilang, lihat aku!" Ashley terkaget. Ethan marah padanya. Ethan membentaknya.

Ashley langsung mendongakkan kepalanya. Matanya bertemu dengan mata Ethan yang berapi-api. Dia rasa laki-laki di depannya ini benar-benar marah sekarang.

"Puas? Lalu apa yang akan kau lakukan setelah aku menatapmu?"

"Ada apa denganmu?" Ashley melihat rasa cemas di mata laki-laki itu? Ashley langsung menghilangkan pikiran tidak masuk akalnya itu.

"Aku tidak apa-apa. Jadi, bisa aku pergi sekarang?"

"Iya. Kau bisa pergi sekarang." Ashley berjalan keluar dari ruangan laki-laki itu.

Lalu apa maksud laki-laki itu? Menyuruhnya datang ke ruangan hanya untuk saling bertatapan? Apa dia sudah gila?

'Aku rasa dia memang sudah gila.' Ashley menggeleng-gelengkan kepala, berusaha melupakan Ethan.

***

Ethan merasakan ada yang aneh dari perempuan itu. Perempuan itu berusaha menghindari tatapan matanya seharian penuh ini. Tapi kenapa? Apa yang terjadi?

Tidak bisa menahan rasa penasarannya, Ethan menyuruh Ashley untuk datang ke ruangannya.

Sama saja, perempuan itu tetap berusaha menghindari tatapan matanya, sampai-sampai dia harus kehilangan kesabarannya hanya untuk dapat menatap mata perempuan yang indah itu.

Ethan bisa melihat mata perempuan itu yang nampak terluka? Tapi kenapa? Siapa yang berani melukai perempuannya?

'Apakah aku berbuat salah?' Ethan berpikir.

Tapi apa kesalahannya? Dia yakin tidak berbuat apa-apa.

***

Smartphone Ashley bergetar, menandakan ada yang menelponnya. Pertama-tama, Ashley tidak mengangkatnya. Banyak pekerjaan yang masih belum diselesaikannya.

Tetapi smartphonenya tidak berhenti bergetar dan Ashley terpaksa mengangkatnya.

"Hey, Ashley."

"Clement?"

"Iya, ini aku." Ashley mendengar Clement tertawa kecil.

"Bagaimana kau bisa tau nomor telponku?"

"Itu mudah. Membuka smartphone Callista tanpa dia sadari." Ashley tertawa mendengar ucapan Clement.

"Jadi, apa kau ada perlu denganku?"

"Sebenarnya aku ingin mengajakmu untuk membeli hadiah untuk Callista sekarang. Kau ingat bukan, dua hari lagi adalah hari ulang tahunnya."

"Oh. Apakah harus hari ini? Kau tau, aku agak sibuk sekarang."

"Benarkah? Maaf bila mengganggumu."

"Tidak apa-apa. Bagaimana jika besok? Aku akan meluangkan waktu."

"Besok? Baiklah, Ash. Sekarang lebih baik kau melanjutkan pekerjaanmu sebelum bosmu marah." Ashley tertawa kecil.

"Baiklah. Sampai jumpa besok, Clement." Ashley menutup sambungan telponnya dan meletakkan smartphonenya di atas meja.

'Baiklah, Ashley. Kembali bekerja.' Ashley tersenyum. Setidaknya Clement memperbaiki suasana hatinya. Walaupun hanya sedikit.

Lebih tepatnya, sangat sedikit.

Next update: tomorrow 👍

Lovely Admirer [LS #1] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang